Share

JEBAKAN MADU SANG GIGOLO
JEBAKAN MADU SANG GIGOLO
Penulis: Evita Maria

1. BALAS DENDAM YANG GAGAL

Pria itu berdiri di hadapan Rosie sebelum wanita berusia 27 tahun itu sempat berkedip, tubuh kekarnya menjulang tinggi di atasnya dan membelai pipinya dengan punggung tangan.

Rosie tidak mampu bergerak, ia hanya berdiri membeku seperti lalat yang terperangkap dalam jaring laba-laba dengan mulut yang mengepak namun tidak ada kata-kata yang bisa keluar. 

Laki-laki yang tampaknya lebih muda beberapa tahun darinya itu tersenyum memamerkan deretan gigi putih menawan sedangkan mata hijau zamrudnya menatap Rosie sayu, tatapan sarat nafsu laki-laki yang membuat wanita muda itu bergidik ngeri.

“Namamu Michael?” 

Rosie mencoba membuka percakapan meski sebenarnya ia sudah mengetahuinya dari Donna, mucikari yang diperkenalkan oleh Selena. Donna yang membawa laki-laki tampan itu kepadanya, dan kini tinggal mereka berdua sendirian di dalam kamar hotel yang lebih mirip kamar bulan madu itu.

“Anda cantik sekali,” suara Michael terdengar lembut dan dalam. 

Rosie menelan ludah ketika wajah Michael begitu dekat hingga ia bisa merasakan hembusan nafas pria itu menggelitik bibirnya. 

“Apa yang kau inginkan?” tanya Rosie dengan suara bergetar. 

Michael tak langsung menjawab, ibu jarinya membelai tulang pipi lalu turun ke leher, bahu dan menelusuri sisi tubuh Rosie.

“Kamu,” bisik Michael di telinganya. 

Rosie menarik nafas dalam-dalam untuk mengusir kegugupannya, namun yang terjadi justru aroma Michael memenuhi lubang hidungnya. Aroma perpaduan lemon dan sandalwood yang memabukkan hingga Rosie menghembuskan nafasnya dengan gemetar.

“Anda baik-baik saja?” pemuda itu menatapnya sambil memiringkan kepalanya.

“Ya…tidak,” Rosie mengangguk lalu menggeleng dengan cepat, “Aku tidak baik-baik saja, aku rasa ini adalah kesalahan, aku hmmp…” 

Suara Rosie menghilang ketika dengan tiba-tiba tangan-tangan Michael menangkup pipi tirusnya dan melahap bibirnya dengan ganas. Rosie ingin memprotes namun suaranya yang keluar justru lebih mirip erangan.

Michael mengartikannya berbeda. Ciumannya semakin menuntut, dan kedua tangan kekarnya turun mencengkram pinggang ramping Rosie.

Richard....

Tiba-tiba saja bayangan wajah suaminya, Richard, melintas di benak Rosie. Oh Tuhan, apa yang sedang ia lakukan? 

Balas dendam, kata-kata itu terngiang di telinganya berulang kali seolah ingin membenarkan apa yang sedang ia lakukan. 

Ia sedang melancarkan aksi balas dendam atas perselingkuhan yang dilakukan Richard di belakangnya. Suami yang ia cintai setulus hati telah berpaling pada wanita lain, bahkan perempuan itu telah dibelikan sebuah rumah di kawasan real estate mewah.

Selena, sepupu sekaligus satu-satunya teman curhatnya yang mengusulkan untuk menyewa laki-laki panggilan anak buah Donna, pemilik prostitusi kelas atas terkenal di kota itu.

“Kau harus menjadi wanita tangguh, Rosie. Kau harus belajar memikat laki-laki dan tangguh di ranjang. Buat suami brengsek-mu itu menyesal dan takut kehilanganmu. Aku akan mengaturkan jadwal kencanmu, percayalah semua anak buah Donna profesional,” provokasi Selena kala itu, yang tidak bisa Rosie tolak.

“Aku ingin bercinta denganmu,” bisikan parau dipenuhi nafsu di telinga Rosie, memaksanya tersadar.

Seketika ratusan sinyal tanda bahaya dan peringatan membanjiri pikirannya dan ia menjadi panik. 

Dengan sekuat tenaga yang entah dari mana munculnya, Rosie mendorong dada bidang Michael kuat-kuat dan bergerak mundur ke belakang untuk memperbesar jarak antara mereka. Ia yakin aroma pria itu lebih berbahaya daripada semua jenis wine yang pernah ia cicipi.

Pria itu menatapnya dengan kening mengernyit, sorot matanya tetap teduh dan sayu.

“Maaf, aku tidak bisa!” Rosie menggeleng kembali, "Tolong pergilah!”

Michael tertegun sejenak. 

“Kenapa?”

“KUBILANG PERGI!”

Seolah tidak mendengar, Michael mendekat kembali ke arah Rosie yang terpaku di tempat. Pria itu mengangkat tangannya ke sisi wajah Rosie dan membelai rambut keemasan halus di depannya, begitu harum dan lembut. 

Plak!

Rosie menepis tangan itu dengan kasar. “PERGI!”

Michael tertawa kering. “Oke, oke. Sampai bertemu lagi, Cantik!”

Michael berbalik dan meninggalkan Rosie tanpa menoleh lagi. Rosie bisa mendengar umpatan kecil dari pria itu sebelum dia membanting pintu hotel itu. 

BRAKK!! 

Rosie menyandarkan tubuhnya pada sisi ranjang, mendadak tubuhnya terasa lemas. Ia hampir saja melakukan kesalahan fatal hanya karena emosi sesaat, sungguh mengerikan. 

Ia merasa menjadi seorang pengkhianat, menodai cinta sucinya pada Richard.

Rosie menghubungi Donna, sang mucikari melalui ponselnya,”Maaf aku tidak jadi menggunakan jasa layananmu.”

“Oh, apakah anak buahku berbuat kasar atau tak menyenangkan, Dear?”

Rosie tidak mungkin mengatakan karena ia merasa menjadi seorang pengkhianat dalam rumah tangga,jadi ia menjawab asal saja,” Ya layanannya buruk dan tidak profesional.”

“Aku minta maaf, kami akan menggantinya dengan anak saya yang lain.”

“Tidak usah, seleraku sudah hilang!” ujar Rosie beralasan.

“Tapi Anda sudah membayar kami.”

“Aku tidak akan memintanya kembali, jangan khawatir!”

“Terima kasih, Dear. Kami berjanji hal ini tidak akan terulang lagi, besok anak itu sudah tidak lagi bekerja di sini.”

“Eh jangan…” 

Namun komunikasi telah diputus sepihak oleh Donna. Sebersit rasa sesal menyentuh hati Rosie, seharusnya ia tak berbohong pada Donna. 

Duh bodohnya kau Rosie, ia hanya bisa menyalahkan diri sendiri. Sekarang ia bukan hanya gagal belajar memikat pria sekaligus balas dendam, namun juga membuat seorang pemuda dipecat. Semua ini gara-gara Richard, geramnya. 

“Aku akan merebutmu dari wanita itu, Richard. Apapun caranya akan kutempuh, janji Rosie dalam hati. Tak akan kubiarkan perempuan jalang itu memilikimu.”

Komen (13)
goodnovel comment avatar
Megarita
hemm awal yg seru, lanjutkan thor
goodnovel comment avatar
Sun fatayati
duuh... emosi aku bacanya
goodnovel comment avatar
Nanda Utami
waduh, lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status