Share

Bab 3

'Brak!'

Suara pintu kamar terbuka lebar. Di ambang pintu, seseorang menatap mereka berdua dengan kemarahan yang luar biasa.

Yuna buru-buru melilitkan tali kimono lagi. Untungnya, ia belum membuka kain itu sepenuhnya.

Sementara itu, Aldo yang telah telanjang bulat, kalang kabut mencari jubah mandi yang ia lempar asal-asalan. Di lain pihak, wanita itu melesat masuk meskipun sekuriti mencoba mencegah.

"Lepaskan aku! Atau aku akan menuntut kalian semua!" ancam wanita itu.

"Sa-Sayang... Ini nggak seperti yang kamu kira." Suara Aldo bergetar.

Setelah berhasil memakai jubah mandi, Aldo berlari memeluk kaki wanita itu. "Sayang, maafkan aku. Aku... Kami belum sempat berbuat apa-apa!"

Wanita itu memandang tajam suaminya. Lalu beralih memandangi Yuna yang beringsut sembunyi di samping ranjang.

Dada Yuna bergemuruh kencang. Tangan wanita itu dengan cepat menyambar rambut Yuna lalu menariknya dengan kuat.

"Pelacur! Berani-beraninya menyentuh suami orang!"

Sekuriti ikut masuk dan berusaha memisahkan wanita itu dari Yuna. Sedangkan Aldo tidak memedulikan mereka. Ia hanya sibuk memasukkan barang bawaan yang berceceran ke dalam tas.

"Perempuan murahan!" Istri Aldo menampar keras wajah Yuna dengan berlinang air mata.

Si sekuriti berhasil menangkap istri Aldo dengan bantuan rekan yang baru datang. Namun Yuna sudah babak belur dibuatnya.

Di saat seperti ini, Mami Maria tidak datang membantu. Baru esok paginya, ia memanggil Yuna ke kantor.

"Nih, seratus juta."

"Kok cuma seratus juta, Mi?"

"Tsk, nggak bisa baca surat kontrak? Pendapatanmu dibagi 50:50."

"Oke, oke. Aku pamit dulu, Mi."

"Yun!" panggil Mami Maria menghentikan langkahnya. "Semalam kalian nggak jadi melakukan hubungan badan, bukan?"

"Sudah, Mi." Yuna terpaksa bohong. Ia tidak mau Mami Maria menarik uangnya lagi.

"Nggak usah bohong. Aku nggak akan minta uangmu lagi."

"Ma-maaf."

"Nanti kalau ada yang mau perawan kan aku bisa panggil kamu lagi. Lumayan kalau ada pelanggan yang nggak jadi icip-icip kamu tapi tetap dapat uang banyak."

Yuna tersenyum getir. Ia memang tidak kehilangan perawan, tapi seluruh badannya sakit semua karena ulah istri Aldo. Dan itulah pengalaman pertamanya menjadi kupu-kupu malam, yang juga menjadi awal dari kemalangannya.

***

Eric mendengar suara isak tangis dari kamar Emilia, kakaknya. Sejak pagi tadi, Emilia datang ke rumah orang tuanya dan diam di kamar seharian.

"Kenapa dia, Bi?" tanya Eric kepada Minah, asisten rumah tangga.

"Nggak tahu, Tuan. Tadi Tuan Aldo juga datang, tapi Nyonya Emil meminta semua orang untuk mengunci pintu gerbang. Lagi marahan mungkin."

Hubungan Eric dan Emilia dekat sejak kecil. Namun setelah kakaknya menikah, mereka jadi jarang berkomunikasi. Eric merasa tidak nyaman jika harus masuk dan bertanya masalah kakaknya.

Di lain sisi, ia penasaran. Sebab Emilia jarang sekali menangis. Bahkan ketika kakek yang sangat disayanginya meninggal baru-baru ini, Emilia mampu menahan kesedihan dengan baik.

Sebelum Eric memejamkan mata di malam hari, Emilia datang ke kamarnya. Mata Emilia merah dan bengkak tapi Eric pura-pura tidak sadar.

"Kamu ada waktu, Dek?"

Sudah lama sekali Eric tidak mendengar panggilan itu. Setelah mengenal Aldo, Emilia memangil Eric asal-asalan. Benar, orang itu yang telah mengubah dan menjauhkan Emilia darinya.

'Aku tahu, Aldo pasti akan berulah suatu saat nanti,' batin Eric.

"Kenapa, Kak?"

Emilia menyodorkan test pack dengan dua garis merah. "Kakak hamil, Dek."

"Selamat, Kak. Bukankah kalian sudah mengharapkan anak sejak lama? Kenapa Kakak malah menangis?"

Perasaan buruk mendatangi Eric. Mungkinkah itu bukan anak dari Aldo? Itu sebabnya, Emilia menangis seharian dan tidak mau menemui suaminya.

Emilia melemparkan tubuhnya ke ranjang Eric dan mulai menangis. Ia meringkuk memeluk bantal, seperti kebiasaan masa kecil ketika dimarahi kakeknya.

"Kakak mau menangis atau cerita?"

Emilia berbalik menghadap Eric lalu berkata, "Kakak ingin menggugurkan kandungan!"

Eric terkesiap. Dugaannya mungkin saja benar!

