Istri Rahasia Tuan Brian

Istri Rahasia Tuan Brian

Oleh:  Yasmin_imaji  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
5 Peringkat
17Bab
275Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Lalita, seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah perusahaan dimana Brian menjadi CEO di sana. Sebagai seorang gadis lugu, dia seringkali melakukan kesalahan yang membuat atasannya selalu merasa tidak suka. Namun setelah Lalita memutuskan untuk resign dari pekerjaannya, Brian justru merasa kehilangan sosok Lalita yang selama ini selalu berada di dekatnya. Akankah Brian mencari Lalita kembali ataukah membiarkan Lalita pergi begitu saja dari hidupnya? Baca cerita selengkapnya hanya disini ya, jangan lupa untuk follow akun Yasmin_imaji ❤️

Lihat lebih banyak
Istri Rahasia Tuan Brian Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Noorshsaa14
lita sadar diri sama kapasitasnya, tapi walau kapasitas minim di cintai sama Brian,, semangat Thor ...
2024-03-10 12:37:46
0
user avatar
Vanella_17
paling keren, rekomendasi banget. seru lihat Brian dan litta.. semangat Thor!
2024-03-09 16:16:18
0
user avatar
Sang_Dewi
Past Brian cari Lolita, kadang cinta datangnya terlambat. di saat orangnya tidak ada dia baru merasakannya. Semangat ngetiknya Thor.
2024-03-09 11:54:59
1
user avatar
Pinnacullata
ah bukan penasaran itu brian, tapi dah kesengsem itu wkwkkw
2024-03-07 15:21:45
1
user avatar
Leon Hart
Cuma Lalita yang akan jadi cinta Brian. Semakin dibaca semakin seru. Recommended sekali
2024-02-25 11:06:57
2
17 Bab
1. Mengundurkan Diri
Bruk!"Eh! Aduh! Maaf, Pak. Saya tidak sengaja," ujar seorang perempuan dengan nada kebingungan ketika tidak sengaja menabrak seorang pria dengan pakaian rapi.Setelah merapikan kembali berkas yang jatuh, perempuan itu langsung pergi begitu saja tanpa melihat siapa yang baru saja dia tabrak. Padahal dibelakang pria dengan tubuh tegap itu ada orang lain yang tengah dilanda ketakutan apabila tuannya mengamuk di kantor yang baru saja mereka datangi."Siapa dia?" tanya pria itu dengan anda santai membuat asisten sekaligus sekretarisnya menghela nafas lega. Namun, dia juga turut dilanda kebingungan mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir tuannya."Saya kurang tau, Tuan. Namun, setelah ini saya akan meminta identitasnya dari HRD," jawabnya seadanya.Di sisi lain, seorang perempuan dengan pakaian yang tidak lagi rapi walaupun jam masih bisa dikatakan pagi sedang dilanda kebingungan. Berkas yang telah dia susun untuk diberikan kepada kepala bagian keuangan kini telah berantakan karena kete
Baca selengkapnya
2. Terusir
Sudah satu Minggu sejak Lita memilih mengundurkan diri dari perusahaan secara sukarela, kini tabungan yang Lita miliki semakin menipis. Dalam satu Minggu itu banyak sekali uang yang Lita keluarkan dengan dalih self reward untuk dirinya yang telah bertahan dengan pekerjaan sebelumnya."Maaf, Lita. Aku tidak bisa memberimu perpanjangan waktu lagi, dengan berat hati hari ini kamu harus angkat kaki dari apartemen ini karena ada orang lain yang akan segera menempatinya.""Bu, beri aku waktu satu Minggu aku akan segera membayar sewanya," pinta Lita."Tidak, Lita. Aku sudah cukup baik dengan membiarkanmu tinggal tiga hari lebih lama sejak kamu tidak lagi membayar uang sewa. Aku akan memberimu waktu hingga pukul tiga sore nanti untuk kamu berkemas dan pergi dari sini."Lita hanya dapat menghela nafas ketika pemilik apartemen telah pergi meninggalkannya seorang diri. Lita tidak bisa menyalahkan wanita itu karena sebenarnya wanita itu telah sangat baik
Baca selengkapnya
3. Hari Pertama
