*Beberapa saat yang lalu*
“Sir, saya ingin mengundurkan diri,” ucap Bella dengan senyum tipis selagi menatap Kenneth yang sibuk dengan dokumen di atas meja kerjanya.
Pria yang sibuk dengan tugas kantornya itu sontak membeku, dan fokusnya perlahan berpindah dari dokumen menuju wajah Bella yang ayu.
Ekspresi Kenneth yang setelah empat tahun telah lebih santai dan lembut pada Bella pun berubah dingin. Dia tidak suka mendengar permintaan wanita itu.
“Kenapa? Gio membuat ulah apa sampai kau memutuskan ini?”
Bella tersenyum tak berdaya. “Tuan Muda Gio sangat baik, dia tidak berulah.” Wajahnya sedikit tertunduk, ada kesedihan yang tersirat. “Hanya saja, saya harus menikah.”
Kening Kenneth berkerut. “Menikah dengan kekasihmu?” Pria itu tampak bingung.
Empat tahun bekerja, tidak pernah sekali pun Kenneth melihat Bella menaruh perhatian pada hal lain selain putranya. Lalu, bagaimana bisa wanita itu sekarang berkata akan menikah?!
Kepala Bella menggeleng. “Saya tidak punya kekasih, Sir.”
Mata Kenneth pun memicing lantaran dugaannya benar. Alhasil, dia pun merasakan ada yang aneh.
“Lalu, siapa pria yang akan kau nikahi?”
Sungguh, Bella tidak menyangka Kenneth akan bertanya begitu jauh perihal urusan pribadinya. Namun, kalau dipikir-pikir lagi, Bella merasa sangatlah wajar pria tersebut menanyakan semua hal itu. Lagi pula, bagi Kenneth, Bella adalah sesuatu yang tidak boleh kurang dalam hidupnya.
Wanita itu adalah sosok satu-satunya yang bisa mengendalikan sang putra!
Walau gelisah, tapi akhirnya Bella menjawab jujur, “Ayah saya memiliki utang, dan saya harus menikah dengan pria yang meminjamkan uang kepada Ayah saya demi melunasinya.”
Ya, sekali lagi, ayah Bella kembali melakukan kesalahan. Berbeda dari masalah utang empat tahun lalu yang mana Anthony menjadikan rumah mereka jaminan, kali ini pria itu malah menjadikan hidup putrinya jaminan demi melunasi utangnya!
Dan sama seperti empat tahun yang lalu, hati Bella terlalu lemah untuk menelantarkan sikap ayahnya yang tidak bertanggung jawab!
“Menikah dengan saya,” ucap Kenneth membuat mata Bella sontak terbelalak.
Rasanya, Bella salah dengar. Jadi dia tersenyum dan berkata, “Maaf, Sir. Saya sepertinya salah dengar. Tadi Sir bilang apa?”
Tidak mungkin Kenneth mengajaknya menikah. Untuk apa juga?!
Di luar dugaan, Bella kembali mendengar kalimat mencengangkan itu dari pria berparas rupawan di depan mata.
“Menikahlah denganku, setelahnya akan kubayarkan semua hutang itu.” Kenneth berdiri dari kursinya dan menghampiri Bella. Pria itu menjulang tinggi di hadapan wanita tersebut. “Dibandingkan dengan pria asing yang tidak kamu kenal, seharusnya aku adalah pilihan yang jauh lebih baik, bukan?”
Tawaran Kenneth membuat Bella membelalakkan matanya. Bagaimana bisa pria tersebut dengan begitu enteng mengatakan hal seperti itu?!
Melihat keterkejutan di mata Bella, alis kanan Kenneth meninggi, seakan tertarik dengan reaksi pengasuh putranya.
"Kenapa? Kau keberatan?” tanya Kenneth dengan pandangan mempelajari setiap perubahan ekspresi Bella. “Apa pria yang seharusnya kau nikahi itu lebih tampan dibandingkan diriku? Mungkin, dia lebih kaya dariku?”
Mata Bella mengerjap, kepalanya dengan cepat menggeleng. “B-bukan begitu, Sir. Hanya saja–”
Kenneth memotong ucapan Bella, “Kau sudah mengenalku selama empat tahun, seharusnya kau tahu aku orang yang seperti apa.”
Kenneth tidak menerima penolakan. Itu maksud pria tersebut, dan Bella tahu itu.
Bella menundukkan kepalanya. Dia kehabisan kata-kata, "Ini terlalu mendadak," ucap Bella.
