Kupu-Kupu Malang

Kupu-Kupu Malang

Oleh:  VERARI  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
16 Peringkat
137Bab
38.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Disclaimer : Mature/Adult Content! Baru sehari mencoba jadi kupu-kupu malam, Yuna bertemu dengan pria yang menyewa jasanya seharga 1 miliar. Sejak saat itu, kemalangan terus terjadi pada hidupnya. Apakah si Kupu-Kupu Malang dapat terbang bebas meraih kebahagiaan sejatinya?

Lihat lebih banyak
Kupu-Kupu Malang Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
ditasilvia93
Love the story. Especially the relationship between yuna and eric volker. Billy volker also make me curious.
2024-02-22 20:00:44
2
user avatar
Amora
yg ini jg seru gk pasaran
2024-02-10 14:50:32
4
user avatar
Victoria Santoso
suka bgt dengan tokoh, alur cerita. emosinya ikut naik turun bacanyaaa.. aahh ga sabaarr tiap baca bab, dibuat penasaran terus. sukaaaa...
2024-01-15 14:17:03
3
user avatar
Cikita
Akhirnya selesai :)
2023-12-10 03:48:40
3
user avatar
chick
mau baca yg baru belum tamat. ini dulu lah... seru jg...
2023-10-14 12:45:42
3
user avatar
Devi Pramita
hadir Kaka ......
2023-10-06 15:09:16
2
user avatar
Horizon99
Mantap ceritanya...
2023-08-13 21:07:57
2
user avatar
Horizon99
Alur ceritanya bagus. Good job!
2023-08-03 11:44:08
6
user avatar
Imgnmln
Hallo Kakak, mohon maaf sebelumnya .... Mampir juga di novelku yaa^^ Istri Sah, sang Presdir Dingin. Terima Kasih<3
2023-07-05 21:52:36
1
user avatar
VERARI
Halo semua, Baca karya Author terbaru, yuk ... "Presdir Tampan itu Ayah Anakku" "Rahasia Kecil Istri Lugu"
2023-06-13 19:41:40
8
user avatar
Elvina Lubis
alur ceritanya bagus dan menarik... aku serasa ada dalam alur cerita nya..sebagai pembaca aku terhanyut sebagai peran dalam cerita...
2023-04-29 19:39:10
9
user avatar
Usman
enak dibaca pas santai
2023-04-23 11:58:23
10
user avatar
Nana Rohman
Nunggu bgtttt kelanjutannya nih...
2023-04-10 00:29:30
10
user avatar
Nagasama
bintang buat kupu-kupu babu bahahaha
2023-03-21 09:34:51
12
default avatar
369
paling suka sama cerita ini <3 syg cuma dikit huhuhu
2024-03-31 11:52:48
2
  • 1
  • 2
137 Bab
Bab 1
Seorang gadis memasuki bar tempatnya bekerja. Tubuhnya dibalut kaos ketat merah menyala dan celana pendek sejengkal. Para pria seakan terhipnotis olehnya.Gadis itu memiliki paras cantik, tinggi 160 cm, kulit mulus serta bongkahan depan dan belakang yang begitu menggoda. Ketika ia mengayunkan rambut panjangnya, aroma manis seolah membius orang-orang di dekatnya.Ia menyilangkan kaki di kursi bar seakan menantang para pria untuk mendekat dan menyentuh paha mulusnya. Gadis itu kemudian menyalakan rokok, mengisap dengan gerakan sensual."Nggak usah sok-sokan memancing hidung belang, Yun!" ujar Rio, bartender sekaligus teman dekat Yuna.Yuna terkekeh. "Lihat muka mereka! Lucu sekali.""Udah, buruan ganti baju kerja!""Iya, iya. Cuma merokok sebentar aja bawel amat!"Yuna berlenggak-lenggok genit di depan deretan anak muda yang duduk di dekat pintu ruangan karyawan. Ia mengedipkan sebelah mata kepada mereka, yang dibalas oleh seruan dan siulan."Kamu ke mana saja telat dua menit?!" Wanita
