Share

Menantu Buruk Rupa Idaman Oma
Menantu Buruk Rupa Idaman Oma
Author: Aquarius_Girl

Batalkan Dengan Gadis Itu!

"Apalagi yang kau tunggu hah?! Kubilang tadi apa?! Apakah telingamu konslet?! Cepat dobrak pintunya!"

Pria bertubuh kekar dengan balutan busana serba hitam, langsung mendobrak pintu tepat setelah perintah diucapkan oleh wanita yang duduk di kursi roda. Wanita ini memang sangatlah telah bau tanah. Tetapi walaupun telah berbau tanah, tak membuat posisi kekuasaannya goyah. TKB alias tua, kaya, dan berkuasa begitulah julukan dari para anak, menantu, serta para cucu maupun kolega menyebutnya.

Benturan pintu mengenai dinding bukan karena angin besar, apalagi pintu tersebut dikunci namun tiba-tiba didobrak membuat seluruh atensi tertuju pada pintu ruang tamu. Tak sebatas sepasang ataupun dua pasang mata saja, melainkan seluruh pasang penghuni ruang tamu seketika menatap ke pintu. Keharmonisan dari pertunangan Sean dengan sang kekasih, seketika menghilang dalam sedetik setelah seluruh penghuni terperanjat.

"O--Oma?"

"Loh Oma?"

"Oma?!"

Oma omi ome omo hanya itu yang terucap dari menantu, anak, dan sang cucu secara bergantian. Mereka memang keliru dan kejam, karena memilih tak memanggil Oma Sean. Tetapi jawaban yang akan dilayangkan oleh sang Oma, juga membuat anak-anak, menantu, bahkan para cucu sepakat tak ada yang memberi tahu.

Wanita tua tersebut menatap berang gadis yang sebaya dengan sang cucu kesayangan. Gadis yang juga dirinya tahu, apabila sama busuknya seperti sang anak, menantu, cucu, beserta orang tua sang gadis. Wanita tersebut mengode kepada orang suruhan, agar mendorong gadis bertubuh gempal, berkulit sawo matang, dan jerawat bertaburan di wajah supaya berjalan bersamanya. Layaknya tatapan biasa dirinya terima sedari dahulu.

Beauty privilege tak sebatas angin atau fakta yang terkunci rapat, hal tersebut kian kokoh seiring bertambahnya waktu. Kau rupawan maka dihargai, kau tak rupawan? Yaps, maka bersiaplah dengan tatapan mata mengalahkan pedang.

"Apalagi yang kalian tunggu? Kalian tak memahami atau berpura-pura bodoh? Batalkan pertunangan Sean, dan kau Sean... Bertunanganlah dengan Theresia!"

"O--Oma."

"Ma..."

Lagi dan lagi layaknya balita baru belajar berbicara, hanya dua kata antara 'Oma' dan 'Mama' saja berhasil terucap. Semua pasang menatap iba Sean, lalu berganti menatap jijik gadis yang masih bersembunyi dibalik tubuh kekar pengawal. Cinderella sekali kehidupan gadis bernama Theresia ini. Sudah berpenampilan tak setara dengan mereka, wajah juga tak begitu mempesona dan sangat di bawah kata biasa saja. Kedua keluarga jadi bertanya-tanya, apakah Theresia tak malu untuk hidup? Gadis itu masih berniat hidup berapa lama lagi?

"Pe--permisi sa--saya izin pulang saja bolehkah, Nyonya?" Theresia meminta persetujuan, membuat suasana tegang berubah menjadi memanas.

Rasanya mereka hendak menertawakan Theresia yang gugup. Apabila begini saja sudah gugup, lantas bagaimana bila menjadi istri dari Sean? Dasar sampah masyarakat.

Kekasih Sean terlebih dahulu kelepasan tertawa terbahak-bahak. Gadis tersebut menutup mulut dengan salah satu tangannya, "Ups! Maaf Oma, tawa Laura tak tahan keluar. Tapi kau..."

Kekasih Sean melangkah mendekati posisi Theresia. Tubuh ramping nan indah kekasih Sean, secara kasar menarik Theresia. Layaknya deteksi benda di genggaman satpam. Kekasih Sean menggunakan netranya semaksimal mungkin, dengan mengamati Theresia tanpa terlewat walau setengah inci. "Menyogok Oma dengan apa kau hah?! Jelek-jelek cerdik ternyata kau."