"Kau hanya perlu menerima tawaranku, lalu hutang keluargamu akan selesai.”
Tangan Bella mengepal. Kenneth memang lebih baik daripada orang yang belum Bella temui untuk menjadi suaminya suatu hari nanti. Akan tetapi, menikah dengan Kenneth terasa seperti takdir konyol!
Bukan hanya Bella tidak mencintai pria itu, tapi pria tersebut juga yang telah membuat hidupnya terombang-ambing dengan menyewa rahimnya!
Melihat kesulitan di wajah Bella, Kenneth pun berbalik dan berkata, “Kalau kau tidak mau, maka tidak ap–”
“Kenapa?”
Pertanyaan Bella yang memotong ucapannya membuat Kenneth menoleh ke arah wanita itu. Bella tampak menggigit bibirnya yang ranum.
“Kenapa Anda menawarkan pernikahan?” tanya Bella pada akhirnya.
Sungguh Bella penasaran, kenapa Kenneth memberikan penawaran konyol itu? Apa keuntungannya bagi pria tersebut?
“Gio,” jawab Kenneth singkat membuat Bella mengerjapkan mata. “Dia tidak akan suka kalau kau pergi.”
Kenneth melihat keluar jendela, pada sosok sang putra yang berlarian di taman kediaman. Pria itu pun berbalik untuk menatap Bella lurus.
“Karena dia sudah memperlakukanmu seperti ibunya, maka kenapa tidak jadikan saja dirimu ibu Gio yang sesungguhnya?” Kenneth memasukkan dua tangannya ke dalam kantong celana. “Lagi pula, dengan begitu bukan hanya aku tidak perlu lagi khawatir mengenai siapa yang mengurus bocah itu, tapi aku juga bisa membungkam mulut orang-orang yang terus memaksaku untuk menikah.”
Mendengar ucapan Kenneth, Bella mematung di tempat. Mengenai siapa yang menjaga Gio, Bella paham jalan pemikiran pria itu. Akan tetapi, mengenai membungkam mulut orang-orang yang terus memaksanya untuk menikah, Bella tidak mengerti.
Melihat wajah Bella, Kenneth tahu apa yang wanita itu pikirkan. Akhirnya, dia pun berkata dengan tidak sabar, “Bella, aku tidak punya banyak waktu. Mau atau tidak, berikan aku jawabannya sekarang.”
Bella menggigit bibir. Apa dirinya memiliki pilihan lain yang lebih baik?
Akhirnya, Bella pun berkata, “Saya akan menerima tawaran Anda.”
Jawaban Bella membuat Kenneth menganggukkan kepala. Pria itu pun kembali duduk di kursinya dan berkata, “Kita laksanakan pernikahan ini besok.”
Bella kembali ternganga. Namun, sebelum dia bisa bertanya, Kenneth kembali menjelaskan.
“Akan aku berikan uang yang kau perlukan setelah akta pernikahan sudah di tanganku.” Mata Kenneth menatap Bella lurus. “Ingatlah bahwa pernikahan ini tidak akan diketahui oleh banyak orang, apa kamu paham mengenai maksudku?”
Ucapan pria itu sangat jelas, Kenneth tidak ingin ada sembarang orang yang tahu mengenai pernikahan ini untuk menghindari masalah yang tidak diinginkan. Bella tidak masalah, toh pernikahan mereka berawal dari sebuah perjanjian, bukan cinta dan perasaan.
Karena tidak ada masalah lain, Bella pun tersenyum simpul dan berkata, “Tidak ada masalah, Sir. Saya akan mengikuti semua perintah Anda.”
Menikah dengan pria yang merupakan ayah dari anaknya … takdir sepertinya sungguh mempermainkan Bella!