Baca selengkapnya
Bab 2
"Nggak," jawab Yuna cepat."Tapi tadi ada orang yang mau membayar ratusan juta untuk perawan, Yun. Kamu tahu, di sini nggak ada lagi yang masih perawan.""Berapa juta?""Dua ratus juta.""Oh, maaf, Ri. Dokter adikku barusan memanggil."Yuna segera mematikan sambungan telepon. Andai saja ia bicara lebih lama lagi dengan Riana, ia pasti akan terbujuk olehnya. Ucapan Riana terus berdengung di telinga. Seperti iblis kecil yang membisikkan kata-kata manis di sisi kirinya.Yuna tidak punya cara lain untuk mendapatkan uang sebanyak itu untuk operasi adiknya. Ia pun tidak memiliki sertifikat untuk dijadikan jaminan.Yuna berjalan lesu ke arah ruangan Dokter Darius. Hampir tengah malam, dokter itu masih sibuk dengan pasien. Yuna hendak kembali ke ruang perawatan Yuni, sebelum mendengar percakapan para perawat."Pasien kecelakaan tadi kondisinya memburuk. Mana kakaknya nggak cepat-cepat tanda tangan lagi," keluh salah seorang perawat.Yuna mempercepat langkah kaki. Benar apa yang dikatakan per
Baca selengkapnya
Bab 3
'Brak!'Suara pintu kamar terbuka lebar. Di ambang pintu, seseorang menatap mereka berdua dengan kemarahan yang luar biasa.Yuna buru-buru melilitkan tali kimono lagi. Untungnya, ia belum membuka kain itu sepenuhnya.Sementara itu, Aldo yang telah telanjang bulat, kalang kabut mencari jubah mandi yang ia lempar asal-asalan. Di lain pihak, wanita itu melesat masuk meskipun sekuriti mencoba mencegah."Lepaskan aku! Atau aku akan menuntut kalian semua!" ancam wanita itu."Sa-Sayang... Ini nggak seperti yang kamu kira." Suara Aldo bergetar.Setelah berhasil memakai jubah mandi, Aldo berlari memeluk kaki wanita itu. "Sayang, maafkan aku. Aku... Kami belum sempat berbuat apa-apa!"Wanita itu memandang tajam suaminya. Lalu beralih memandangi Yuna yang beringsut sembunyi di samping ranjang.Dada Yuna bergemuruh kencang. Tangan wanita itu dengan cepat menyambar rambut Yuna lalu menariknya dengan kuat."Pelacur! Berani-beraninya menyentuh suami orang!"Sekuriti ikut masuk dan berusaha memisahka
Baca selengkapnya
Bab 4
Setelah operasi lima jam, Yuni akhirnya dibawa kembali ke bangsal. Dokter Darius sudah menjelaskan, Yuni belum tentu langsung sadarkan diri. Dan Yuni masih harus menggunakan alat-alat khusus untuk menunjang kesehatan.Uang dua ratus juta habis dalam sekejap mata. Semua Yuna gunakan untuk biaya pengobatan Yuni. Dan adiknya itu ternyata masih butuh biaya tambahan untuk rawat inap dan obat-obatan mahal.Pukul lima sore, Yuna berangkat ke Hotel Laisa. Sekarang, ia hanya perlu bekerja sampai pukul sembilan malam. Setelahnya naik ke atas dan menemani para tamu elit."Aku sudah tahu dari Ria kemarin. Kamu yakin tetap masih mau ke atas? Semalam kamu beruntung nggak jadi...." Rio menahan kalimatnya."Iya, lagian di atas cuma nemenin orang ngobrol. Paling cuma grepe grepe doang.""Jaga diri baik baik, Yun." Rio menatap Yuna prihatin.Belum lama Yuna duduk santai, Mami Maria sudah memanggil. Artinya akan ada pekerjaan baru lain. Yuna berharap hanya akan disuruh menemani pelanggan minum-minum, t
