Semua Bab Kala Cinta Menggoda: Bab 1 - Bab 10
92 Bab
Sepahit empedu.
Sama-sama terlahir dari keluarga berkecukupan. Daniel Adelard Sanjaya dan Aurelia Claudya Putri sudah menjalin hubungan sejak mereka berdua duduk di bangku sekolah menengah pertama.Bagi Daniel, Aurelie adalah cinta pertamanya. Cinta pertama yang sulit terkikis dari benaknya dan memiliki tempat paling istimewa di hatinya.Aurelie hadir di kehidupan Daniel, saat ia dengan sikap tempramentalnya sering sekali membuat keonaran, tawuran dan kenakalan remaja lainnya.Ketika orang lain tak peduli terhadapnya. Aurelie datang membantunya, memapah tubuhnya yang sudah keok di keroyok preman sewaan pentolan Genk sekolah lain.Aurelie hadir dengan membawa ketulusan hati dan mengubah Daniel menjadi budak cinta yang tergila-gila padanya.Sejak itulah Daniel berubah, ia menjadi laki-laki pendiam, namun tak segan untuk bertengkar jika ada laki-laki lain yang mendekati Aurelie.Namun, semua berubah ketika mereka berdua harus berpisah setelah lulus SMA. 
Baca selengkapnya
Pusing sendiri.
Siang hari sebelum istirahat makan siang. Daniel berada di salah satu kamar hotel tempatnya beristirahat. Tempat dimana Daniel dan Aurelie sering menghabiskan waktu berdua. Daniel menunggu Aurelie untuk membahas tentang pernikahan mereka.  Daniel tersenyum manis ketika Aurelie membuka pintu kamar hotel sembari menjinjing tas brandednya. Tas yang ia berikan sebagai hadiah ulangtahun Aurelie yang ke dua puluh lima tahun. "Apa aku terlambat?" tanya Aurelie sembari mendaratkan tubuhnya di samping Daniel yang sedang duduk di tepi ranjang. "Tidak sama sekali." kata Daniel, ia mengelus pipi Aurelie sekilas, "Sudah makan siang?" tanya Daniel. Aurelie mengangguk, "Apa apa, Dan? Nanti jam dua aku ada fitting baju untuk fashion show di Bali seminggu lagi." ujar Aurelie dengan malas. "Kenapa tidak sekalian fitting baju untuk pernikahan kita nanti, Rel?" ujar Daniel sembari menaikkan salah satu alisnya. "Maksudmu, Dan? Kamu mengajakku
Baca selengkapnya
Secercah wangsit.
Semalam setelah Daniel menghabiskan waktu sendirian dan mendapatkan secercah wangsit. Akhirnya Daniel memutuskan untuk membiarkan Aurelie bertindak semaunya. Entah untuk mengejar cita-cita atau apapun hal yang terbesit di benaknya. Ada banyak hal yang memang tidak ingin Daniel ketahui dan menyimpannya dalam kamuflase yang di ciptakannya dengan sadar.Daniel berada di depan rumah Aurelie saat hari sudah siang, hari ini mereka akan berangkat ke pulau Bali dengan mengunakan transportasi udara.Ini bukan perjalanan pertama mereka ke pulau Bali. Aurelie selalu memastikan kalau dirinya dan Daniel akan melewati malam-malam panjang yang tak terlupakan. Kali inipun sama, tapi Daniel menolak dengan alasan besok Aurelie akan mengadakan fashion show busana terbuka yang membuat Daniel enggan untuk menjamah tubuh Aurelie dan meninggalkan bekas-bekas merah di tubuhnya.Di hadapan Daniel, Aurelie sudah terbiasa berganti pakaian di depannya. Dulu, semua lekuk tubuh Aurelie mampu
Baca selengkapnya
Varises.
Siang itu menjadi siang yang tidak biasa bagi Andina. Menjadi siang yang tak terlupakan saat Daniel menolongnya dari ocehan panjang supervisor yang bernama Putu Wijaya Kusuma. Orang asli Bali yang terkenal dengan panggilan Bli Wijaya. Dedengkot yang di takuti semua karyawannya ataupun orang yang mengenalnya. Tak heran, meskipun Bli Wijaya terlihat berwibawa, ampun-ampunan untuk melunakkan hatinya jika sudah marah. Andina berhutang budi padanya. Paling tidak ia tidak perlu repot-repot mencari pekerjaan baru dan bersaing dengan para pencari kerja lainnya. Terlebih di Bali, rekrutmen pegawai baru sangat ketat, apalagi bisa bekerja di restoran hotel berbintang harus melewati seleksi ketat. Mati-matian Andina berlatih bahasa Inggris. Usahanya tak mau ia kubur sia-sia hanya karena rasa kantuk yang membebaninya. Malam ini Andina mendapat shift malam, yang berarti ia bekerja dari jam sembilan malam sampai jam enam pagi. Dirinya sudah standby, menunggu tamu yang ingin
Baca selengkapnya
Khilaf aja terus.