Theresia membenci direndahkan sedari dahulu. Tetapi dirinya juga tertampar realita, memangnya siapa dia? Bukankah dia memang sampah masyarakat, yang beruntung sekolah selama 12 tahun bahkan lulus sarjana karena bantuan pemerintah dan beasiswa?

Oma mendorong kursi rodanya sendiri mendekati Theresia. Dengan kaki keriput nan ramping miliknya, sang Oma menendang kekasih Sean agar menyingkir dari Theresia.

"Kau sentuh dia, maka saya lempar kalian ke jeruji besi! Apakah kalian pikir orang tua ini bodoh tak tahu kunci-kunci emas kalian? Bodoh! Itulah kalian yang bodoh bermain kurang bersih! Keluar dari rumah suami saya atau pindah ke kantor ... Polisi tentunya."

Sean sedari tadi menyimak dan menanti sang kekasih memberi pelajaran, seketika menghampiri sang kekasih terduduk di lantai. "Oma kenapa? Sean mencintai Laura bukan cewek seperti ---" Sean melirik jijik penampakan Theresia lalu bergidik.

"Perkataan Laura, Oma. Laura itu baik Oma."

"Baik karena kalian sebatas menggunakan uang saya dan suami saya! Kalian disuruh menjaga dan mengendalikan tetapi rakus! Kalian pikir walau darah terikat aku tak tahu? Ini permintaan pertamaku dan mungkin terakhir. Pernahkah saya menuntut? Padahal kalian-kalian mendapatkan jodoh jauh buruk dari Theresia."

Sial. Wajah para menantu Oma seketika terasa hilang. Sudah bau tanah tetapi menjengkelkan.

"Saya menolak dengan gadis ini!" Sean mendorong tubuh Theresia hingga tersungkur. Suara benturan lantai karena Theresia justru membuat tawa meledak.

"Baiklah. Saya terima, tetapi kau ku coret dari hak waris. Bagaimana Cucuku? Penawaran menarik bukan?"

Selalu aset utama dikarenakan Sean adalah cucu tunggal, membuat para paman, bibi, sepupu, dan orang tua Sean menganggukkan kepala. Jangan sampai mereka pindah ke pinggiran sungai, hanya karena gadis gempal ini.

Sial. Lagi-lagi Sean sebagai tumbal. Dia melirik sang kekasih terlebih dahulu. Lelaki tersebut berjongkok, lalu merapatkan tubuh demi berbisik pada gadisnya. "Kita tak selesai melainkan saat ini hanyalah konflik klimak saja."

Kekasih Sean semula takut kehilangan aset barang branded-nya, seketika melunakkan wajah setelah mendengar penjelasan sang ATM. Dia tersenyum kecil, dengan hati yang tengah tersenyum miring.

Sesuai apa yang diinginkan oleh Oma Sean. Cincin sempit semula berpemilikkan Laura, kini berpindah tersemat ke jemari gemoy milik Theresia. Oma tersenyum cerah kala keinginannya terkabulkan.

Sebenarnya dia memilih Theresia, sebagai cucu menantu tiba-tiba bukanlah karena tanpa alasan. Setiap kejadian pasti memiliki alasan bukan? Begitupula Oma memilih Theresia. Konyol dan klasik memang, tetapi Theresia mengingatkan dirinya pada sang sahabat. Sahabat yang ntah masih atau telah tiada. Sahabat ntah dimana keberadaannya, bahkan bagaimana keluarga sang sahabat. Karena berita terakhir dirinya dengar adalah sang sahabat menghilang tepat setelah dirinya melahirkan Papa Sean.

"Theresia dalam bahasa Yunani memiliki arti musim panas, jadi selamat datang di neraka, C.A.N.T.I.K."

"Theresia juga berarti pemanen dalam bahasa Belanda. Tampaknya Oma menjadikanmu Cinderella di sini karena tahu kau akan mendapatkan arti memanen sesungguhnya."

"Selamat menuai sesuai namamu dalam bahasa Perancis, Nona."

"Kau adalah kesialan dari antara hal paling sial bagi saya!"

Bukan ucapan selamat karena telah bertunangan, melainkan perkataan menusuk relung hati terdalam yang Theresia dapatkan. Dia sebenarnya juga tak ingin bertunangan dengan orang asing. Wanita tua yang mengajaknya tak menjelaskan secara rinci.

Wanita tua yang tak lain Oma lelaki menyebalkan di sampingnya, bahkan sebatas bercerita bila dirinya mengingatkan pada sahabat yang ntah berantah. Rasa iba membuat Theresia bak terhipnotis hingga berujung pada titik ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status