Share

7 - Wanita Creo

Darmo Vandara pun menambah laju ketika berjalan dengan kedua kakinya menuju ke sebuah areal khusus untuk menerima tamu di vila pribadinya. Kurang dari dua meter lagi, ia akan mencapai pintu besar ruangan.

Dan, tidak sampai 20 detik, Darmo Vandara telah berhasil mendorong daun pintu tanpa berhenti melangkah. Langsung berjalan ke dalam dengan raut wajah yang serius.

Sosok seorang wanita berparas tidak cukup cantik tengah tersenyum terkesan dipaksa manis, menyambutnya. Ditambah pakaian yang dikenakan seksi hingga dapat secara jelas memerlihatkan lekuk tubuh wanita itu.

Bagi Darmo Vandara, pemandangan tengah tersaji di hadapannya tak mampu langsung menciptakan gairah. Ia masih menjadi pria yang normal dengan hasrat tinggi jika telah dirangsang. Dan, wanita itu tak berhasil.

Ya, gagal dalam membuatnya tertarik. Tentu keinginan lebih pun tak ada. Hanya perlu menuntaskan rencana awal yang dirancang. Darmo Vandara sangat yakin akan mampu mendapatkan informasi diinginkannya.

"Selamat sore, Mr. Vandara. Aku benar? Kau orang yang memintaku datang kemari?"

Anggukan kepala santai ditunjukkannya beberapa kali pada sosok wanita yang baru saja selesai melontarkan pertanyaan untuk dirinya. Kedua kaki dilangkahkan semakin cepat agar bisa lebih mendekat ke wanita itu yang masih duduk dengan santai di sofa.

"Benar. Aku memintamu datang kemari. Aku pemilik rumah ini. Kau pastinya sudah tahu siapa aku bukan? Maka, aku tidak perlu lagi memperkenalkan diriku secara resmi," ujar Darmo Vandara dalam nada sedikit angkuh.

"Iya. Asistenmu sudah memberitahuku siapa kau. Wow, aku merasa senang sekaligus juga terhormat diundang oleh pengusaha kaya New York. Masih seperti mimpi bagiku."

Tawa Darmo Vandara keluar. Tidak cukup kencang dan lama. Segera berupaya untuk diredam. Ia tak ingin sampai mengakibatkan wanita di hadapannya salah paham. 

Darmo Vandara cukup tahu bagaimana karakter dan sifat dari seorang penggoda. Ia enggan menimbulkan skandal yang akan mampu untuk merusak reputasinya kedepan.

Tidak ada bisa juga menggantikan posisi dari Aline di dalam hatinya. Ia hanya ingin wanita itu, baik cinta maupun tubuh Aline. Mendamba hingga membuat sakit.

Sudah dibutakan semua logikanya untuk sadar bahwa di luar sana ada banyak lawan jenis yang lebih menarik dari Aline dengan wajah cantik dan juga tubuh yang seksi. Terkadang mereka terang-terangan dalam merayu dirinya. Menawarkan tidur bersama tanpa pernah diminta olehnya.

Tentu, tidak pernah ditanggapi. Tak akan dilakukan. Ia ingin bercinta hanya dengan Aline. Andai wanita itu memberikan tawaran maka ia akan sangat senang.

Apalagi, jika wanita itu mau menerima cinta, ia pastikan Aline menjadi wanita satu-satunya. Akan diberikan perlakuan bagai ratu. Sayang, semua hanyalah harapannya belaka.

"Aku masih tidak percaya aku bisa diundang olehmu, Mr. Vandara. Benar-benar sebuah kehormatan bagiku. Terima kasih banyak."

Darmo menaikkan salah satu alis bersamaan dengan sudut bibir bagian kanan diangkat. Membentuk senyuman. Memang terlihat seperti seringaian yang meremehkan. 

Darmo tetap menjaga tatapan agar tidak sampai menunjukkan sorot mata menjijikan akibat sikap menggoda yang kian ditampakkan oleh Marina Layne. Ia butuh bantuan wanita itu. Sebisa mungkin menjaga perlakuannya.

"Tidak usah berterima kasih. Aku yang justru harus mengatakan hal demikian lagi karena kau sudah mau datang menemuiku." Darmo membalas dengan nada yang sopan.

"Aku akan melakukan apa pun yang kau mau dariku. Hihi. Aku tidak bisa menolak. Masih seperti mimpi saja bertemu pria kaya seperti dirimu, Mr. Vandara. Aku tidak berbohong."

Geonado segera mengangguk. "Kau tidak bermimpi. Kau ada di sini. Dan, aku akan memberikanmu penawaran yang bagus. Aku langsung saja akan memberi tahu apa tujuanku memanggilmu kemari."

"Baiklah, Mr. Vandara. Katakan saja. Sudah aku katakan tadi aku akan mengabulkan apa yang kau mau dariku, tidak ada kecuali."

Seringaian semakin Darmo tambah. "Aku ingin video dan foto-fotomu saat kau sedang bercinta dengan Mr. Fantino Creo. Aku rasa kau dan dia suka mengabadikan momen kalian saat bercanda," jawabnya santai saja. Namun, tetap dilontarkan dalam nada yang serius. Walau, raut menggoda diperlihatkan.

"Kau serius, Mr. Vandara? Bagaimana juga kau tahu soal Fantino? Apakah kalian berdua berteman? Atau apa hubungan kalian?"

Darmo dengan cepatnya menggeleng. Ia melekatkan tatapan pada sosok Marina. Bisa dilihat kekagetan wanita itu. Sudah sesuai akan prediksinya. Jadi, ia tidak akan merasa heran. Dan, sudah disiapkan antisipasi.

"Mr. Creo adalah bawahanku," sahutnya tetap dalam peringaian tenang. "Bagaimana tawaran tadi? Kau mau? Akan aku berikan berapa saja nominal uang yang kau inginkan dan aku akan langsung memberikannya."

"Aku tidak butuh semua koleksi video atau foto yang kau punya. Beberapa saja sudah cukup bagiku, Miss Layne," imbuhnya.


Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status