Bangkitnya sang Menantu Benalu

Bangkitnya sang Menantu Benalu

Oleh:  mic.assekop  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
2 Peringkat
124Bab
34.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Datang sebagai menantu pria dengan status sebatang kara, Stefan hanya dianggap benalu dan sampah di rumah mertuanya. Selama tiga tahun Stefan mendapat cacian dan hinaan dari keluarga istrinya, Lionny. Pasca kecelakaan tragis yang membuatnya harus kehilangan ingatan, Stefan hanya bisa numpang makan dan tidur, bahkan nyaris seperti orang gila. Keadaan tidak kunjung membaik. Stefan ingin bunuh diri. Lantas dihabiskannya lebih dari seratus obat dan vitamin dari dokter sekalian minum. Bukannya mati karena over dosis, ingatannya malah kembali. Setelah melewati titik terendah dalam kehidupannya, sang menantu benalu pun bangkit!

Lihat lebih banyak
Bangkitnya sang Menantu Benalu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
SG8
Semangat terus thor.. Seru kok ceritanya..
2023-09-27 15:09:05
1
user avatar
Elzar abadi
bosen gak asyik
2023-05-22 19:44:19
0
124 Bab
Bab 1
“Dasar menantu benalu!” jerit Bobby Sanjaya emosi.Stefan terkejut mendengar bentakan dari balik pintu. Bobby selalu mencaci Stefan sebelum berangkat kerja. Dan tak lama kemudian anak Bobby nomor tiga sebelum berangkat sekolah pasti menggedor-gedor pintu kamar Stefan.“Dasar ipar benalu!” pekik Luchy Sanjaya ketus.Stefan makin meringkuk di atas kasur, tak berdaya. Tubuhnya bergidik dan napasnya tersengal-sengal. Stefan tahu kalau sebentar lagi iparnya yang lain pasti juga akan menggedor-gedor pintu kamarnya sambil memberikan cacian sebelum berangkat kuliah.“Pria pengangguran! Dasar tidak berguna!” teriak Robert Sanjaya gusar.Stefan kian bergeming dan bergetar seluruh badannya. Segala macam bentuk cibiran dan hinaan setiap hari diterimanya. Tidak sampai di situ, ibu mertuanya juga menaruh rasa kebencian terhadapnya. Sebelum pergi ke pasar, Chyntia pasti mencemooh di depan pintu kamar Stefan.“Menantu sampah!” lolong Chyntia murka.Namun, jika mereka berempat telah pergi, Lionny Frans
Baca selengkapnya
Bab 2
Stefan menghubungi Pak Arya dan kembali membahas soal pekerjaannya di AlfaTech.“Maaf, Stefan, namamu sudah dicoret dan sudah digantikan oleh orang lain.”“Saya sudah tanda tangan kontrak kerja, Pak.”“Betul. Tapi sudah tiga tahun kau tidak memberikan konfirmasi kepada pihak perusahaan. Jadi dengan berat hati kami menyampaikan bahwa kau tidak bisa lagi diterima bekerja di AlfaTech.”Stefan membuang harapannya untuk bisa bekerja di AlfaTech. Kemudian dia mencari opsi lain, yakni berusaha mencari lowongan pekerjaan. Namun, Stefan tidak akan bisa sebab semua ijazah dan sertifikat serta apapun yang terkait dengan administrasi studinya, dari SD sampai sarjana, semuanya telah dibakar oleh Bobby. Tak menyisakan sedikit pun.Kecuali apa yang ada di dalam lemari ini saja. Apa yang bisa dipakainya untuk melamar pekerjaan? Stefan ada ide. Bagaimana kalau dia melamar di perusahaan yang dipegang oleh mertuanya sendiri.Senin pagi. Stefan tahu kalau sebentar lagi mertuanya akan menggedor pintu kamar
Baca selengkapnya
Bab 3
“Sesuai aplikasi, Mas!” ucap Grace Santika, lalu dia naik ke boncengan belakang.Tujuan dari Kambang Iwak ke Grand Garden, salah satu perumahan top di Palembang. Perjalanan menempuh waktu sekitar lima belas sampai tiga puluh menit. Cukup lama karena biasanya jam-jam seperti sekarang jalanan dipadati kendaraan.“Pulang kerja, Mbak?” tanya Stefan sambil membuka kaca helm. Angin menderu-deru menampar-nampar wajahnya.“Iya pulang kerja. Rencananya mau ketemuan sama seseorang. Tapi tidak jadi. Barusan aku ditipu.”“Kenapa bisa ditipu?”“Cowok itu menguras habis saldo di salah satu dompet digitalku. Sepertinya ponselku habis disadap.”“Nanti akan aku bantu!”Grace tak salah dengar. Si ojol ini bisa bantu apa? Bantu doa atau apa? Grace malah tak menggubris omongan Stefan.Sesampainya di rumah, Grace membayar ongkos delapan belas ribu kepada Stefan. Namun, pria tampan itu belum mau pergi dan malah memberikan tawaran bantuan.“Pasti Mbak memberikan data pribadi. Berapa uang yang dia ambil?”“Lu
