Share

KASIH UNTUK FAITH : KETIKA MILIARDER JATUH CINTA
KASIH UNTUK FAITH : KETIKA MILIARDER JATUH CINTA
Penulis: Zemira Fortunatus

BAB. 1 Rencana Oma Meri

Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta pusat, terlihat seorang dokter cantik dan ramah sedang menemani seorang nenek di taman yang berada di samping rumah sakit itu.

Keduanya terlihat sangat akrab, dengan telaten, dokter cantik itu menyuapi sang nenek. Walau pun beberapa kali sang nenek menolak makanan dari dokter itu.

"Oma ... Oma harus banyak makan, biar Oma bisa cepat sembuhnya. Terus kalau sudah sembuh, Oma bisa kembali pulang ke rumah." bujuk dokter Kasih, yang sedang bersama dengan Oma Meri saat ini.

"Untuk apa Oma sembuh? Oma tidak mau sembuh! Tidak ada gunanya Oma sembuh. Semua orang tidak ada yang peduli sama Oma. Hanya kamulah dan keluargamu yang benar-benar peduli sama, Oma." ucap Oma Meri, marah.

"Oma, jangan berkata seperti itu. Tidak baik ... nanti Oma semakin parah sakitnya, Kasih tidak mau sesuatu terjadi kepada Oma. Kasih sangat menyayangi Oma. Walaupun orang lain tidak peduli dengan kesehatan Oma. Tapi, masih ada Kasih di sini yang akan selalu merawat Oma. Harapan Kasih, Oma bisa cepat sembuhnya." ucap sang dokter panjang lebar, kepada Oma Meri.

Dokter Kasih Alayah, demikian namanya gadis yang sangat cantik dan baik hatinya. Saat ini, dialah yang menjadi dokter yang ditugaskan oleh pihak rumah sakit tempat dirinya bekerja, untuk merawat Oma Meri. Si Nenek kaya raya itu.

Oma Meri Hoewar, wanita tua yang sudah berumur dan renta itu, adalah seorang komisaris dari beberapa perusahan besar di Jakarta.

Keluarganya yang berjiwa bisnis dan memiliki kesibukan tingkat tinggi, membuat mereka tidak sempat mengurusi kesehatan Oma Meri. 

Keluarga Hoewar memberi tanggung jawab kepada kedua orang tua Kasih untuk dapat mengurusi semua kebutuhan Oma Meri. Baik selama beliau tinggal di kediaman Hoewar yang luas itu, maupun saat Oma Meri di rawat di rumah sakit yang juga merupakan, rumah sakit milik keluarga Hoewar.

Tuan dan Nyonya Hoewar yang sangat sibuk dengan dunia bisnis. Secara khusus memberi tanggung jawab kepada Kasih untuk mengurus kesehatan Oma Meri. 

Sudah setahun belakangan ini, Kasih telah merawat Oma Meri sebaik-baiknya, sebagai seorang dokter.

Kasih yang berasal dari keluarga miskin, tentunya tidak akan sanggup membiayai dirinya sendiri untuk masuk fakultas kedokteran yang memakan biaya yang sangat mahal. 

Keluarga Hoewar lah yang mewujudkan mimpi Kasih menjadi seorang dokter, sebagai balasan karena kedua orang tuanya bekerja di kediaman Hoewar sejak dirinya masih kecil.

Kecintaannya di dunia medis sejak kecil membuatnya sangat mencintai pekerjaannya. Kasih sangat menikmati hari-harinya merawat Oma Meri, di rumah sakit itu.

Setelah Kasih selesai menyuapi Oma Meri, dia pun berkata,

"Oma, apakah Oma mau jalan-jalan mengelilingi taman?" tawarnya.

"Apakah kamu tidak keberatan, Kasih? Oma selalu membebanimu setiap waktu." sedih Oma Meri.

"Oma jangan berkata seperti itu, aku tidak terbebani sedikit pun untuk mengurus Oma. Ini adalah tugasku. Oma juga sudah ku anggap sebagai Omaku sendiri." ucap Kasih, sambil mendorong kursi roda itu menyusuri taman yang ada di rumah sakit.

Di suatu pagi di Kota New York, tepatnya di sebuah gedung tinggi di lantai paling atas. 

Terlihat seorang pemuda berpostur tinggi dan berperawakan atletis, sedang sibuk di depan layar laptopnya. 

"Selamat pagi, Tuan Muda. Ini kopi untuk Anda." ujar Max, sang asisten.

