Seharian ini Bella menemani Gio bermain sampai akhirnya Gio bertanya.
"Mommy, apa daddy sudah menikah dengan Mommy?"
Bella tersenyum hambar, pernikahan yang dilakukan bersama Kenneth memang tidak mengikut sertakan Gio, tapi apa bocah empat tahun juga perlu mengerti hal seperti ini?
Bella punya beberapa foto yang sengaja di abadikan ketika sumpah pernikahan, tapi Kenneth tentunya tidak mengijinkan foto tersebut dipublikasikan.
"Gio," Bella menyentuh wajah Gio dengan lembut, "kenapa kamu tiba-tiba bertanya demikian?"
"Saat aku bermain dengan teman, mereka bilang ayah ibunya punya foto pernikahan besar di rumah mereka, tapi di rumah ini tidak ada satupun foto kebersamaan Mom dan daddy, jadi kalian tidak menikah?"
Bella tidak mengerti kenapa anak empat tahun bisa berpikiran sejauh ini, cara berpikir Gio di luar batas anak seusianya, mungkinkah kecerdasan sang ayah juga menurun pada anak?
"Kemari, duduk di pangkuan Mommy." ucap Bella. "Mommy dan daddy-mu sudah menikah, tapi … Gio harus merahasiakannya okay?”
Mata Gio mengerjap. “Kenapa?”
Bella menelan ludah, mencoba mengeluarkan alasan yang masuk akal.
“Daddy-mu ingin menjadikan ini kejutan untuk semua orang, jadi Gio harus merahasiakannya dulu sampai Daddy-mu siap mengumumkannya, oke?” dalih Bella, setidaknya itu bisa menjawab rasa penasaran putranya sementara waktu.
“Oke!” balas Gio dengan semangat.
Setelah Gio menurut baru kemudian Bella memperlihatkan foto pernikahannya dengan Kenneth.
"Wah, Mommy terlihat sangat cantik!” puji bocah itu seraya memerhatikan foto. Beberapa detik kemudian, bocah itu merengut. “Tapi kenapa aku tidak ada di sana? Kenapa kalian tidak membawaku ikut serta?! Apa kalian tidak menyayangiku lagi?!!"
Bella terkekeh geli memeluk Gio dengan gemas, "Tentu saja Mommy dan Daddy menyayangimu!" jawab Bella.
"Tapi aku tidak ikut berfoto bersama Mommy dan daddy." ucap Gio sekali lagi.
Bella mencium puncak kepala Gio, hasil kesabaran Bella selama ini akhirnya terbayar lunas ketika mendengar Gio memanggilnya ibu, ini seperti hadiah yang luar biasa.
"Bagaimana kalau Mommy dan Gio berfoto berdua." Bella mengarahkan kamera ponsel untuk mengabadikan momen dirinya dan Gio, tapi belum sempat itu terjadi terdengar suara...
"I'm home!" seru Kenneth.
Gio bangkit dari pangkuan Bella kemudian berlari menuju ruang tamu, "Daddy!"
Kenneth siap menangkap lompatan putranya, "Wah, apa ini. Putraku sangat semangat menyambut ayahnya pulang."
"Dad, kamu menikah dengan Mommy kenapa tidak mengundangku?" protes Gio.
Kenneth melihat ke arah Bella.
"Gio bertanya apa kita sudah menikah, jadi aku menunjukkan foto pernikahan." jawab Bella ragu.
"Don't worry, Dad. Aku bisa merahasiakannya." Gio menutup bibir dengan tangan mungilnya.
Kenneth menurunkan Gio, "Pergi ke kamarmu, Daddy dan Mommy-mu ingin berbicara sesuatu." kalimatnya dipatuhi dengan baik oleh Gio,
Kenneth memberikan kode agar Bella masuk ke dalam ruang kerja, di dalamnya kini hanya ada mereka berdua.
Kecanggungan masih terasa, atmosfer ruangan seperti menekan keberadaan Bella di dalam ruangan itu sampai rasanya menyesakkan, terlebih lagi aura bawaan yang Kenneth tunjukkan selalu dingin tak tersentuh, menghadapinya langsung seperti ini kerap kali membuat Bella berdebar takut.
