Share

Bab 4. Ayah jahannam

Bella mengenakan gaun putih yang membungkus tubuhnya dengan cantik sementara Kenneth memakai setelan tuksedo rapi, menegaskan betapa rupawan lelaki itu.

Pernikahan yang terjadi tanpa berdasarkan cinta, tapi perasaan Bella berdebar tidak karuan karena ini adalah hari ia akan mengucapkan janji suci pernikahan dengan Kenneth.

Saat orang lain menikah disaksikan oleh banyak orang, Bella dan Kenneth hanya berdua dan saksi pernikahan hanya asisten pribadi Kenneth, seorang pendeta, dan satu orang lain yang membawa akta nikah sebagai pertanda bahwa pernikahan itu resmi.

Sempat Bella gugup hingga pada akhirnya sumpah pernikahan terjadi, ia telah resmi menjadi istri dari seorang Kenneth Riegler.

"Seperti yang aku janjikan padamu, uang akan kamu dapatkan setelah pernikahan ini selesai dilakukan," ucap Kenneth setelah mereka tiba di rumah.

Kenneth memberikan kode pada asistennya untuk datang membawa satu koper uang di depan Bella yang masih memakai gaun pernikahan. Tindakan Kenneth menegaskan sangat jelas jika pernikahan yang terjadi seperti mimpi barusan hanya ada dalam ikatan kontrak.

"Kamu bisa menghitungnya kembali untuk memastikan jumlah uangnya cukup atau tidak."

Bella menutup koper yang masih di bawa oleh asisten Kallen, "Saya percaya pada Tuan, jadi saya tidak perlu menghitungnya kembali."

Kenneth mengangguk, "Berikan tas itu padanya," kata Kenneth memerintahkan.

Bella dengan gaun pengantin menerima uang dalam tas yang jumlahnya tentu saja tidak sedikit.

"Tidak butuh bantuan? Mungkin orang-orangku bisa mengantarmu dan bantu memastikan hutang keluargamu lunas." Kenneth menawarkan diri.

Bella langsung menggeleng. Jika Kenneth melakukan itu, maka dipastikan lelaki ini akan tahu jika keluarga Bella adalah orang yang terikat kontrak rahim dengan Kenneth. Hal itu berarti identitas Bella sebagai ibu kandung Gio akan ketahuan dan dia akan dipisahkan dari putranya itu sesuai kontrak!

"Aku bisa melakukannya sendiri."

Tanpa menunda lagi, Bella pun langsung pergi ke tempat orang tuanya begitu segala hal perihal pernikahannya beres.

Sementara itu, Kenneth yang bersandar dengan santai selagi melihat ke arah Bella yang sudah menjauh menurunkan titah, "Ikuti perempuan itu dan pastikan dia benar-benar menggunakan uang sebanyak itu dengan baik. Aku curiga dia hanya dimanfaatkan oleh keluarganya.”

Asisten Kenneth sebenarnya agak kaget dengan perintah tuannya itu. Kenapa Kenneth begitu perhatian?

Akan tetapi, mengingat Bella juga sudah menyandang status sebagai istri pria tersebut, asisten Kenneth pun membungkuk hormat. “Baik, Tuan. Sesuai dengan perintah Anda." Setelah asistennya menjauh, Kenneth menghela napas. Dia sungguh tidak habis pikir akan tiba hari di mana dirinya berstatus sebagai suami seseorang.

Ini semua demi Gio,’ batin pria itu seraya berbalik pergi.

__

"Bella, darimana kamu mendapatkan uang sebanyak ini?" tanya Delina, ia syok melihat putrinya datang tiba-tiba membawa uang yang begitu banyak, Delina langsung menutup uang tersebut sebelum Anthony melihatnya.

"Bawa uang ini, jangan biarkan ayahmu melihatnya." Delina buru-buru mencari cara bagaimana agar Anthony tidak lagi mengganggu kehidupan Bella.

Bella menahan tangan ibunya, "Gunakan uang ini untuk membayar hutang. Setelahnya aku tidak yakin apakah bisa membantu kalian lagi atau tidak, jadi gunakan uang ini dengan sebaik mung–"

"Bella!” 

