Share

8. DILARANG JATUH CINTA

Michael menghela nafas lega sambil tersenyum penuh percaya diri, “Tentu saja aku bisa.”

Richard meletakkan beberapa foto wanita di atas meja lalu menyorongkannya ke arah Michael.

Michael memeriksa lembar demi lembar foto wanita cantik yang diberikan dengan mulut mengepak dan mata membulat.

“Bukankah i..ini istri anda?”

Richard mengangguk, “Namanya Rosie, dialah targetmu.”

Michael memperhatikan wajah Rosie lebih seksama, ia merasa tidak asing dengan wajah itu.

Rambut keemasan, mata biru, bibir tipis…bibir itu mengingatkannya pada bibir yang pernah membuatnya lupa diri beberapa hari lalu.

Perlahan ingatannya akan wajah itu terangkai penuh, ternyata istri Richard adalah wanita yang pernah bersamanya waktu itu.

“Maaf, aku tidak mengerti. Kau menugaskan aku untuk tidur dengan istrimu?” tanya Michael tak percaya sambil mengangkat dagunya memindahkan pandangannya kepada Richard yang masih menunggu reaksinya. 

“Aku memintamu untuk membuat istriku jatuh cinta padamu dalam waktu dua bulan entah bagaimana caramu melakukannya, sampai aku berhasil menceraikannya.”

“Apakah ini tidak terlalu kejam untuk istrimu?”

“Dengar!” tukas Ricard tak sabar, “Kau memiliki adik yang sakit dan membutuhkan biaya tidak sedikit bukan?”

Michael mengangguk perlahan.

“Aku akan menanggung semua biaya pengobatan adikmu selama di rumah sakit bila kau menyetujui dan menandatangani Perjanjian Rahasia kita, apakah itu cukup?”

Mata hijau zamrud Michael berbinar, “ Sungguh?”

“Aku tidak mungkin ingkar janji.”

Michael mengetatkan giginya sebelum akhirnya mengangguk. Richard dan Jason saling memandang dengan berbagi senyum kemenangan.

“Bagus,” Richard tersenyum dan kini menyodorkan sebuah map dengan kertas bermeterai diatasnya, "Bacalah perjanjian ini baik-baik, lalu tandatangani sebagai kesepakatan kita!” 

Michael membaca satu persatu isi Perjanjian Rahasia yang tersaji di depan matanya, Ada beberapa poin penting diketik dengan huruf tebal.

Pertama : Pihak ke 2 harus berhasil membuat Target jatuh cinta dalam waktu dua bulan.

Kedua : Pihak ke 2 dilarang jatuh cinta pada Target.

Ketiga : Pihak ke 2 harus meninggalkan Target apabila misi sudah selesai.

Keempat : Pihak ke 1 akan membayar sesuai kesepakatan.

Kelima : Apabila Pihak ke 2 melanggar perjanjian atau gagal dalam tugas maka harus membayar ganti rugi sebesar kesepakatan yang dikeluarkan oleh pihak ke 1.

Michael menelan ludah, sejujurnya ia tak yakin dapat menaklukkan Rosie mengingat wanita itu seperti jijik padanya. Bagaimana kalau ia gagal lagi? 

Ia tak mungkin sanggup membayar ganti rugi sesuai poin nomor lima.

“Tampaknya kau masih ragu-ragu,”Richard dapat melihat pulpen yang ada dalam genggaman Michael bergetar, “Kukira kau lebih sayang adikmu daripada segala kecemasan dan ketakutan yang sekarang ada dalam pikiranmu.”

Michael menggeser pandangannya ke arah Richard, “Aku hanya tak mengerti, kau tampak seperti suami yang takut kehilangan istrimu di malam itu, dan sekarang kau ingin mencampakkannya? Ini terdengar tak masuk akal.”

“Cinta tidak membutuhkan akal sehat,” tangkis Richard dingin, nyaris membuat Michael menggigil mendengarnya.

Pemuda itu menarik nafas panjang sebelum akhirnya membubuhkan tandatangan pada surat perjanjian di depannya. Ia memang tak punya pilihan lain

“Oh ya, ada beberapa hal yang harus kau ketahui sebelum memulai!” ujar Richard lagi,.

