Share

Adik Madu Pilihan Mertuaku
Adik Madu Pilihan Mertuaku
Penulis: Nana_banana

Part 1

"Tunggu sebentar, jangan ada yang makan sebelum tamu istimewaku datang!" ucap Mama mertua saat aku hendak menyendok nasi ke piring suamiku.

Entah siapa orang yang ditunggu-tunggu oleh mama mertua yang pasti orang tersebut adalah seseorang yang istimewa di hatinya terlihat bagaimana antusiasnya mama menunggu orang tersebut.

Setengah jam menunggu dalam keheningan di meja makan, tiba-tiba bel rumah berbunyi. Mama dengan senyum merekah yang tak pernah ia tampakkan di depanku segera beranjak dari kursi menuju sumber suara.

"Kamu sudah datang Nak, bagaimana perjalanan kamu lancar?"

"Maaf Ma, tadi sedikit macet di jalan jadi aku telat, Mama udah lama nunggu?"

Seorang wanita cantik dengan dress selutut berlengan panjang muncul dari balik pintu. Sangat anggun dan manis jauh berbeda dengan penampilanku yang kata mama kampungan.

"It's oke, Mama tau. Wajar kalau dijalan macet ini kan weekend, yasudah sekarang kita ke meja makan. Mama sudah menyiapkan makanan kesukaan kamu!"

Mama menggandeng manja tangan wanita tersebut. Jujur ada setitik rasa cemburu saat Mama memperlakukan wanita tersebut dengan amat baik. Jauh berbeda dengan sifatnya padaku yang selalu ketus. Wajar saja karena memang anaknya menikah denganku tanpa restu darinya.

"Nilam kamu bisa pindah ke kursi sebelah kan? Ini Viola, teman dekat Danu sudah lama mereka tak bertemu pasti rindu."

Sekilas aku melirik kearah mas Danu untuk melihat ekspresinya, tapi ia tak bergeming seakan tak mendengar perintah mama padaku.

"Oh iya Ma."

Tak ingin ada perdebatan karena masalah sepele, aku memutuskan memberikan kursi yang aku tempati untuk Viola. Jujur aku bertanya dalam hati siapa Viola sebenarnya kenapa bisa mendapatkan tempat yang begitu spesial di hati mama, benarkah hanya teman dekat mas Danu?

Awalnya aku merasa bahagia karena Mama mengundangku dan Mas Danu untuk makan malam dirumahnya. Maklum saja, jarang sekali mama mengikutsertakan aku, sering kali Mama hanya menginginkan kehadiran Mas Danu, anak sulungnya.

Tapi bukan hanya kehadiranku yang dibutuhkan di acara makan malam ini melainkan tenagaku juga.

Memang kalau urusan masak memasak bukan hal yang sulit untukku. Terlahir dari keluarga yang tak berkecukupan membuatku terlatih menjadi wanita yang mandiri. Hingga membuatku harus banting tulang membantu perekonomian keluarga diusia yang masih remaja.

Bekerja di salah satu restoran terkenal menjadi pilihanku, sehingga urusan dapur menjadi makanan sehari-hari. Sebelum akhirnya aku menikah dengan Mas Danu dan ia memintaku untuk resign.

"Jangan cuma Danu yang diambilin nasi, Viola juga dong!" Lamunanku terhenti saat mama memintaku menyendokkan nasi ke piring gadis itu.

"Nggak usah Ma, Vio bisa sendiri kok," ucap Viola lembut.

"Ah nggak papa, sudah biasa kok kalo Nilam melayani kita."

Memang aku sudah biasa melayani suami dan mertuaku di meja makan tapi apa pantas jika aku juga melayani Viola seperti seorang ratu juga?

"Maaf Ma, tapi mungkin benar ucapan Viola. Dia pasti bisa mengambil makanan di depannya sendiri."

Mama menatap tajam kearahku, ah baru kali ini aku bersikap tak sopan kepada Mama. Tapi apa salahnya jika aku melawan demi sebuah harga diri.

"Viola, andai saja dulu kamu tidak melanjutkan kuliahmu diluar negeri pasti kamu dan Danu sampai sekarang masih bersama," ucap Mama.

Ada yang bergemuruh di dada, ternyata makan malam ini hanya bertujuan untuk memperkenalkan kepadaku bahwa mantan pacar mas Danu telah kembali dari luar negri.

Apakah posisiku disini benar-benar tak terlihat, tidaklah mama juga tau bahwa sekarang mas Danu sudah memiliki aku sebagai istri sahnya. Untuk apa membahas tentang masa lalu bukankah itu tidak penting, yang terpenting adalah masa saat ini juga besok.

"Ah itu sudah takdir Ma, disesali pun tak akan merubah apapun," jawab Viola.

"Tapi kamu masih menyimpan perasaan kan untuk Danu, jujur Mama sangat berharap mempunyai mantu yang sepadan dengan keluarga Bagaskara, seperti kamu."

"Jujur rasa ini masih sama untuk Danu seperti lima tahun yang lalu."

Apakah ini bisa menjadi cerminan wanita berpendidikan? Seorang wanita yang punya rasa malu tak mungkin mengakui rasa cinta terhadap suami orang, terlebih lagi ada istri sahnya disini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status