"Kamu bisa memarahiku." ucap Bella pasrah, ia mengakui tindakannya salah.
"Aku tidak menyalahkanmu karena menunjukkan foto pernikahan kita pada Gio, tapi tindakanmu ini menunjukkan perilakumu terlalu semangat di hari pertama kau menjadi ibu untuk putraku."
Bella menunduk memainkan jari tangannya, Kenneth tidak berniat menjauhkannya dari Gio, kan?
Hembusan nafas Kenneth terdengar sampai telinga Bella, apa lelaki ini benar-benar marah? Tiba-tiba saja dagu Bella diangkat oleh Kenneth untuk mendongak ke arah wajah dingin pria itu.
"Seberapa jauh kamu ingin bergabung di keluargaku, apa memang dari awal itu adalah rencanamu?"
Bella langsung menggeleng, tidak ada niat sedikitpun terlintas di pikiran Bella kalau suatu hari nanti akan menjadi istri dari seorang Kenneth Riegler. Tapi di sisi lain, Bella memang sangat ingin Gio memanggilnya ibu secara langsung, hal seperti itu tak perlu menikah dengan Kenneth, namun takdir berkata lain yang membuat Bella dengan Kenneth justru terikat hubungan pernikahan.
"Katakan sesuatu dari bibirmu, mengapa hanya diam?"
Kenneth menatap bibir Bella, ranum berwarna merah muda alami tanpa polesan lipstik, apa wanita ini memang secantik itu tanpa Kenneth sadari selama empat tahun mengenalnya?
"Aku tidak tahu harus mengatakan apa, aku yang salah menunjukkannya pada Gio tanpa izin darimu," jawab Bella, bibirnya yang bergerak semakin menarik perhatian Kenneth.
Lelaki itu tiba-tiba menghindari Bella lebih dulu, mundur satu langkah sebelum kegilaan semakin menguasai pikirannya. Sesaat ada keinginan yang menyarankan Kenneth mencium Bella, pikiran macam apa itu mendadak muncul begitu saja.
Pemikiran Kenneth terhadap wanita masih sama, mereka semua penuh tipu muslihat, jadi tak mungkin hatinya dengan mudah berpaling hanya dengan melihat wajah Bella dari jarak sedekat ini.
"Pergilah, aku harap tindakanmu tidak berlebihan untuk putraku."
Bella mengangguk, segera ia keluar sebelum Kenneth berubah pikiran.
Kenneth menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, menghembuskan nafas berat mengingat ada keinginan sesaat untuk merasakan seperti apa bibir Bella ketika ia menciumnya.
Dia tidak pernah tertarik dengan wanita manapun selama ini, baginya semua wanita itu sama-sama liciknya. Ada kebencian yang tertanam di hati Kenneth untuk kaum wanita.
Tapi tadi, kenapa dia merasakan hal yang sangat aneh? Ingin menciumnya? Pikiran gila macam apa itu?!
“Menggelikan."
Kenneth berusaha menepis pikirannya mengenai Bella, tapi semakin ia paksa justru keinginan untuk mencium bibir Bella terus menghantui pikirannya.
"Sialan!" umpatnya.