Baca selengkapnya
Bab 5
Kamar Eric memiliki ruang tamu dan kamar mandi sendiri. Perabotan pun tidak sedikit.Yuna tiduran di sofa setelah menyelesaikan semua pekerjaan. "Gila, capek sekali! Kenapa kamarnya sangat besar?" dengusnya.Ia hanya mengenakan pakaian dalam karena tidak punya baju ganti. Sementara kaos yang ia kenakan tadi digunakan untuk membersihkan seluruh kamar dan masih dijemur.Tidak sekali pun Yuna pernah membayangkan jika harus melakukan pekerjaan rumah tangga. 'Pantas saja Eric membayarku mahal,' batin Yuna.Yuna meraih ponsel lalu menelepon dokter adiknya. "Dok, adik saya sudah siuman?""Belum, Mbak. Hari ini nggak datang ya?""Iya Dok, saya sibuk bekerja. Kalau saya nggak bisa datang tolong jagain adik saya baik-baik ya, Dok.""Tentu saja. Nanti saya kabari kalau ada perkembangan baru."Yuna membuka mata setelah beberapa jam ketiduran. Waktu telah menunjukkan pukul tujuh malam dan Eric masih belum pulang.Setelah mandi, perutnya keroncongan. Ia terpaksa meneguk air minum satu botol. Sebab
Baca selengkapnya
Bab 6
Yuna berulang kali mengambil napas panjang. Punggungnya terasa seperti terbakar setelah menunduk sekian lama. Di malam yang dingin, peluh membanjiri tiap inci kulitnya.'Tinggal satu sisi lagi selesai.' Yuna bersorak dalam hati.Yuna sebenarnya kesal oleh perintah Eric. Bagaimana tidak? Yuna harus membersihkan kolam lima belas kali tujuh meter sendirian di saat hampir tengah malam. Namun Yuna tidak kuasa menolak."Satu miliar sebanding dengan ini," gumamnya, 'Dan lebih baik dari pada harus memberikan perawanku.'Yuna mendongak setelah mendengar suara langkah kaki. Ia merapikan diri, bersiap bertemu tuannya."Tuan," sapanya."Tuan?" Emilia bertanya."Oh, maaf saya kira Tuan Eric yang datang.""Kamu siapa?""Saya Yuna, asisten pribadi Tuan Eric yang baru." Yuna menunduk hormat."Ngapain kamu malam-malam begini di kolam? Kenapa airnya dikosongkan?" Emilia keheranan."Tuan Eric yang menyuruh saya membersihkan kolam. Nanti saya akan isi lagi, Nona.""Astaga! Cepat naik ke atas!" perintah E
Baca selengkapnya
Bab 7
"Nggak dengar perintahku, hah?"Dalam dada Yuna terbakar amarah. Semakin lama, Eric kian kasar padanya. Bicara saja selalu ketus, tidak pernah tersenyum sekali pun. Memerintah seenak hati tanpa peduli situasi dan kondisi.'Masa dia sungguhan mau melakukan ini di sini?' batinnya."Kamu tuli?""Maaf, Tuan. Tapi ini di luar. Gimana kalau ada yang lihat?""Terus kenapa? Cepat lakukan perintahku!"Yuna tidak bisa tidak menuruti Eric. Meskipun ia ingin sekali menampar pria itu sekarang tapi ia tetap mematuhi ucapannya.Di malam yang semakin dingin dan di luar ruangan yang terbuka, Yuna meloloskan gaun dari tubuhnya tanpa menanggalkan dalaman. Ia mendekat ke arah Eric kemudian berjongkok.Yuna siap melorotkan celana kain yang dikenakan Eric. Namun, Eric justru menampar tangannya dengan kasar."Aaw! Sakit!" pekik Yuna."Mau apa?""Katanya suruh buka baju," ucap Yuna dengan nada jengkel."Terus tanganmu mau apa barusan?""Melakukan tugasku. Mau apa lagi?""Kamu bodoh ya? Aku suruh kamu lepas
Baca selengkapnya
Bab 8
