Share

Bab 2. Menikahi ayah putraku?

Kediaman Riegler. 

Di kediaman mewah yang tampak mirip dengan mansion-mansion orang kaya di drama kesukaannya, terlihat sosok Bella duduk di sebuah kursi sembari menatap dengan khawatir situasi sekitar. 

Ada lima orang wanita lain dengan tubuh tegap dan sikap profesional yang berada di ruangan tersebut bersamanya. Mereka adalah kandidat ibu susu untuk putra tunggal ahli waris Keluarga Riegler yang ternama, Kenneth Riegler. 

Bella … adalah kandidat keenam.

Saat pintu terbuka, suara tangis seorang bayi memekakkan telinga. Bella yakin itu adalah suara putranya!

“Berikutnya!” teriak seorang pria yang ingin mengetes kandidat berikutnya.

Detak jantung Bella begitu cepat. Gilirannya masih lama, dan dia berdoa agar putranya itu tidak akan memilih ibu susu lain selain dirinya. 

Satu persatu kandidat dipanggil, dan setiap dari antaranya keluar dengan wajah suram lantaran tidak diterima oleh bayi yang terus menangis itu.

“Cengeng sekali sih! Heran anak orang kaya minum ASI aja rewel,” gerutu salah seorang kandidat yang keluar dengan kesal.

Saat giliran kandidat yang kelima, pintu pun akhirnya terbuka. Lalu, seorang pria yang sebelumnya telah memperkenalkan diri sebagai asisten pribadi Kenneth tampak menatap Bella.

"Nyonya Isabella Guero," panggilnya, "kandidat kelima telah terpilih menjadi ibu susu untuk Tuan Muda Riegler, sopir pribadi kami akan mengantarkan Anda untuk pulang."

Sontak saja Bella kaget, "Tuan, apa tidak ada kesempatan untuk saya mencoba?" Bella berusaha menawar.

Alis kanan asisten pribadi Kenneth meninggi, tampak bingung kenapa Bella begitu gigih.

“Kandidat kelima sudah diterima oleh Tuan Muda lantaran dia tidak menangis saat meminum ASI-nya seperti dengan kandidat sebelum-sebelumnya. Karena sudah menemukan yang tepat, maka kami tidak mencari yang lain lagi,” jelas sang asisten pribadi dengan sabar. 

Ucapan itu membuat hati Bella hancur. Sirna sudah kesempatannya untuk menjadi pengasuh sang putra. 

Sepertinya, memang sesuai perjanjian … dirinya harus pergi meninggalkan sang putra.

Dengan pemikiran itu, Bella pun berbalik dan meraih tasnya, bersiap untuk pergi meninggalkan kediaman. Namun, mendadak–

BRAK!

Tiba-tiba saja pintu ruang tempat putra Bella berada terbuka dengan kasar, kandidat kelima yang Bella pikir telah terpilih sebagai ibu susu putranya justru dihempaskan keluar dengan kasar oleh seorang pria.

“Enyah kau dari sini!” geram pria beralis hitam tebal dengan tatapan gelap yang tajam bak elang.

Dengan hidung mancung, bibir tipis, dan rahang tegas, sosok tampan tersebut mampu memukau semua wanita yang pertama kali melihatnya. Namun, tidak dengan Bella yang malah merasa ngeri lantaran pancaran mata dingin sang pria seakan bisa membunuhnya.

"Tuan!" Tampak kandidat keempat memohon di kaki Kenneth, tapi dengan kasar Kenneth menendangnya menjauh tanpa kasihan.

Kejam … itulah yang Bella pikirkan. 

Menendang seorang wanita seperti itu, bagaimana pria itu bisa tega?!

“Tuan Kenneth!” panggil sang asisten pribadi dengan wajah panik. “Ada apa?!” tanyanya seraya mencoba menenangkan tuannya.

Bella sontak membelalak ketika mendengar nama pria tersebut. ‘Kenneth? Itu Kenneth Riegler?! Ayah dari putraku?!

Sementara Bella terkejut dengan kenyataan itu, Kenneth menuding kandidat keempat itu sembari menatapnya penuh kebencian. “Ray! Aku tidak mau melihat wanita ini lagi, usir dia dari rumah ini dan jangan pernah izinkan dia masuk kembali! Penjarakan dia atas apa yang sudah dilakukan!" ujar Kenneth marah. “Beraninya dia mencoba untuk membekap mulut putraku agar tidak menangis!”

Semua orang terkejut mendengar hal itu, terutama Bella. Beraninya wanita itu melakukan hal tersebut pada putranya!