Bella mengenakan gaun putih yang membungkus tubuhnya dengan cantik sementara Kenneth memakai setelan tuksedo rapi, menegaskan betapa rupawan lelaki itu.Pernikahan yang terjadi tanpa berdasarkan cinta, tapi perasaan Bella berdebar tidak karuan karena ini adalah hari ia akan mengucapkan janji suci pernikahan dengan Kenneth.Saat orang lain menikah disaksikan oleh banyak orang, Bella dan Kenneth hanya berdua dan saksi pernikahan hanya asisten pribadi Kenneth, seorang pendeta, dan satu orang lain yang membawa akta nikah sebagai pertanda bahwa pernikahan itu resmi.Sempat Bella gugup hingga pada akhirnya sumpah pernikahan terjadi, ia telah resmi menjadi istri dari seorang Kenneth Riegler."Seperti yang aku janjikan padamu, uang akan kamu dapatkan setelah pernikahan ini selesai dilakukan," ucap Kenneth setelah mereka tiba di rumah.Kenneth memberikan kode pada asistennya untuk datang membawa satu koper uang di depan Bella yang masih memakai gaun pernikahan. Tindakan Kenneth menegaskan sang
"Aku tidak berpikir kamu akan menghabiskan semua uang itu hanya dalam waktu kurang dari sehari setelah pernikahan kita selesai dilakukan."Bella menoleh melihat keberadaan Kenneth bersandar di samping pintu kamarnya sambil melipat tangan di depan perut."Saya hanya membayarkan utang seperti yang telah saya katakan pada Tuan sebelumnya." jawab Bella, mungkin sekarang Kenneth telah berpikir bahwa dirinya sangat gila uang, bagaimana tidak jika uang begitu banyak bisa langsung Bella habiskan.Kenneth berdecak pelan sembari memalingkan wajah dari Bella. "Gio mencarimu, sejak tadi menangis hanya menyebut namamu." katanya bernada ketus entah karena apa.Bella segera menuju kamar putranya melihat Gio yang tidur dengan wajah masih basah oleh air mata, dengan sangat hati-hati Bella mengusap air mata Gio dengan lembut. Mulai sekarang Gio tidak akan berpisah darinya lagi dan seandainya Gio memanggilnya dengan sebutan ibu, Kenneth juga tidak akan lagi marah. Ini … sempurna, bukan?Kecupan lembut
Bella langsung menjauh dari Kenneth setelah lelaki itu menurunkannya, satu alis Kenneth terangkat naik melihat respon Bella."Ini terlalu cepat kalau kita tidur di kamar yang sama, biarkan saya menyiapkan diri lebih dulu." Bella melewati Kenneth menuju pintu keluar tapi tangan Kenneth menahan lengan Bella."Kamu sudah menyetujui perjanjian lalu sekarang kamu akan melarikan diri?"Bella menoleh, dari pada melarikan diri, Bella lebih merasa kondisi seperti ini terlalu mendadak. Pernikahan baru dilakukan tadi, lalu Kenneth langsung membawanya ke dalam kamar pribadi pria ini.Kalau memang pernikahan tersebut dilakukan dengan perasaan saling mencintai satu sama lain maka Bella tidak akan keberatan, masalahnya ini berbeda dan Kenneth tentunya tidak akan percaya kalau sebelumnya Bella tidak pernah tidur dengan seorang pria manapun."Aku tidak melarikan diri, aku hanya belum siap." Dalam hati Bella berharap Kenneth tidak memaksanya, demi apapun kondisi sekarang sangat mendebarkan."Apa yang k
Seharian ini Bella menemani Gio bermain sampai akhirnya Gio bertanya."Mommy, apa daddy sudah menikah dengan Mommy?"Bella tersenyum hambar, pernikahan yang dilakukan bersama Kenneth memang tidak mengikut sertakan Gio, tapi apa bocah empat tahun juga perlu mengerti hal seperti ini? Bella punya beberapa foto yang sengaja di abadikan ketika sumpah pernikahan, tapi Kenneth tentunya tidak mengijinkan foto tersebut dipublikasikan."Gio," Bella menyentuh wajah Gio dengan lembut, "kenapa kamu tiba-tiba bertanya demikian?""Saat aku bermain dengan teman, mereka bilang ayah ibunya punya foto pernikahan besar di rumah mereka, tapi di rumah ini tidak ada satupun foto kebersamaan Mom dan daddy, jadi kalian tidak menikah?"Bella tidak mengerti kenapa anak empat tahun bisa berpikiran sejauh ini, cara berpikir Gio di luar batas anak seusianya, mungkinkah kecerdasan sang ayah juga menurun pada anak? "Kemari, duduk di pangkuan Mommy." ucap Bella. "Mommy dan daddy-mu sudah menikah, tapi … Gio harus m