"Ini kamarmu," ujar Brian dengan membuka salah satu pintu kamar yang ada di rumahnya.Lita memutuskan untuk menerima pekerjaan yang Brian berikan, mengerjakan tugas rumah tangga bukan hal sulit karena Lita sudah sering melakukannya. Rumah Brian berada di kawasan elite, namun rumahnya tidak begitu besar sehingga untuk Lita bersihkan sendiri bukan masalah besar. Rumah Brian termasuk dalam jenis rumah kontemporer."Kamar ku? Bukankah ini terlalu luas untuk kamar seorang asisten rumah tangga?"Atas permintaan Brian yang tidak bisa Lita tolak karena untuk kedua kalinya Brian menjadi bosnya. Pria tampan yang juga ternyata tidak sombong itu memintanya untuk tidak terlalu kaku dan mengubah cara bicaranya menjadi aku-kamu. "Apakah aku harus memberi kamar kumuh untuk orang yang berjasa besar merawat rumahku?" Brian yang sebelumnya membelakangi Lita kini menatapnya. "Tidak ada aturan tertulis untuk hal itu. Jadi, masuklah dan kamar ini akan menjadi milikmu. Aku harus kembali ke perusahaan karena
Baca selengkapnya
4. Drunk
Pagi ini Lita terbangun lebih dulu, dia dengan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya dan tak lupa untuk menggosok gigi. Setelah selesai, Lita lantas pergi ke dapur dan hal pertama yang dia lakukan adalah membuat secangkir kopi untuk Brian, baru setelah itu Lita menyiapkan sarapan."Pagi, Lita."Lita menengok ke belakang. "Pagi juga, Brian." Lita lantas menuangkan kopi dari mesin pembuat kopi ke cangkir. "Nikmati kopimu selagi aku menyiapkan sarapan.""Terima kasih."Setelah beberapa menit, Lita selesai membuat roti isi untuk sarapan keduanya pagi ini. "Malam ini sepertinya aku akan pulang telat, jadi kamu tidak perlu membuat makan malam untukku juga. Dan jangan menunggu ku karena aku tidak yakin akan selarut apa aku pulang nanti," papar Brian sebelum pria itu memotong roti isinya."Kalau begitu aku hanya akan menyiapkan kopi mu, nanti kamu tinggal pindahkan saja ke cangkir.""Brian, aku nanti berniat belajar masakan eropa, kalau boleh aku ingin memakai bahan yang ada
Baca selengkapnya
5. Ketika Hujan
Ting!Brian membuka notifikasi yang asa di ponsel pintarnya. Ternyata itu adalah pesan dari Dion.[Cewek di rumah lo itu pembantu lo?Nggak lo apa-apain kan?]Brian hanya mengernyitkan dahi saat membacanya, tanpa adanya keinginan untuk membalas pesan tersebut."Jam … 9? Sial! Aku kesiangan!" Lita melompat dari tidurnya ketika matanya melihat jam yang menempel di dinding telah menunjukkan pukul 9 pagi."Kok … aku di kamar? Ah, bodo amat!"Lita segera keluar dari kamar dan berlari ke dapur. Lita mungkin lupa jika jam segini pastinya Brian sudah berangkat ke kantor."Lita?" panggil Brian yang sedang menuangkan kopi dari teko ke cangkir, tentu saja itu adalah kopi buatan Lita yang memang sengaja disiapkan untuk Brian tadi malam.Lita yang mendengar suara Brian terkejut, dia belum siap untuk bertemu dengan pria itu setelah kejadian malam tadi. Tanpa di sadari wajah Lita kini mulia bersemu. "Bri … Brian, maaf aku kesiangan," ujar Lita dengan tergagap bahkan suaranya seperti cicitan."Tidak m
Baca selengkapnya
6. Menghabiskan Waktu
"Apa aku terlihat menggodamu?" tanya Brian yang kini justru beranjak dari kursinya. Dia terlihat berjalan untuk mendekat ke arah Lita. Dengan menyadarkan tubuhnya ke meja makan, Brian kembali mengulangi pertanyaannya. "Apakah kamu mau jadi pacarku, Lita?"Lita sendiri bahkan sama sekali tak berani untuk mendongak dan menatap Brian saat ini. pandangan matanya terus menunduk. Brian hanya mengulum senyumnya saat melihat ekspresi kikuk di wajah Lita."Jika memang kamu takut, maka aku tidak akan pernah memaksamu, Lita," ucap Brian.Setelah berucap demikian, Brian kembali menegakkan punggungnya, mengusuk pucuk kepala Lita dan hendak melangkah pergi. Namun ketika badan yang begitu tegap itu tengah berbalik, Lita dengan cepat mencekal tangannya. "Izinkan aku ...." Lita tak lagi melanjutkan kata-katanya."Jalan yuk, mumpung aku sedang free. Jarang-jarang seseorang bisa mengajakku keluar. Kita cari self reward karena kamu telah mampu menjadi pacar dari seorang putra Wirawan." Brian berucap denga
Baca selengkapnya
7. Nafsu Sesaat