“ Kau tidak boleh menghubungi Donna dan bekerja padanya selama masa kontrak perjanjian kita, karena ayah mertuaku pasti sedang mengawasiku saat ini. Aku tidak ingin rencana ini gagal dan bisnisku hancur karena ia bisa berbuat apa saja.”

Michael mengangguk paham, “Baiklah, tak masalah bagiku.”

Richard mengambil sebuah kartu debit dari dalam laci dan melemparkannya ke atas meja, “Kau bisa membeli segala keperluanmu . Untuk biaya rumah sakit, biarkan Jason yang mengurus.”

Mata Michael nanar menatap kartu itu, ia tak yakin apakah ia sedang bermimpi atau berada dalam alam nyata.

Bila mimpi, ia sungguh tak ingin bangun lagi. Bertahun-tahun hidup dalam himpitan ekonomi yang keras sangat melelahkan. 

Ia tak tahu Richard adalah malaikat penolong atau iblis menyamar, untuk saat ini ia tak akan peduli. Hanya Jonas yang terpenting.

***

Richard tiba di mansion sekitar jam 11 malam, ia berharap Rosie sudah tidur. Ia enggan mendapat berondongan pertanyaan penuh kecurigaan dari istrinya itu.

Seharian ia sibuk mempersiapkan rencana bersama Jason hingga lupa waktu. 

Namun ternyata harapannya sirna mendapati Rosie duduk menantinya di ruang tengah.

“Hai,” sapa Richard lembut.

‘Hai,” Rosie membalasnya dengan senyuman letih.

“Mengapa menungguku pulang? Kau baru sembuh, Rosie. Seharusnya masih perlu banyak istirahat.”

Rosie bangkit dari duduknya dan menghampiri Richard, melingkarkan lengannya ke pinggang suaminya, “Aku merindukanmu.”

Richard berdiri membeku saat wajah Rosie begitu dekat dengan mata setengah terpejam. Sudah lama sekali mereka tak bermesraan karena ia selalu menjauh dan kini saat istrinya menginginkan kemesraan, ia merasa canggung.

Richard menyentuh dagu Rosie, menghelanya lembut ke samping dan mengecup pipinya.

“Aku lelah sekali, mari kita beristirahat,” kata Richard seraya melepaskan lengan Rosie yang membelit pinggangnya. Rosie menekan kekecewaannya dalam-dalam dengan mengikuti suaminya.

“Aku ingin bekerja,” tiba-tiba saja Rosie berucap di belakang punggung Richard saat pria itu melangkah ke kamar mandi. Pria itu berbalik dan menatapnya penuh tanya.

“Kenapa?”

“Aku bosan setiap hari tanpa kegiatan, mungkin aku bisa membantu Selena kalau dia tak keberatan atau mencari di aplikasi lowongan pekerjaan.”

“Usulmu baik juga,” kata Richard dengan senyum penuh pengertian.

“Dengan adanya kesibukan kau pasti tidak akan kesepian, karena akhir-akhir ini aku sangat sibuk karena banyaknya tender yang harus diselesaikan.”

“Sungguh kau tidak keberatan?” Rosie terlihat senang sekali. 

“Kebetulan Jason membutuhkan bantuan dengan coffee shopnya, dia membutuhkan manager yang dapat menggantikannya karena ia harus lebih sering membantuku di kantor.”

“Oh wow!” Rosie memeluk Richard, “Terimakasih, Richard. Kapan aku bisa memulainya?”

“Bagaimana kalau besok?” kata Richard tak sabar.

“Besok?” mata Rosie membulat besar, “Apakah tidak terlalu mendadak? Aku merasa tidak siap.”

“Ah tidak apa-apa, hitung-hitung kau belajar dulu dengan Jason sebelum benar-benar terjun.”

“Baiklah,” Rosie tersenyum bahagia. 

“Sudah, kau tidur dulu supaya besok segar saat mengawali hari pertama-mu bekerja!” Richard mengecup kening Rosie dan mengelus kedua lengan istrinya.

“Selamat malam,” Rosie mengangguk lalu beranjak ke tempat tidur.

Masuk ke dalam kamar mandi dan menguncinya, Richard menyeringai sambil merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.

“Hey Jason?’

“Yeah?” terdengar Jason menguap di seberang.

“Tidak disangka rencana kita menjadi lebih mudah, aku tidak perlu repot-repot mencari alasan. Ia sendiri yang masuk ke perangkap kita!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status