Setiap hari Kenneth pastinya bertemu dengan Bella sejak perempuan itu menjadi pengasuh Gio, hari ini pun juga masih sama tapi dengan status yang berbeda.Kenneth memperhatikan punggung Bella yang membelakanginya sambil membuat makanan untuk Gio. Semalam wanita ini membuatnya tidak bisa tidur hanya karena memikirkan seperti apa rasanya bibir ranum itu."Sepertinya aku benar-benar gila." gumam Kenneth. Tidak tahan terus berhadapan dengan Bella, pria itu pun berdiri, sudah waktunya berangkat ke kantor.“Aku berangkat." pamitnya.Bella menoleh, "Tunggu sebentar." sambil mengeringkan tangan kemudian menghampiri Kenneth, "dasinya tidak rapi." katanya, tangan Bella terulur memperbaiki dasi Kenneth, sialnya tatapan Kenneth kembali tertuju pada bibir Bella.Hal itu membuat pria tersebut mematung. “Selesai.”Bella mengambil satu langkah menjauh dari Kenneth, tapi dia malah mendapati pria itu terbengong. “Kenneth?”Tersentak dari lamunan, Kenneth mengerjapkan mata. Dia berdeham dan memalingka
Hari sudah menunjukkan pukul delapan tapi Kenneth belum juga keluar dari kamar, biasanya lelaki itu akan keluar dan menikmati sarapan sebelum berangkat ke kantor, tapi tidak biasanya Kenneth terlambat bangun. "Mommy, di mana Daddy?" tanya Gio karena memang saat Gio bangun, Kenneth akan duduk menghadap segelas teh hangat di meja makan. "Gio makan dulu ya, Mom akan melihat apa yang daddy lakukan." ucapnya, Gio mengangguk. Bella melepaskan apron sebelum menuju kamar Kenneth. Tidak biasanya Kenneth masih tidur jam segini, dan benar saja lelaki itu masih tidur menyembunyikan tubuhnya di balik selimut tebal. "Kenneth," panggil Bella, "sarapan sudah aku siapkan." tambahnya sambil membuka korden jendela, tapi Kenneth tidak merespon. Kening Bella mengernyit, ia pun mendekat menyentuh lengan Kenneth merasakan suhu tubuhnya tidak biasa, tangan Bella menyentuh kening Kenneth untuk memastikan. "Astaga, kau demam." seru Bella dengan panik. Kenneth membuka mata, mengapa wanita ini mengganggu t
Kalimat Kenneth mengejutkan Bella, tapi tatapan penuh arti di mata Kenneth juga tidak bisa Bella hindari, ia adalah seorang istri dari pria di depannya ini, jadi bukan hal baru jika pasangan saling menginginkan. “Kamu bisa menyentuhku.” jawab Bella memberikan izin. Dan saat itu Bella merasakan kembali ciuman Kenneth, bibirnya terasa panas ketika saling beradu, sampai tak sengaja Bella jatuh di tempat tidur, berada di bawah tubuh Kenneth. Rasanya aneh ketika tiba-tiba Kenneth meminta izin untuk menyentuh Bella, sikap Kenneth tidaklah demikian, pria ini biasanya bertindak tanpa izin Bella lebih dulu, tapi kali ini sikapnya yang berbeda terasa lebih menghargai sosok Bella dalam hidup Kenneth. Sentuhannya terasa lembut tapi menuntut lebih dalam, detak jantung Bella berdebar tak karuan ketika tangan Kenneth mulai menyusup ke bagian dalam bajunya. Membelai kelembutan dua buah kembar milik Bella, tak sadar suara erangan tipis tak bisa Bella tahan. “Ternyata kau punya wajah yang menawan ji
Gio masuk ke dalam kamar, tanpa ragu naik ke tempat tidur di sebelah Kenneth. "Dad, apa kamu sudah sembuh?" tangan Kecil Gio menyentuh kening Kenneth, melihat itu Kenneth hanya bisa terkekeh geli menyadari putranya sangat peduli."Daddy akan sembuh tidak akan lama lagi, ini hanya kelelahan.""Benarkah?"Kenneth mengangguk, "Dimana mommy?" tanya Kenneth."Mom sedang keluar, dia bilang ingin membeli sesuatu jadi aku harus menjaga daddy di sini." jawab Gio, kening Kenneth setengah mengernyit tapi setelahnya ia memeluk Gio.Sekarang putranya sudah tumbuh menjadi anak yang pandai bicara dan aktif, Bella cukup baik merawat Gio hingga saat ini, di usia yang masih empat tahun tapi Bella sudah mengajarkan dua bahasa untuk Gio."Apa Gio sayang dengan mommy?"Kepala kecil Gio mengangguk, "Mom sangat baik, dia memasak makanan lalu memeluk Gio saat tidak bisa tidur, aku senang punya mommy." jawabnya antusias dan bangga.Sesaat Kenneth merasa ia tidak salah menikah dengan Bella demi kebahagiaan Gi