"Siapa bilang aku menyukaimu? Dasar pelacur menjijikkan. Jalan pikirannya saja sudah bikin mual pagi-pagi," gumam Eric menanggapi ucapan Yuna dari depan layar komputer.'Nggak, itu malah bagus. Kalau dia jatuh cinta padaku, lebih mudah untuk menghancurkannya,' pikir Eric.Eric menimbang-nimbang pemikirannya. Ide yang baru saja ia dapatkan tidak terlalu buruk."Oh, itu dia!" Eric berseru tatkala Emilia memasuki kamar.Eric tidak bisa menahan senyuman ketika melihat wajah Yuna pucat pasi. Terang saja Emilia marah besar, sebab pakaian-pakaian itu hadiah terakhir dari Thomas Volker, sang kakek, untuk Emilia.Semalam ia sadar jika Yuna dan Emilia mungkin tidak mengingat satu sama lain karena pencahayaan redup di kamar hotel malam itu. Eric tidak mungkin membiarkan kedua perempuan itu menjadi akrab."Hahaha. Lucu sekali! Menyenangkan!" Eric menyandarkan kepala di kursi kerja dengan santai."Apanya yang menyenangkan?"Eric melongok ke arah suara berat di belakangnya. "Oh, aku nggak tahu kamu
Baca selengkapnya
Bab 9
"Kok begitu, Mi?"Mami Maria merogoh laci, mencari salinan kontrak dari Eric. Setelah menemukannya, ia memberikan kertas itu kepada Yuna.Mata Yuna berkedut-kedut ketika membaca halaman terakhir dari surat kontrak yang belum sempat dibacanya waktu itu. Rupanya Mami Maria tidak bohong.Uang satu miliar bukanlah dibayar untuknya. Yuna akan mendapatkan gaji bulanan dari Eric setiap minggu.Dalam kontrak disebutkan, jumlah bayaran yang diterima Yuna tergantung oleh kepuasan pelanggan. Jika sang kupu-kupu malam terbukti tidak perawan lagi, maka tarifnya boleh dianggap nol alias gratis. 'Dan jika aku melanggar aturan sebelum kontrak berakhir, aku harus membayar sejumlah dua kali lipat dari harga pembelian pertama yaitu dua miliar rupiah! Termasuk kalau aku lari dari tanggung jawab.'Yuna membaca satu persatu aturan yang dimaksud. Ia telah melakukan sebagian besarnya. Melayani kebutuhan seksual Eric dan juga melakukan apa pun yang disuruh pria itu, tanpa terkecuali apa pun perintahnya.Satu
Baca selengkapnya
Bab 10
Bukannya marah, Yuna justru semakin tersenyum lebar sambil berjalan ke arahnya. Dan itu membuat Eric semakin tidak suka."Kamu mau menggangguku kerja?""Hah? Nggak. Aku diam saja dari tadi.""Aku nggak suka mendongak waktu bicara dengan orang. Berlutut!"Eric menarik dagu Yuna sampai menghadap tepat ke wajahnya. Gadis itu merona ketika embusan napas Eric mengenai dirinya. Eric semakin merasa jijik oleh sikap Yuna.'Nggak, aku nggak bisa berpura-pura menyukainya! Ini terlalu menjijikkan. Aku bahkan hampir muntah sekarang!'"K-Kenapa, Tuan?" Yuna melirik ke arah lain, menghindari tatapan Eric.Eric melepaskan dagu Yuna dengan kasar. "Jangan senyum-senyum kalau tahu ada orang lagi kerja! Itu sangat menggangguku! Kamu nggak lihat, pekerjaanku masih sangat banyak?"'Dasar, ganteng tapi aneh! Apa hubungannya coba, aku senyum sama kerjaannya?' cerca Yuna dalam hati."Kembali ke tempatmu! Awas, kalau senyum-senyum lagi, aku akan menghukummu.""Kalau begitu, hukum aku sekarang aja, Tuan."Yuna
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status