Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku

Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku

By:  Rich Women  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
18Chapters
1.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Arella terdesak, tidak ada angin tidak ada hujan, ia dijodohkan dengan seorang pria asing cupu yang tak dikenal. Segala cara ia lakukan agar perjodohan itu tidak terjadi. Tapi sayangnya, ia tetap harus menikah dengan Gilang. Pria cupu yang amat dibencinya. "Kamu harus nurut sama aku, aku suamimu sekarang!" — Gilang "Buat apa aku harus nurut sama cowok cupu kayak kamu! Denger ya! Kamu itu bukan levelku!" — Arella

View More
Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
18 Chapters
Awal Pertemuan
"Arella, sini Nak! Duduk sama Mama dan Papa."Aku tak berekspetasi apapun ketika Mama memintaku duduk di antara mereka berdua. Aku juga tidak bereraksi banyak ketika kedua orang tuaku memperkenalkan tamu-tamu mereka yang katanya dari luar kota."Ella sayang... Ini Om dan Tante Mahesa. Mereka ke sini punya tujuan khusus.""Tujuan?" Aku mengerutkan kening. Memandang Papa dengan raut tak mengerti. "Tujuan apa yang maksudnya?""Begini Nak. Kami berencana menjodohkan kamu dengan Gilang— anak kami."Tubuhku membeku. Kepalaku serasa dihantam batuan besar ketika mendengar perkataan lelaki asing di depanku."Jadi begini, Ella. Dulu Papa punya ide buat nikahin anak-anak kita pas dewasa. Supaya silahturahmi kita tetap terjalin. Dan hari ini, kita mau ngasih tau niat ini ke kamu."Aku menoleh ke arah Papa dengan wajah horor. Candaan macam apa ini? Hanya untuk menjaga tali silaturahmi dengan keluarga yang bahkan tidak aku kenali, aku harus dijodohkan dengan orang asing?"Ya— mungkin menurut kamu in
Read more
Si Cupu Gilang
"Pa, Ma. Om dan Tante. Sebenarnya aku punya usul, supaya hari pernikahan kita dipercepat."Semua mata seketika itu juga langsung tertuju ke arah Gilang. Tak terkecuali Arella yang langsung mendelik kaget ketika mendengar ucapan pria di sebelahnya.Semua yang ada di sana tentu saja merasa senang dengan ide yang Gilang katakan. Minus Arella tentunya yang merasa sangat keberatan."Wah, apa yang bikin kamu langsung berubah pikiran gitu, Gi?""Bener. Kita nggak nyangka kalau kamu bakal langsung setuju ama perjodohan ini.""Gimana nih Bu Mahesa. Kita harus cepet-cepet pilih tanggal baik nih.""Hahahaha. Iya, Bu... Biar kita cepet-cepet jadi besan."Gilang melirik ke arah perempuan di sebelahnya. Ia tau betul jika Arella sedang berusaha untuk memotong obrolan para orang tua. Tapi entah kenapa, dia malah bengong dengan mulut yang agak terbuka.*"Ini nggak bener, Pa! Ma! Aku nggak mau nikah sama Gilang!""Kok kamu baru bilang sekarang sih? Kan tadi sore kita semua udah sepakat.""Sepakat giman
Read more
Surat Perjanjian
1. Kita menikah hanya satu tahun saja. Di masa itu, pihak pertama maupun kedua, boleh mengajukan perceraian apabila dalam jangka waktu tersebut, salah satu diantara mereka merasa tidak nyaman dengan hubungan ini.2. Setelah menikah, masing-masing pihak tidak boleh KEPO dan ikut campur dengan urusan pasangan.3. Tidak ada yang namanya melayani dan dilayani.4. Tidak ada hubungan suami istri.5. Tidak melakukan hubungan suami istri.6. Harus pisah kamar, biar tidak ada hubungan suami istri.7. Tidak ada skinship, cuddle, dan apapun itu.Gilang menaikkan gagang kacamata minusnya usai membaca surat perjanjian pranikah yang Arella berikan padanya beberapa saat lalu. "Point 4-6 kenapa isinya mirip?""Ya buat mempertegas kalau aku nggak mau kita sampai melakukan hubungan seks," pungkas Arella."Tapi kita kan udah nikah, harusnya itu normal.""Itu kan menurut lo! Menurut gue enggak, Gilang! Deket ama lo aja gue malas apalagi sampai berhubungan badan. Yang bener aja?" Arella mengerutkan keningn
