Share

Bab 9. Efek Demam

Hari sudah menunjukkan pukul delapan tapi Kenneth belum juga keluar dari kamar, biasanya lelaki itu akan keluar dan menikmati sarapan sebelum berangkat ke kantor, tapi tidak biasanya Kenneth terlambat bangun.

"Mommy, di mana Daddy?" tanya Gio karena memang saat Gio bangun, Kenneth akan duduk menghadap segelas teh hangat di meja makan.

"Gio makan dulu ya, Mom akan melihat apa yang daddy lakukan." ucapnya, Gio mengangguk.

Bella melepaskan apron sebelum menuju kamar Kenneth. Tidak biasanya Kenneth masih tidur jam segini, dan benar saja lelaki itu masih tidur menyembunyikan tubuhnya di balik selimut tebal.

"Kenneth," panggil Bella, "sarapan sudah aku siapkan." tambahnya sambil membuka korden jendela, tapi Kenneth tidak merespon.

Kening Bella mengernyit, ia pun mendekat menyentuh lengan Kenneth merasakan suhu tubuhnya tidak biasa, tangan Bella menyentuh kening Kenneth untuk memastikan.

"Astaga, kau demam." seru Bella dengan panik.

Kenneth membuka mata, mengapa wanita ini mengganggu tidurnya?

Perlahan Kenneth menahan tangan Bella, "Apa yang kau lakukan?"

"Sebentar, aku akan mengambilkan obat untukmu." Bella melepaskan tangan dari genggaman Kenneth, bergegas keluar membawa makanan serta obat. 

Sementara Kenneth menyentuh keningnya, hari ini ada pekerjaan penting tapi tubuhnya tidak punya cukup banyak tenaga, sudah jam berapa sekarang?

Dengan langkah gontai, Kenneth membasuh wajahnya sebelum menuju ruang kerja dan meraih MacBook untuk melanjutkan pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. 

Bella masuk ke ruang kerja Kenneth, wanita itu meletakkan nampan di atas meja lalu menarik MacBook dari pangkuan lelaki itu.

"Tidak perlu bekerja untuk hari ini, kamu cukup istirahat lebih dulu."

"Apa kau mulai mengaturku?" geram Kenneth.

Bella menoleh, "Apa menurutmu aku akan diam saja melihatmu sakit? Aku tahu kamu punya banyak pekerjaan, tapi kesehatanmu itu penting."

Kenneth menepis kasar tangan Bella, setelah menikah, wanita ini mulai bertindak berani, bukan Kenneth tidak suka tapi ia belum terbiasa dengan perhatian Bella.

"Jangan keras kepala Kenneth, lagi pula mengapa tengah malam kamu bangun untuk mandi, kamu tahu itu tidak sehat tapi kamu justru melakukannya."

Kedua alis Kenneth terangkat naik, jadi semalam Bella melihatnya saat bangun untuk mandi? 

“…” Kenneth tidak tahu harus bicara apa.

Ah terserah, Kenneth harus bekerja meski tidak berangkat ke kantor! 

"Jadi apa yang membuatmu mandi tengah malam?" tanya Bella.

Kenneth terdiam, tak mungkin ia mengatakan kalau dia menginginkan Bella dalam mimpinya. Itu terlalu memalukan untuk diceritakan langsung pada pelaku yang bersangkutan!

"Menjauh dariku, jangan berusaha menghalangiku untuk bekerja!" Kenneth sampai harus mendorong Bella menyingkir dari hadapannya untuk mengambil kembali MacBook.

Bella mematung, menarik nafas dalam kemudian menghelanya, "Aku sudah membawa makanan untukmu. Kau harus makan dulu sebelum meneguk obat." ucap Bella setengah memaksa.

"Baiklah, berikan makanannya padaku."

Bella mengambil kembali nampan dari meja menghampiri Kenneth yang sudah duduk, saat lelaki itu akan mengambil mangkuk makanan, Bella menahan tangan Kenneth.

"Biar aku yang menyuapkan untukmu, kondisimu mengkhawatirkan untuk memegang piring makanmu."

Kenneth menghela nafas, "Menurutmu aku selemah apa sampai tak mampu mengangkat satu piring?"

"Tidak perlu memprotes, izinkan aku bersikap menjadi istri yang baik untukmu." sahut Bella.

__

Siang harinya Bella melihat Kenneth masih bekerja padahal wajah Kenneth terlihat merah menahan demam yang masih lelaki itu rasakan, kenapa pria satu ini sangat keras kepala.

"Hentikan pekerjaanmu."

Kenneth menoleh, apalagi sekarang? Tapi di luar dugaan karena Bella menarik tangannya berdiri dari kursi menuju kamar tidur, Gio yang asik bermain melihat pemandangan tersebut tentu saja mengikuti apa yang kedua orang tuanya lakukan.

Tiba di kamar, niat Bella ingin membantu Kenneth berbaring tapi ia justru tak sengaja jatuh di atas tubuh Kenneth.

"Jadi kau berusaha untuk menggodaku?" kedua tangan Kenneth memeluk Bella, tak membiarkan wanita ini langsung bangkit dari atasnya sampai suara Gio terdengar.

"Aku juga ikut bermain!" sambil tertawa melompat naik ke atas punggung Bella.