Pagutan demi pagutan semakin memanas di antara mereka berdua. Brian yang awalnya hanya ingin mengantarkan handuk, kini harus rela berbasah-basahan bersama dengan Lita di dalam sana. Brian tak mampu lagi untuk membendung hasr*t nya untuk menjamah tubuh bug*l yang begitu mulus itu. Lita, si gadis polos yang memang belum pernah melakukan hal hal semacam itu pun tak kuasa untuk menolak ketika Brian terus merangsek dan menenggelamkan bibirnya di antara cerukan lehernya. Tak cukup sampai di situ, keliaran itu mulai turun menuju pada kedua bukit yang terlihat menonjol dan masih tampak basah.Desahan demi desahan pun mulai keluar dari bibir Lita. Tak bisa ia untuk menahan gejolak kenikmatan yang baru pertama kali ini ia rasakan. Setelah menanggalkan seluruh pakaiannya, Brian segera memutar kran hingga shower pun mulai menyala, membasahi tubuh mereka berdua yang berada di bawahnya. Memberikan sensasi dingin yang menuntut kehangatan. Lita hanya bisa memekik kecil saat coklat yang ada di atas b
Baca selengkapnya
8. Hadiah Untuk Lita
"Ganti bajumu dengan baju yang ada di dalam lemari, Lita. Kamu boleh memilih dan juga memakainya sesukamu." Brian sendiri berjalan keluar kamar setelah mengenakan pakaiannya."Banyak sekali, milik siapa sebenarnya semua ini? Apakah mungkin ...?" Lita langsung membekap mulut dengan kedua tangannya itu. Entah apa yang tengah Lita pikirkan saat ini. Tapi satu hal yang pasti, pikirannya itu tentu bukanlah suatu pikiran yang baik. Namun apa lagi yang dapat dia lakukan saat ini selain memakai salah satu dari deretan pakaian yang tersedia di dalamnya.Dia kini telah memilih dress tanggung berwarna putih yang biasa digunakan oleh para wanita untuk pergi ke kantor. Apa yang akan dia pilih jika gaun-gaun yang ada di dalam sana hampir semuanya terbuka. Tepat pada saat Lita selesai, tepat pada saat itu pula pintu terbuka.Untuk sesaat, Brian sempat terpaku saat melihat Lita. "Kini aku telah menemukanmu," gumamnya.Lita yang tersentak kaget pun segera berbalik dan menatap Brian dengan tatapan yang
Baca selengkapnya
9. Kepulangan Tuan Besar
Pagi itu Lita dikagetkan dengan suara derap langkah kaki yang terdengar riuh. Seperti biasanya Lita akan bangun dan menyiapkan sarapan untuk Brian. Lita beranjak dari tempat tidurnya lalu menggelung rambutnya ke atas begitu saja.Lita cukup tercengang melihat keadaan yang ada di luar ruangan, semuanya tak tampak seperti biasanya. Puluhan laki-laki berpakaian hitam sudah berdiri rapi entah karena apa. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu yang tentu saja itu adalah Brian, namun tak ia temukan lelaki itu dimana-mana."Ada apa ini?" desisnya.Tak menghiraukan semua itu, Lita berjalan menuju ke dapur. Dan di sana ia melihat beberapa wanita yang sudah berpakaian rapi dengan menggunakan celemek kain di depan tubuhnya tengah sibuk memasak sesuatu. Sesuatu yang pastinya sangat besar dan juga banyak, karena mereka butuh empat wanita hanya untuk mengurus masakan di dapur.Lita semakin terlihat keheranan, tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi."Maaf, ada apa ya ini?" t
Baca selengkapnya
10. Ingin Pergi
Brian memijit-mijit dahinya. Rasa pusing tiba-tiba menderanya. "Ah, apa yang telah aku lakukan?" gumamnya sebelum beranjak dari tempat duduknya.Brian segera melangkahkan kakinya menuju ke kamar yang ditempati oleh Lita. Dirinya kini telah berdiri di sana, tangannya pun sudah terulur hendak mengetuk pintu kamar itu. Namun, kembali ia urungkan niat itu. Brian merasa bersalah telah berbicara kasar pada Lita.Akhirnya, Brian memilih untuk berjalan menjauh, dan kembali ke kamarnya sendiri.Sementara itu, Lalita saat ini sedang membenamkan wajahnya di atas bantal. Memang terasa sesak napasnya, namun lebih sesak lagi perasaannya pada saat ini. Ia merasa menjadi gadis paling bodoh di dunia saat ini.Tidak, dia sebenarnya tidak terlalu mengharap pada Brian, karena dirinya pun harus fokus pada kehidupannya sendiri yang memang belum jelas. "Ah, tidak, tidak, tidak! Aku bahkan sudah tak punya muka laki-laki hadapan Brian. Aku harus segera pergi dari sini," gerutu Lita sembari memukul-mukul kepa
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status