Read more
Hari H Pernikahan
Dua bulan berlalu begitu cepat. Tidak terasa hari pernikahan Arella dan Gilang tiba juga. Semua keluarga sudah berkumpul di aula untuk melakukan ijab kabul.Gilang masih setia dengan kacamata minus berbingkai hitam miliknya sudah siap di depan penghulu serta calon mertuanya. Dia sudah dikelilingi saksi dari kedua belah pihak untuk mengucap akad nikah. Pria itu terlihat gagah dengan pakaian adat Jawa lengkap.Sementara mempelai wanita alias Arella, dia masih berada di dalam kamarnya dan baru boleh keluar setelah akad nikah selesai.Gadis itu menatap pantulan dirinya di depan cermin. Kebaya kutu baru warna putih dengan hiasan payet di sana sini serta kain jarik warna coklat sebagai bawahan membuat ia tampak anggun bak bangsawan kerajaan. Riasan makeup paes dan lipstik warna merah yang memberikan kesan dewasa. Dia begitu cantik dengan rambut disanggul dan hiasan bunga melati."Ini pengantinnya kenapa? Kok dari tadi cemberut terus?"Arella menoleh ke arah sang Mama yang sejak tadi berada d
Read more
Ngapain Di Dalam Kamar
"E-elo?! Elo ngapain di sini?"Arella kaget bukan main. Dan itu karena Gilang berada di kamarnya. Kamar pribadinya."Kenapa? Ini kan kamar pengantin?" Gilang sedang melepaskan baju pengantinnya, menatap Arella dengan wajah tanpa dosa."Yang bener aja lo!" Gadis berkebaya warna putih itu langsung menerjang masuk ke dalam dan mendorong dada Gilang. "Ini itu kamar gue! Seenaknya aja lo masuk ke sini!""Orang tua kamu yang nyuruh aku ke sini.""Keluar lo dari sini!" Bentak Arella. "Lo lupa isi perjanjian isi kita waktu itu?""Terus aku harus tidur di mana?" tanya pemuda berkaca mata minus itu. "Lagipula, Apa kamu nggak bingung, kalau seandainya orang tua kamu nanya kenapa kita pisah ranjang?"Pertanyaan Gilang barusan membuat Arella tertampar kenyataan."Tapi gue males kalau harus sekamar ama lo!""Ya mau gimana lagi, kan ini udah konsekuensi."Arella mendengkus. "Tapi lo tidur di lantai!"Gilang menghela nafas dan mengangguk. "Okey."Gadis yang masih dibalut pakaian pengantin itu akhirnya
Read more
Bab 06
Kalau bukan karena cahaya matahari yang masuk ke sela jendela kamarnya. Mungkin sekarang Arella masih tertidur nyenyak di balik selimut tebalnya. Tapi karena itu semua, dia terpaksa bangun dan mengecek kondisi sekitarnya.Yap— dia hampir lupa kalau semalam sudah melangsungkan pernikahan dan sekamar dengan Gilang. Tapi, ketika dia bangun pagi ini, cowok itu ternyata sudah tidak ada di kamarnya.Namun, yang lebih penting dari itu adalah—"Huuft, aman. Gue pikir dia ngapa-ngapain gue semalem," ucapnya diiringi helaan nafas lega, ketika melihat pakaiannya yang masih utuh.Arella menekuk kedua lututnya dan duduk bersila. Ia memandangi langit biru dari jendela kamarnya dan menghela nafas. "Padahal hari ini cerah banget, tapi kok hati gue ngerasa pedih ya? Kayak ada sesuatu yang bikin sedih, tapi nggak tau apa."Kedua manik gelapnya menyendu. Dia bingung kenapa mendadak jadi melow begini. Seperti akan ada sesuatu yang membuatnya merasa sedih."Kamu mau ajak Arella pindah ke apartemen sekaran
Read more
Bab 07