Bella dan Kenneth saling bertatapan dari jarak yang sangat dekat, bahkan jika Kenneth mau ia bisa saja langsung mencium bibir Bella saat ini juga, tapi tidak ia lakukan.

"Gio, bisa kamu turun sebentar?" ucap Bella, sekarang ini detak jantungnya mulai menggila berada begitu dekat dengan Kenneth.

"Aku juga ingin bermain." sahut Gio.

"Gio, ayahmu sedang sakit. Kita tidak sedang bermain." jawab Bella, Gio baru turun dari punggung Bella untuk memeriksa kondisi Kenneth dengan tangan kecilnya.

Bella buru-buru bangun menormalkan detak jantungnya yang berdebar-debar, "Gio, marahi ayahmu yang keras kepala ini tidak ingin minum obatnya."

"Dad, obat tidak akan memakan daddy." ucap Gio dengan wajahnya gemasnya terlihat meyakinkan, Bella sampai tersenyum melihat Gio menirukan caranya ketika Gio tidak ingin minum obat.

Kenneth menatap Bella tapi wanita itu justru tersenyum, "Baiklah, kemarikan obatnya."

"Yes, Good Daddy." Gio menepuk tepuk kening Kenneth, sama seperti ketika Gio menuruti ucapan Bella, wanita itu akan mengusap kening Gio.

"Kau yang mengajarinya?" tanya Kenneth.

"Putramu peniru yang baik." jawab Bella.

Kenneth menerima obat pemberian Bella, membiarkan wanita ini merawatnya dengan baik di temani oleh Gio. Kenneth hanya bisa pasrah untuk saat ini, tapi hatinya merasa nyaman mendapatkan perhatian yang jarang Kenneth dapatkan.

Sebuah handuk kecil Bella gunakan mendinginkan demam di tubuh Kenneth sementara Bella dan Gio asik bermain di sebelah Kenneth berbaring, Kenneth pikir tak ada ketulusan dari semua wanita sampai ia melihat secara langsung sosok wanita rela merawat putranya yang kini merawatnya juga.

Suara tawa Gio saat bermain dengan Bella terdengar sangat tulus, setengah jam kemudian Gio tertidur.

Sekali lagi Bella memastikan kondisi Kenneth, "Demamnya masih belum turun."

Kenneth memperhatikan Bella, apa yang membuat wanita ini peduli padanya setelah apa yang sudah Kenneth lakukan. Handuk dingin kembali menyentuh keningnya, terasa sangat nyaman.

"Aku akan membawa Gio ke kamarnya, jadi istirahat dengan baik." pamit Bella, dengan hati-hati menggendong Gio keluar kamar, melihat itu Kenneth bergegas mengambil ipad untuk melanjutkan pekerjaan tanpa Bella ketahui, dan setiap Bella datang maka Kenneth langsung menyembunyikan ipad di bawah selimut.

Bella pikir Kenneth sudah bisa istirahat dengan nyaman selepas minum obat sehingga tidak Bella perhatikan lagi sampai persiapan makan malam dilakukan.

Malam harinya Bella sibuk menyiapkan makanan bersama Gio di dapur karena sejak tadi Kenneth tidak keluar kamar, lelaki itu pasti istirahat dengan cukup tanpa gangguan.

Selesai menyiapkan makanan, Bella berniat memanggil Kenneth, namun ia justru mendengar suara benda jatuh dari arah kamar lelaki itu, suaranya cukup keras jadi Bella buru-buru melihat apa yang terjadi.

Tubuh Kenneth sudah ada di atas lantai yang dingin.

"Ya ampun, Kenneth!” Bella membantu Kenneth bangun, lalu terkejut dengan betapa panasnya tubuh pria tersebut. “Suhu tubuhmu semakin parah!"

Pandangan Kenneth buram, kepalanya menjadi pusing tapi suara panik Bella terdengar jelas. Apa perempuan ini mengkhawatirkannya? 

Entah berapa lama waktu berlalu selama Bella menjaga dan merawat Kenneth. Akan tetapi, semakin lama Kenneth semakin kesulitan membandingkan antara mimpi dan bukan.

Sentuhan tangan Bella saat mengelap keringat di dahi dan lehernya membuat Kenneth merasakan desiran tak tertahankan di tubuhnya. 

“Sudah kukatakan jangan bekerja, masih memaksa,” gerutu Bella selagi merawat Kenneth. “Bagaimana bisa sembuh kalau–”

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, satu tangan Kenneth menahan tangan Bella, lalu tanpa permisi menarik tengkuk perempuan itu dan menciumnya, membuat kedua bola mata Bella membelalak.

Begitu lama ciuman itu terjadi, terasa panas dan menggairahkan. Saat Bella kehabisan napas, Kenneth melepaskan ciumannya dan menatap Bella dengan wajahnya yang diselimuti keinginan terselubung.

Bella mendengar suara bariton Kenneth berkata, "Bella, aku menginginkanmu …."

SILAN

Hello, Silan kembali lagi. Jangan lupa dukung aku ya, komentar kalian itu adalah penyemangat buat penulis :)

| 2
Comments (6)
goodnovel comment avatar
kakmiya 2021
bagus tidak terlalu rumit untuk memahami jalan cerita
goodnovel comment avatar
Tutik Harawati
alur critanya bagus dan sangat terkesan membacanys
goodnovel comment avatar
Aminah Ami
menarik sekali, lanjutkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status