Namun, sebelum Bella melakukan apa pun, Raymond–asisten pribadi Kenneth–terlebih dahulu mengambil tindakan dengan menyuruh penjaga kediaman untuk menyeret kandidat kelima keluar.

Sewaktu Bella memerhatikan kepergian kandidat kelima, dia tersentak kaget melihat tatapan Kenneth tiba-tiba ke arahnya.

"Kau!" tunjuknya, "apa yang kau lihat?!"

"Tuan, ini kandidat ibu susu terakhir untuk Tuan Muda," jelas Raymond.

Tatapan tajam Kenneth membuat Bella ketakutan, sampai rasanya untuk menelan ludahnya sendiri terasa sangat sulit.

"Kenapa diam saja?! Cepat masuk! Kau tidak dengar putraku menangis kelaparan?!" ujar Kenneth lagi.

"Nyonya, sebaiknya Anda masuk sebelum Tuan semakin marah," tegur asisten Kenneth berbisik.

Bella mengangguk pelan, melangkah ke dalam ruangan yang kini terdengar lagi suara bayi kembali menangis. 

Bayi kecil terbaring di atas tempat tidur, menangis tanpa henti.

Tanpa pikir panjang Bella meraih bayi itu dalam pangkuannya.

Kenneth menutup pintu, bersandar memperhatikan.

"Tuan, bisakah Anda mengizinkan saya untuk menyusui putra Anda?"

"Lakukan,” balas Kenneth singkat.

Bella mengerjapkan mata, bingung. Apa pria itu akan tetap di sana selagi memerhatikan dirinya? Orang mesum macam apa–

"Kandidat kelima hampir membunuh putraku, apa kamu kira aku akan membiarkanmu berdua saja dengan putraku?” Seakan bisa membaca pikiran Bella, Kenneth langsung menjelaskan dengan nada ketus.

Bella menatap wajah mungil di pangkuannya, merasa tidak punya pilihan, ia pun membelakangi Kenneth yang masih bersandar di daun pintu selagi melihat ke arahnya.

Saat Bella mulai menyingkap bajunya, Kenneth memalingkan wajah ke arah lain. 

Tampaknya, bukan hanya Bella yang merasa canggung.

Saat Bella mendekatkan wajah bayi itu ke tubuhnya, dia mulai merasakan bibir mungil itu menghisap cairan yang sempat tertahan dalam tubuhnya. Dalam diam, bayi itu pun menyusu pada Bella.

Sepertinya, bayi memang memiliki ikatan batin dengan ibunya. Sama seperti putra Bella yang langsung tenang berada dalam pelukan wanita itu.

Hanya butuh beberapa menit sampai akhirnya bayi itu benar-benar terlelap, dengan sangat hati-hati Bella membaringkan putranya di tempat tidur, memberikan kenyamanan yang bisa bayi rasakan.

“Tuan, sudah selesai,” ucap Bella seraya menatap ke arah Kenneth yang tampak terkejut dengan betapa lancarnya wanita itu menidurkan putranya.

Dengan wajah yang masih dingin, pria itu pun berkata, “Kau terpilih untuk menjadi pengasuh putraku mulai hari ini, tugasmu adalah merawatnya dengan baik, aku akan memantau terus tindakanmu terhadap putraku." Lepas mengatakan itu Kenneth pun keluar.

Melihat wajah mungil putranya yang tertidur lelap, mata Bella terasa panas. ‘Putraku … Ibu akan menjagamu sepenuh hati, Nak.

Sejak saat itu Bella menjadi ibu susu dan pengasuh untuk putranya sendiri. 

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Bayi mungil berkulit merah kini sudah menjadi anak kecil menggemaskan yang pandai berbicara.

Giovano Riegler, putra Bella itu tumbuh dengan baik di bawah asuhannya selama empat tahun lamanya.

Sayangnya, hari-hari penuh ketenangan dan senyuman itu tidak bertahan lama.

Empat tahun bekerja di bawah Kenneth, pria itu akhirnya melontarkan kalimat gila yang menggemparkan hidup Bella.

“Menikah dengan saya,” ucap Kenneth yang duduk di kursi kebesarannya selagi Bella yang berdiri di hadapannya terbelalak. 

“Maaf, Sir. Saya sepertinya salah dengar. Tadi Sir bilang–” 

“Isabella Guero, kamu tidak salah dengar,” potong Kenneth dengan wajah datarnya yang tampak serius. “Menikahlah denganku.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Siska Putri
good story
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status