"Elo itu cowok paling nyebelin di dunia," tukas Arella sambil memegangi kepalanya. "Dan sialnya, gue orang jadi orang paling malang di dunia gara-gara nikah ama lo.""Tapi itu kan pemikiran kamu sendiri. Mungkin orang lain beranggapan sebaliknya?""Nggak mungkin. Teman-teman gue aja heran karena gue nikah ama cowok se-cupu elo."Gilang masih fokus menatap jalanan di depannya. Capek juga beradu argumen dengan Arella yang super keras kepala."Kapan sih kita sampai? Gue capek pengen istirahat?""Bentar lagi.""Bentar-bentar doang! Bosen tau!"Dengan tangan kanan yang masih memegang setir, Gilang mengeluarkan sesuatu dari kantung depan kemejanya. "Ini."Arella mengerutkan keningnya ketika Gilang menyodorkan sebuah lolipop rasa jeruk padanya. "Lo pikir gue bocil apa?""Nggak ada batasan umur kalau mau makan permen."Gadis itu menghela nafas panjang. Ia sahut lolipop itu dari tangan Gilang bukan untuk memakannya. Tapi melemparkannya ke luar jendela mobil dengan wajah murka. "Dari sini gue m
Read more
Gak Usah Ngatur
Tok Tok TokArella mendengkus keras. Baru juga ingin santai sendirian, tapi Gilang sudah mengedor pintunya berulang kali. "Apa sih?" sentak Arella saat baru membuka pintu."Kamu mau di pesenin makan malam?" tanya Gilang dengan nada yang cukup sabar."Enggak usah! Gue kalau laper bisa beli sendiri kok.""Sekalian aja nanti pesennya.""Ya suka-suka gue! Siapa yang lo yang bisa ngatur-ngatur."Gilang menghela nafas panjang karena bentakan sang istri. "Ya udah. Terserah kamu."Arella menyipitkan matanya sebelum berkata, "Udah ya! Awas kalau lo gangguin gue lagi. Gue bakal cabut dari rumah ini.""Dan satu lagi! Selama lo masih ada di rumah gue nggak bakalan pernah keluar dari kamar ini kecuali dalam hal yang mendesak!""Kenapa kayak gitu Rel?""Karena gue benci banget sama lo! PAHAM!!"Gilang baru saja buka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Arella lebih dahulu menutup pintu dengan cukup keras. Mengabaikan suaminya yang masih berdiri di sana.***Sekarang masih pukul 5 subuh. Gilang sudah
Read more
Suami Pengertian
"Ini kan?"Arella cukup kaget saat melihat isi paket yang baru saja dia dapatkan. Di mana di dalamnya terdapat canvas, cat air, palet cat, dan beberapa benda untuk keperluan melukis."Kenapa Gilang beli ginian?" tanya Arella pada dirinya sendiri. "Apa ini buat gue?"Arella memang suka melukis. Biasanya gadis itu menghabiskan waktu luangnya untuk menggambar apa saja yang dia sukai.Tapi yang menjadi pertanyaan, bagaimana Gilang tau kalau dia menyukai hobby yang satu ini?"Apa gue telfon aja si Gilang?" pikirnya lagi. "Gue penasaran banget ama alat-alat ini beneran buat gue atau enggak."Setuju dengan idenya, Arella pun mengambil handphone miliknya untuk menelfon sang suami. Tapi belum sempat ia melakukan itu, Gilang lebih dahulu menelponnya. Pria itu seperti sudah dapat feeling kalau dia sedang membutuhkan kejelasan dari Gilang.["Halo, Assalamu'alaikum."] Gilang menyapa dari line seberang."Gilang elo—"["Jawab dulu dong salamnya!"]Arella berdecih. Padahal dia mau langsung to the poin
Read more
Sabarnya Gilang
Sekitar pukul 8 malam, Gilang kembali ke apartement miliknya. Suasana di tempat itu begitu sepi. Hanya terdengar suara dari Air Conditoner yang berada di tengah ruangan."Assalamu'alaikum, Rel. Aku udah pulang nih." Gilang berteriak memanggil istrinya. Sambil duduk di ruang tamu, ia mulai mencopot sepatu kerjanya dan menaruhnya ke rak dekat pintu masuk.Ia melihat sekeliling, tak ada penampakan istrinya di manapun. "Apa Arella udah tidur ya?" tanyanya pada diri sendiri.Pemuda itu menyingsingkan lengan kemejanya. Lalu berjalan ke arah kulkas untuk mengambil air dingin. Ia melihat beberapa piring bekas makan Arella yang terletak di wastafel. Tidak hanya itu, ada juga panci bekas mie yang sepertinya baru selesai di gunakan.Pemuda berkacamata minus dengan bingkai hitam itu tidak marah sama sekali saat tau jika Arella tidak membereskan itu semua. Dia justru merasa lega karena istrinya sudah makan malam walaupun mereka tidak bisa makan berdua.Selesai mencuci piring, Gilang berniat untuk l
Read more
DMCA.com Protection Status