Setiap hari Kenneth pastinya bertemu dengan Bella sejak perempuan itu menjadi pengasuh Gio, hari ini pun juga masih sama tapi dengan status yang berbeda.Kenneth memperhatikan punggung Bella yang membelakanginya sambil membuat makanan untuk Gio. Semalam wanita ini membuatnya tidak bisa tidur hanya karena memikirkan seperti apa rasanya bibir ranum itu."Sepertinya aku benar-benar gila." gumam Kenneth. Tidak tahan terus berhadapan dengan Bella, pria itu pun berdiri, sudah waktunya berangkat ke kantor.“Aku berangkat." pamitnya.Bella menoleh, "Tunggu sebentar." sambil mengeringkan tangan kemudian menghampiri Kenneth, "dasinya tidak rapi." katanya, tangan Bella terulur memperbaiki dasi Kenneth, sialnya tatapan Kenneth kembali tertuju pada bibir Bella.Hal itu membuat pria tersebut mematung. “Selesai.”Bella mengambil satu langkah menjauh dari Kenneth, tapi dia malah mendapati pria itu terbengong. “Kenneth?”Tersentak dari lamunan, Kenneth mengerjapkan mata. Dia berdeham dan memalingka
Hari sudah menunjukkan pukul delapan tapi Kenneth belum juga keluar dari kamar, biasanya lelaki itu akan keluar dan menikmati sarapan sebelum berangkat ke kantor, tapi tidak biasanya Kenneth terlambat bangun. "Mommy, di mana Daddy?" tanya Gio karena memang saat Gio bangun, Kenneth akan duduk menghadap segelas teh hangat di meja makan. "Gio makan dulu ya, Mom akan melihat apa yang daddy lakukan." ucapnya, Gio mengangguk. Bella melepaskan apron sebelum menuju kamar Kenneth. Tidak biasanya Kenneth masih tidur jam segini, dan benar saja lelaki itu masih tidur menyembunyikan tubuhnya di balik selimut tebal. "Kenneth," panggil Bella, "sarapan sudah aku siapkan." tambahnya sambil membuka korden jendela, tapi Kenneth tidak merespon. Kening Bella mengernyit, ia pun mendekat menyentuh lengan Kenneth merasakan suhu tubuhnya tidak biasa, tangan Bella menyentuh kening Kenneth untuk memastikan. "Astaga, kau demam." seru Bella dengan panik. Kenneth membuka mata, mengapa wanita ini mengganggu t
Kalimat Kenneth mengejutkan Bella, tapi tatapan penuh arti di mata Kenneth juga tidak bisa Bella hindari, ia adalah seorang istri dari pria di depannya ini, jadi bukan hal baru jika pasangan saling menginginkan. “Kamu bisa menyentuhku.” jawab Bella memberikan izin. Dan saat itu Bella merasakan kembali ciuman Kenneth, bibirnya terasa panas ketika saling beradu, sampai tak sengaja Bella jatuh di tempat tidur, berada di bawah tubuh Kenneth. Rasanya aneh ketika tiba-tiba Kenneth meminta izin untuk menyentuh Bella, sikap Kenneth tidaklah demikian, pria ini biasanya bertindak tanpa izin Bella lebih dulu, tapi kali ini sikapnya yang berbeda terasa lebih menghargai sosok Bella dalam hidup Kenneth. Sentuhannya terasa lembut tapi menuntut lebih dalam, detak jantung Bella berdebar tak karuan ketika tangan Kenneth mulai menyusup ke bagian dalam bajunya. Membelai kelembutan dua buah kembar milik Bella, tak sadar suara erangan tipis tak bisa Bella tahan. “Ternyata kau punya wajah yang menawan ji
Gio masuk ke dalam kamar, tanpa ragu naik ke tempat tidur di sebelah Kenneth. "Dad, apa kamu sudah sembuh?" tangan Kecil Gio menyentuh kening Kenneth, melihat itu Kenneth hanya bisa terkekeh geli menyadari putranya sangat peduli."Daddy akan sembuh tidak akan lama lagi, ini hanya kelelahan.""Benarkah?"Kenneth mengangguk, "Dimana mommy?" tanya Kenneth."Mom sedang keluar, dia bilang ingin membeli sesuatu jadi aku harus menjaga daddy di sini." jawab Gio, kening Kenneth setengah mengernyit tapi setelahnya ia memeluk Gio.Sekarang putranya sudah tumbuh menjadi anak yang pandai bicara dan aktif, Bella cukup baik merawat Gio hingga saat ini, di usia yang masih empat tahun tapi Bella sudah mengajarkan dua bahasa untuk Gio."Apa Gio sayang dengan mommy?"Kepala kecil Gio mengangguk, "Mom sangat baik, dia memasak makanan lalu memeluk Gio saat tidak bisa tidur, aku senang punya mommy." jawabnya antusias dan bangga.Sesaat Kenneth merasa ia tidak salah menikah dengan Bella demi kebahagiaan Gi