"Jangan macam-macam, Kak!"

"Kakak serius, Dek. Aku ingin kamu mencarikan dokter yang mau membantu tanpa ketahuan keluarga kita."

"Kakak selingkuh?"

Emilia terbelalak tidak percaya oleh tuduhan Eric. "Nggak mungkin kakak melakukan hal hina seperti itu! Justru kakak iparmu yang semalam ketahuan selingkuh!"

"A-Apa? Selingkuh dengan siapa bajingan itu?"

Wajah Eric mengeras, seperti yang biasanya ia tunjukkan kepada orang-orang, bahkan orang tuanya sendiri. Hanya pada Emilia dan Bibi Minah saja Eric bersikap ramah.

Dan sekarang, wajah ramah itu telah lenyap. "Siapa jalang yang berani merebut suami Kakak?"

Emilia membuang muka. "Pelacur," gumamnya.

"Aku tanya namanya!" bentak Eric.

Emilia balas berteriak, "Aku juga nggak tahu! Semalam aku hanya mengikuti lokasi suamiku. Aldo bertemu dengan pelacur itu di Hotel Laisa!"

Eric menendang nakas dan menimbulkan suara keras. Lampu tidur di atasnya jatuh dan pecah seketika.

"Jadi, suamimu menyewa pelacur di sana?!"

Emilia menjawab dengan anggukan.

"Tadi aku mengecek rekeningnya berkurang tiga ratus juta dalam waktu yang bersamaan. Yang dua ratus juta untuk Hotel Laisa dan seratus juta mungkin buat pelacur itu," terang Emilia.

"Tiga ratus juta cuma untuk tidur dengan pelacur murahan?!"

Eric menginjak pecahan lampu dengan kaki telanjang. Emilia bergidik dan kembali memunggungi adiknya. Tiap kali Eric marah, Emilia selalu ketakutan. Bahkan sakit hatinya tertutup sementara.

"Aku pergi dulu."

Eric menyalakan mesin mobil kemudian melesat ke arah Hotel Laisa. Dalam perjalanan, ia menghubungi anak buahnya untuk melacak kejadian malam itu. Tidak lebih dari lima menit, ia mendapat umpan balik dari informannya.

"Lakukan apa pun untuk menghancurkan Aldo dan jangan sampai Kakakku tahu," perintah Eric kepada anak buahnya di balik telepon.

"Aku yang akan mengurus pelacur itu sendiri," gumamnya.

Aldo, semua uang yang ia punya berasal dari Emilia dan keluarga Volker. Darah Eric mendidih ketika tahu Aldo berani menghabiskan ratusan juta hanya untuk mencicipi perawan.

Ban mobilnya berdecit tepat di depan pintu hotel. Tanpa menghiraukan sapaan orang-orang, ia langsung melesat ke lantai VVIP.

Sampai di lantai atas, seorang wanita sengaja menubruk badannya. Minuman alkohol membasahi bajunya.

"Oh, maaf, Sayang," ujar wanita itu seraya membersihkan kemeja Eric dengan sentuhan menggoda.

"Minggir!" Eric menyingkirkan tangan wanita itu dengan kasar.

Setelah beberapa lama mencari, ia akhirnya menemukan sosok itu. Gadis yang duduk menyilangkan kaki bergaya arogan di depan meja bar. Tepat seperti dalam foto yang dikirim bawahannya.

Gadis itu mengisap rokok dengan sedikit mengangkat kepala. Seolah ia tengah merendahkan orang-orang yang ada di dekatnya.

"Itu pasti yang namanya Yuna." Eric menyeringai jahat. "Perempuan rendahan sepertimu harus diberi pelajaran."

Mami Maria datang mendekat. Wanita itu berbisik padanya, "Dia cantik, bukan? Harganya sedikit mahal karena masih perawan."

Eric tertawa dalam hati, hampir saja ia menyerukan sumpah serapah. Menurut informan, Aldo dan Yuna berada di kamar berjam-jam lamanya. Mana mungkin Eric termakan bualan si mucikari.

'Nggak tahu malu, beraninya mau berbohong padaku,' cerca Eric dalam hati.

"Berapa harganya?" tanya Eric memasang tampang mesum.

"Dua ratus juta. Sudah plus kamar dan layanan hotel seharian."

"Bawa dia ke mari," perintah Eric.

"Jangan di sini negonya. Mari saya antar ke kamar yang lain."

Tidak lama menunggu, Mami Maria datang bersama Yuna. Mereka duduk saling berhadapan. Mami Maria mengenalkan Eric dan Yuna secara singkat lalu kembali berbisnis.

"Oke, gimana barang kami, Tuan Eric? Apa Anda suka?"

Eric menyeringai melihat kegugupan yang dipancarkan mata Yuna. Seolah itu pertama kalinya Yuna bertemu dengan pelanggan yang ingin mencicipi tubuhnya.

"Aku akan membayar perempuan ini satu miliar!"

Ucapan Eric membuat dua wanita di depannya membuka mata lebar-lebar. Eric yakin, mereka akan menerima tawarannya.

'Benar, ayo cepat makan umpannya! Setelah aku membelimu, akan akan membuatmu hidup seperti di neraka!'

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Popow
bagus bagus
goodnovel comment avatar
Chick Kin
suka ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status