Baca selengkapnya
Bab 4
Siang ini di kantor PT Sanjaya Sawit.“Kemarin saya ditolong oleh seorang teman, Pak," ungkap Grace. Bobby berkata, “Baiklah. Bilang pada temanmu itu kalau Bapak butuh bantuan dia.”Ada beberapa orang di kantor ini mengaku bahwa ponsel dan media sosial mereka telah diretas oleh hacker. Sebagian dari mereka juga mengaku telah kehilangan sejumlah uang, bahkan sampai puluhan juta. Bau-baunya perusahaan akan berdampak juga.Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, makanya Bobby sudah mengambil ancang-ancang terlebih dahulu.“Baiklah, nanti akan coba saya bicarakan lagi dengan teman saya, Pak Dirut,” pungkas Grace, kemudian melanjutkan pekerjaannya.Sore harinya ketika pulang kerja, Grace menelepon Stefan dan bilang kalau dia minta antar ke rumah secara offline tanpa aplikasi. Sesampainya di depan kantor PT Sanjaya Sawit, Stefan kaget. Ini adalah kantor milik mertuanya sendiri.Ini adalah kesempatan emas. Sebaiknya nanti pas pulang narik saja dia bilang kepada mertuanya bahwa dia bis
Baca selengkapnya
Bab 5
Mau sembuh atau belum, sang ibu mertua tidak peduli, yang penting sekarang dia punya ide. Pagi-pagi buta Chyntia menggedor-gedor pintu kamar Stefan. Anehnya, bukan cacian dan lontaran sarkas yang dilempar, melainkan panggilan persuasif layaknya pemeran antagonis menusuk lawannya dari belakang, penuh kelembutan dan rayuan.“Stefan, kau sudah bangun?”Lantas Stefan membukakan pintu, lalu menjawab, “Sudah dari jam empat tadi aku bangun, Bu.”Chnytia mengangguk sembari mengunggah senyum sebelah yang tidak begitu mengenakkan. Senyum dipaksa. Senyum ada maksud. Jika bisa membaca matanya, asli mata itu adalah mata jahat.Chyntia menatap licik dan berkata, “Ada tugas untukmu sebelum kau pergi narik nanti, Stefan.”“Tugas apa, Bu? Aku siap kapan saja.”“Piring, gelas, kuali, semua yang kotor itu cepat kau cuci!”“Baik, Bu. Segera aku kerjakan.”Stefan sigap menuju dapur. Tak ada satu pun yang dilewatkannya, semua kinclong.Chyntia memanggil suami dan ketiga anaknya.“Sekarang kita punya pembant
Baca selengkapnya
Bab 6
Robert dan Luchy masih saja tidak percaya kalau Stefan sudah bisa beraktivitas normal seperti orang pada umumnya. Dua orang itu sibuk saling tanya, kira-kira keajaiban apa yang datang sehingga ipar menyedihkan itu bisa berbicara lancar dan disuruh-suruh.“Apa dia kemasukan jin penunggu di rumah ini?” tanya Luchy sambil cengengesan.“Bisa jadi, Dik. Dia kan sering melamun.”“Bagaimana kalau kita kerjain dia, Kak?” ajak Luchy yang sedang menikmati sarapannya di ruang makan.“Boleh juga. Sudah beberapa hari ini kita kurang hiburan di rumah,” Robert menyepakati.Robert dan Luchy beranjak, lalu pergi halaman samping rumah. Mereka lihat Stefan sedang menyiram tanaman.“Monyet, tolong ambilkan jambu itu!” perintah Luchy yang sudah siap dengan pakaian sekolahnya.Stefan termangu-mangu. Dilihatnya ke atas. “Luchy, buahnya belum matang. Masih hijau," elak Stefan ragu.“Serius kau tahu buah matang atau belum matang? Kau bisa membedakan antara warna merah dan hijau?”Stefan manggut. “Nanti kau sak
Baca selengkapnya
Bab 7