"Letakkan saja. Di atas meja." sahutnya kepada Max. 

Pria itu bernama Faith Hoewar. Cucu kesayangan, Oma Meri. Dia terlihat sedang sibuk berkutat di depan laptopnya memeriksa beberapa dokumen penting dari kliennya.

Faith adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan RFH Corp, yang berkantor di Kota New York. Sang Ayah, Tuan Heru Hoewar mempercayakannya untuk menembus pasar internasional. 

Untuk itu selama sepuluh tahun terakhir ini, Faith tinggal di New York untuk mengembangkan bisnisnya.

Namun tiba-tiba, Faith mendapatkan kabar jika Oma kesayangannya, sedang jatuh sakit. Yang mengharuskan dirinya untuk segera pulang ke Indonesia.

Saat ini Faith sedang menerima telpon dari ibundanya, Nyonya Rara Hoewar, dan menjelaskan semua kepadanya, 

Faith

"Tapi, Mom. Bagaimana dengan pekerjaanku di sini? Apakah aku harus meninggalkannya? Aku sangat sibuk saat ini, Mommy."

Mommy Rara

"Faith! Menurutmu mana yang lebih penting? Kesehatan Oma Meri? Atau pekerjaanmu?"

Faith

"Tentu saja, Oma Meri yang lebih penting, Mommy."

Mommy Rara

"Kalau kamu sadar begitu. Segeralah pulang ke Jakarta. Kami semua menunggumu."

Faith

"Tapi, Mommy. Bagaimana dengan pekerjaanku? Oh ya, bagaimana jika Oma saja yang ke sini?"

Mommy Rara

"Apa katamu, Faith? Oma yang ke sana?"

Faith

"Iya, Mom. Oma yang ke sini. Nanti sekalian aku akan mengajaknya berkeliling Kota New York."

Mommy Rara

"Kamu pikir Oma mau jalan-jalan ke sana? Oma Meri sedang sakit, Faith! Pokoknya Daddy dan Mommy tidak mau tahu, kamu harus segera kembali ke Jakarta! Jika kamu masih mau melihat Oma Meri untuk terakhir kalinya!"

Sambungan telepon pun diputus secara sepihak oleh sang ibunda.

"Sial!" umpat Faith kesal. 

Faith menjadi gundah gulana mendengan ucapan terakhir ibunya. Walau bagaimana pun. Dia sangat menyayangi Oma Meri dan tak mau hal buruk terjadi kepada sang nenek.

Tentu saja Faith lebih memilih ingin melihat Oma Meri yang sedang terbaring sakit. Dibandingkan dengan pekerjaannya yang sangat penting saat ini.

Terlebih sejak sepuluh tahun hidup di negeri orang. Tak sekalipun Faith pulang ke Indonesia. Hanya beberapa kali dirinya bertemu dengan sang nenek. Disaat Oma Meri mengunjunginginya ke sini. Hal itu pun terjadi beberapa tahun yang lalu. Sepertinya sudah sangat lama mereka tidak bertemu.

Faith pun segera memerintahkan sang asisten untuk mencari tiket pesawat tercepat menuju ke Indonesia.

"Max, segera carikan tiket pesawat dengan penerbangan tercepat menuju ke Jakarta." perintahnya.

"Siap, Bos!" sahut Max. Lalu mulai membuka laptopnya.

Sementara Faith menjadi bingung. Apa yang harus dirinya lakukan untuk lebih mempercepat selesainya pekerjaannya. Paling lama dalam Minggu ini.

Indonesia, Jakarta.

"Bagaimana, Ra? Faith bilang apa? tanya Oma Meri, tak sabar ingin tahu apa yang dikatakan oleh cucunya.

Sementara sang suami, Tuan Heru Hoewar juga ikut penasaran dengan jawaban putranya. Karena jawaban Faith bisa menentukan nasib perusahaannya saat ini. Apalagi sang putra sedang menangani proyek besar di Kota New York.

Saat ini, keduanya sedang berada di rumah sakit. Tepatnya di ruang VVIP, tempat Oma Meri dirawat.

"Faith akan segera pulang, Oma. Paling lama Minggu depan. Karena dia sedang menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu." ucap Mommy Rara, senang. Ternyata sang ibu juga ikut merindukan putranya.

"Apa?" kaget Daddy Heru, tak percaya Faith akan meninggalkan pekerjaannya.

"Kamu kenapa, Heru? Apakah kamu tidak senang, putramu akhirnya kembali ke tanah air?" ketus Oma Meri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status