Share

Hampir jujur

Suara denting sendok yang beradu dengan tepian gelas, memecah keheningan diantara kami. Mas Ilham sejak perdebatan tadi malam, tak kudengar ia bersuara. Sesekali dia melirik ke arahku, begitupun diriku.

"Hem, Rat, mas minta maaf." Aku menoleh.

"Untuk apa? Karena sudah begitu banyak membohongiku?" Sahutku sambil tersenyum.

Aku sudah muak dan tak ingin lagi terlihat lemah di hadapannya, juga keluarganya.

Raut wajah mas Ilham kembali mengeras.

"Sudahlah, malas jadinya! Belum apa-apa, kau sudah menuduhku." Mas Ilham berdiri, mendorong kasar kursi makan kemudian pergi keluar rumah. Kuhela napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan, sambil menatap kepergiannya. Tak lama, deru mesin mobil dihidupkan lantas pergi menjauh.

*

Aku baru saja selesai mandi, ketika terdengar suara ketukan cukup keras dari luar sana. Segera aku berlari menuruni anak tangga, untuk melihat siapa yang datang.

Cklek

Mataku membulat. Mbak Meta dan ibu sudah berdiri resah di depan pintu.

"Lho, kalian? Ayo mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aminah Abdrahim
tergantung kisahnya?seru2 kok tergantung..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status