Stefan menutup kupingnya rapat-rapat malam ini karena meskipun sudah larut malam, jeritan hinaan masih saja terdengar sampai ke kupingnya, tapi dia tak mengindahkannya. Sebab, Stefan sedang begadang dan sibuk mengutak-atik ponselnya merancang sebuah program canggih untuk melancarkan orderan. Nama programnya : SJ-Gacor. S adalah namanya sendiri dan J adalah John.[10% ...][35% ...][60% ...][100% ...]Meskipun punya kecerdasan dan ingatan di atas manusia normal, bukan berarti Stefan lantas bisa melakukan segalanya sesuka hatinya. Seandainya memang bisa, tentu dia sudah kaya raya sekarang, bukan malah hanya menjadi seorang ojol dan pesuruh di rumah. Stefan manusia biasa yang tetap punya banyak kekurangan dan keterbatasan.Kisah hidupnya bukan seperti mendapat sistem canggih, atau masuk ke pintu ajaib doraemon, lantas tiba-tiba kaya mendadak. Tidak, sama sekali tidak. Stefan menjalani kehidupan normal seperti orang pada umumnya. Di atas realitas yang logis. Menjalani kehidupan yang susa
Baca selengkapnya
Bab 8
Pagi ini di kantor PT Sanjaya Sawit, Palembang.Seorang hacker memberikan ancaman kepada Bobby bahwa si hacker berencana akan meretas sistem keamanan perusahaan, mencuri data-data berharga, mengacaukan atau memanipulasi apa saja yang terkait dengan IT perusahaan, seperti database, website, media sosial dan semacamnya.Layar-layar komputer di dalam kantor yang berjumlah lebih dari lima puluh menampilkan sebuah tulisan : “Itulah akibatnya kalau arogan di hadapan karyawan”. Si hacker mengaku sebagai mantan pekerja PT Sanjaya Sawit yang diberhentikan secara sepihak oleh Bobby, maka dari itu si hacker ingin balas dendam.Programmer perusahaan tidak mampu mengatasi masalah. Begitu juga orang yang waktu itu memberikan bantuan kepada karyawan perusahaan yang sedang disadap ponsel dan media sosialnya. Bobby selaku direktur utama perusahaan dibuat pusing oleh si hacker.Grace Santika mengetuk pintu ruang kerja Bobby, lalu dipersilakan masuk dan duduk.“Pak Bobby, bagaimana kalau saya menyuruh te
Baca selengkapnya
Bab 9
Stefan kagek begitu melihat istrinya sedang mencuci piring. "Sayang, biar aku saja yang mengerjakannya.” Stefan menarik lengan istrinya.“Mumpung yang lain belum pada bangun. Biar aku saja yang mencuci piring dan pakaian.”Tak lama kemudian Chyntia dengan rambut masih berantakan tiba di dapur, melihat anaknya yang mencuci piring, wanita tua tapi cantik karena perawatan ini menyeringai.“Astaga Lionny! Ke mana babu itu?” “Biar aku saja yang mengerjakannya, Bu. Kasihan Stefan. Sekarang dia sedang bersih-bersih halaman.”Chyntia marah kepada Stefan. “Kau ini kan sudah dibilang. Tiap pagi kau harus cuci piring dan pakaian. Kenapa kau malah menyuruh istrimu?” bentak Chyntia. Matanya melotot.Stefan membalik badannya. “Aku tidak menyuruhnya, Bu. Sudah aku bilang padanya biar aku saja, tapi Lionny masih memaksakan diri.”“Alasan sekali. Makin hari kau melunjak. Sepertinya cap benalu akan terus ada pada dirimu ini. Cepat selesaikan pekerjaanmu itu. Buang sampah jangan lupa!”Halaman belakang,
Baca selengkapnya
Bab 10
Bobby dan Robert menggeret Stefan ke kamarnya secara paksa, membantingnya ke atas kasur. Stefan jatuh berdebam, tak bisa berkutik sama sekali.“Tingkahnya mulai aneh lagi, Ayah. Bagaimana bisa dia memperbaiki laptoku? Asli ni orang memang aneh.”“Stefan, kau sudah mengada-ada dan parahnya kau bisa dapat duit sebanyak itu dari mana?”Stefan mengatur napasnya, lalu menjawab tenang, “Aku tidak berbohong pada kalian semua. Aku melakukan dan mengatakan apa adanya. Tapi kalian tidak pernah percaya padaku.”Bobby dan anaknya malah meninggalkan Stefan, lalu mengunci pintu kamarnya.“Sampah!”Stefan menyandarkan punggungnya, memejamkan matanya. Entah apa lagi yang harus diperbuat untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar sudah sehat, normal, dan seperti manusia pada umumnya. Segenap usaha telah dilakukannya.Namun, mertua dan iparnya masih saja tidak senang terhadap dirinya. Sementara istrinya berada dalam kebimbangan. Di saat Lionny menunjukkan cinta dan sayangnya pada suaminya, keluarganya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status