Setelah memastikan Gio tidur, Bella masuk ke kamar Kenneth dan melihat pria itu duduk memegang ipad.Dengan ragu bibir Bella berkata, "Mengenai tadi...," kalimatnya belum selesai ketika tangan Kenneth terangkat kemudian menariknya mendekat.Bella duduk di sebelah Kenneth, sebenarnya Bella masih malu jika ingat kejadian ketika ia berciuman dengan lelaki ini justru kepergok oleh Gio."Sepertinya aku yang terlalu terburu-buru, hubungan ini terlalu mendadak dan kita perlu membiasakan diri lebih dulu." Kenneth menyadari tindakan yang ia lakukan, bagaimanapun ia dan Bella sudah menikah jadi tentunya butuh membiasakan diri untuk saling mengerti posisi mereka sekarang seperti apa."Aku tidak mempermasalahkan tindakanmu, bagaimanapun sekarang ini statusku adalah istrimu." jawab Bella.Kenneth menggenggam satu tangan Bella, "Empat tahun aku mengenalmu, sepertinya aku terlalu banyak mengabaikan keberadaanmu di sini.""Itu hal wajar, posisiku di rumah ini hanyalah seorang pengasuh untuk Gio." uc
Bella masih teringat pesan singkat yang masuk di ponsel Kenneth tengah malam tadi, siapa wanita bernama Jessy sampai dia berani menyatakan kerinduannya pada Kenneth.Tatapan Bella melihat Kenneth sudah rapi berjalan ke arah meja makan, beberapa jenis makanan sudah Bella siapkan termasuk makanan kesukaan Kenneth."Aku lupa mengatakan sesuatu," ucap Kenneth, Bella pun menoleh dan Kenneth menatapnya, "kamu sering menyiapkan sarapan setiap hari untukku dan Gio, semua masakanmu adalah kesukaanku tapi aku tidak pernah bertanya, apa makanan kesukaanmu.""Aku bukan pemilih makanan." jawab Bella."Setidaknya kamu pasti punya salah satu jenis makanan favorit." balas KennethBella tersenyum tipis, ingin rasanya bertanya siapa wanita bernama Jessy yang mengirim pesan pada Kenneth semalam, tapi Bella tidak berani bertanya karena itu termasuk hal pribadi Kenneth yang tidak bisa Bella ganggu.Tapi pikiran Bella yang terganggu mengenai sosok Jessy."Aku suka seafood." jawab Bella pada akhirnya.Tapi
Hari ini Kenneth pulang terlambat, dalam pikiran Bella apa mungkin Kenneth menemui Jessy lagi? Mau di lihat dari mana pun juga terlihat jelas bahwa Jessy cantik dan sexy, dia juga ternyata seorang artis di perusahaan Kenneth.Bella menghembuskan nafas, tangannya membelai kening Gio yang sudah tidur. Sebuah kecupan Bella berikan, selimut ia perbaiki untuk Gio sebelum keluar.Kenneth terlihat baru pulang, tapi ada aroma alkohol ketika Kenneth melewati Bella."Kau mabuk?" tanya Bella."Ada acara kantor yang mengharuskan aku untuk hadir, tadi hanya segelas yang aku minum jadi itu tidak membuatku mabuk." jawab Kenneth.Bella mengikuti Kenneth sampai di kamar mereka, Kenneth melepaskan kemeja miliknya kemudian baru menyadari ada be
Bella dan Kenneth masih tidur ketika Gio membuka kamar dan naik ke tempat tidur memeluk Bella."Mom, Dad. Ayo bangun, ini akhir pekan!" seru Gio.Kenneth menarik Gio, mendekapnya sampai tubuh kecil Gio hilang di dekapan Kenneth, "Apa yang kamu inginkan kalau sekarang akhir pekan, hm?" tanya Kenneth."Daddy tidak bekerja hari ini, aku ingin melihat ikan yang banyak. Ayo pergi denganku, mommy juga akan ikut dengan kita."Kenneth mencium kening putranya sementara Bella bergerak duduk, mengusap wajahnya dengan telapak tangan."Akan aku siapkan sarapan untuk kalian lebih dulu." ucap Bella tapi Gio justru menarik bajunya."Tidak perlu, aku ingin makan bersama kalian di luar. Jadi ayo be