Panggilan itu mengejutkan Bella dan Delina. Mereka menoleh dan mendapati sosok Anthony datang menghampiri dengan senyum lebar penuh makna.

“Akhirnya kamu pulang ke rumah. Ayah sangat merindukanmu." Anthony datang memeluk dengan erat. Setelah pelukan terlepas, Anthony melihat tas di atas meja. “Apa ini?”

Saat akan menyentuhnya, Delina langsung memukul tangan Anthony.

"Jauhkan tanganmu," ujar Delina.

"Memang apa isinya?"

Bella menghela nafas, "Sekarang aku tidak perlu menikah dengan orang pilihanmu, jadi gunakan uang ini untuk membayar hutang. Jika suatu hari keluarga ini terlibat dengan hutang lagi, aku tidak bisa membantu." ucap Bella.

"Jadi ini berisi uang? Bella, kau penyelamat keluarga." Sekali lagi Anthony memeluk putrinya. "Aku tidak akan lagi merugikanmu dengan menggunakan uang ini untuk ikut tanam saham, aku berjanji." katanya meyakinkan.

Bella mengangguk, "Ini kesempatan terakhir, jadi jangan pernah melakukan tindakan sembrono, tolong jaga kepercayaanku dengan baik. Oh ya, Mom. Setelah hutang keluarga ini sudah dibayar maka segera hubungi aku, kepercayaanku pada suamimu sudah memudar."

Cara bicara Bella sudah jauh berubah dibandingkan empat tahun yang lalu, dan itu semua akibat perubahan Anthony yang menjadi semakin tidak bisa diandalkan.

"Bella, maafkan aku." Anthony menggenggam tangan Bella.

"Aku tidak bisa lama-lama, jadi aku harus pergi." Bella menarik tangannya, "sekali lagi jangan mengkhianatiku, Dad." pesannya.

"Bella, kenapa kau buru-buru? Ibumu bisa menyiapkan makanan untukmu sebelum pergi."

Delina menepuk bahu Anthony, "Semua ini salahmu, jika bukan karenamu putri kita tidak akan mengalami kesengsaraan seperti ini!"

“Apa katamu!? Dasar istri kurang ajar!”

“Dad! Mom! Hentikan …,” pinta Bella, sukses membuat kedua orang tuanya memandang dirinya. “Ini kali terakhir, aku sungguh-sungguh,” ucapnya. “Jangan bertengkar lagi dan jaga diri kalian baik-baik … aku mungkin tidak akan bisa mengunjungi kalian lagi seperti dulu.”

Mendengar itu, Delina dan Anthony mengerutkan dahi. Akan tetapi, sebelum mereka sempat bertanya, Bella sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan rumah itu.

“Aku pergi.”

Seiring dirinya meninggalkan rumah kedua orang tuanya, Bella menghela napas. Dia terus berjalan sampai akhirnya cukup jauh dan memutuskan untuk berhenti. Bella mendongakkan kepalanya ke langit, menahan air mata agar tidak jatuh.

Sejak lulus, Bella merasa hidupnya bukan miliknya, melainkan jaminan untuk keluarganya. Hari ini, semuanya selesai. Tidak ada lagi utang, maupun tanggung jawab. Karena Bella … sudah kehilangan haknya sejak menikah dengan Kenneth.

Bulir bening menetes dari pelupuk matanya yang langsung Bella usap. Ia tidak boleh lemah, semua ini sudah berakhir. Sekarang, saatnya membuka lembaran baru.

“Kamu kuat, Bella ….” Bella tersenyum dan lanjut berjalan. “Ada Gio yang menjadi topanganmu sekarang.”

Saat dirinya masuk ke dalam taksi dan pergi dari perumahan itu, tidak dia sadari ada seorang pria yang terus memperhatikannya.

Pria itu mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang. 

Saat panggilan terhubung, pria tersebut pun berkata, "Tuan, Nyonya sudah menyerahkan uang yang Anda berikan tadi."

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status