Dengan senyum dan sapaan hangat. Laki-laki itu berdiri di depan kost Andina. Ia bertemu dengan Sinta yang sedang membersihkan sesaji di pamerajan yang terletak di pekarangan kost-kostan. Dalam konsep keluarga Hindu Bali, setiap rumah tangga harus memiliki tempat pemujaan. Kebetulan pemilik kost-kostan adalah seorang Hindu. Dan, Sinta sering mengikuti sembahyang bersama keluarga Ni Luh Ayu Sukmawati.Andina berdecak kesal, belum juga rasa kantuk Andina hilang, ia sudah di buat senewen dengan laki-laki yang menyuruhnya melakukan stand up comedy tadi malam. Ia terus memukul-mukul bantalnya saat Sinta terus memanggil namanya."Sekarang aku lebih milih di pecat Bli Wijaya daripada menghadapi orang gila!" gumam Andina. Ia membenamkan kepalanya di bawah bantal. Menutup telinganya rapat."DIN!" teriak Sinta. Ia menoleh ke arah Daniel sembari tersenyum maklum."Maaf kak, Andin susah di bangunin kalau habis kerja malam." ujar Sinta, otaknya membeku hingga ia sulit
Baca selengkapnya
Bali with Love
Sejak kedua orangtua Andina bercerai, Larasati dan Feri memilih untuk fokus pada pekerjaan masing-masing. Feri memilih untuk tinggal di Surabaya, ia bekerja sebagai satpam di salah satu perbankan swasta. Feri tidak sendiri, melainkan bersama adik perempuan Andina yang bernama Kirana. Feri menikah lagi dengan seorang wanita yang berusia sama dengan Andina, istrinya adalah seorang pemandu lagu. Hal yang menurut Andina riskan, karena bukan hal yang rahasia lagi, wanita yang bekerja sebagai LC pasti pekerjaan tak luput dari godaan syaitan yang terkutuk, terlebih istri Feri pasti tidak bisa menyayangi Kirana layaknya ibu kandungnya. Istri Feri masih memikirkan egonya sendiri. Pernah suatu ketika, Andina berniat untuk tinggal bersama ayahnya. Kala itu, Larasati memutuskan untuk menjadi TKW di Hongkong. Meninggalkan Andina, dengan dalih bahwa menjadi TKW akan  memperbaiki ekonomi.Andina sendiri, pada akhirnya Andina memutuskan untuk mencari dan bertemu dengan ayahn
Baca selengkapnya
Kegilaan Daniel.
Malam itu, semua kegilaan Daniel masih terjadi. Daniel, tidak hanya meminta Andina untuk menemaninya makan malam. Tapi Daniel juga meminta Andina untuk menemaninya menikmati bintang yang berkerlip riang di atas awan.Duduk di pinggir jalan, di temani hamparan sawah yang begitu luas. Andina mengusap ke dua lengannya. Suasana memang cerah, tapi udara begitu dingin."Besok saya harus kerja!" ujar Andina, ia menguap. Matanya sudah sulit untuk terbuka."Tapi saya belum melihat ada bintang jatuh." balas Daniel, ia masih menengadah menatap langit. Membuat gadis berambut ikal halus itu mendesah lelah."Harus menunggu keajaiban jika ingin melihat bintang jatuh! Sudah ayo pulang!" ajak Andina lagi, kesekian kalinya. Ia merasa berdosa telah menjadi wanita yang pergi dengan laki-laki yang memiliki tunangan."Sebentar lagi, saya belum puas. Saya masih ingin menikmati liburan ini.  Jarang-jarang saya menikmati keindahan pedesaan Bali. Lagipula dua hari lagi
Baca selengkapnya
Pergeseran ke lain hati.
Beberapa karyawan yang berkumpul di ruang ganti tampak heran mendengar penuturan Andina. Gadis itu dengan gamblang menceritakan tentang kedatangan Daniel di kostnya hingga perjalanan menakjubkan yang membuat sebagian rekan kerja Andina mengelus dada."Beneran, Din? Kamu gak lagi beralih profesi menjadi wanita penggoda kan?" tanya Kencana. Akhir-akhir ini banyak beredar maraknya wanita-wanita penggoda, Kencana bergidik ngeri membayangkan Andina menjadi salah satu diantaranya. "Sembarang!" sergah Andina, "Yang jadi penggoda itu pak Daniel! Masak katanya dia kesepian. Gak mungkin kan, tunangannya aja cantik, seksi, cocok di gandeng kemana-mana. Apa jangan-jangan mereka..." Mata Andina menyorot tajam, "mereka marahan!"Dugaan-dugaan Andina yang menyudutkan Daniel sebagai laki-laki penggoda ikut membuat teman kerjanya berpikir keras."Terus-terus, kalian cuma boncengan? Pelukan gak? Atau jangan-jangan kalian?" tanya Kencana curiga Senyumnya cengar-cengir
Baca selengkapnya
Pertengkaran yang indah.
Pertengkaran-pertengkaran itu terjadi lagi, Aurelie terang-terangan cemburu melihat Daniel yang menaruh perhatian terhadap wanita lain. Daniel terkekeh kecil, ia melonggarkan dasinya. Lama, ia menanti Aurelie marah terhadapnya, hingga ia bisa mengutarakan isi hatinya yang terdalam yang tak pernah ia lontarkan kepada Aurelie. Ia begitu hati-hati mengatakan, bahkan selembut mungkin. Tapi wajah Aurelie berubah menjadi kaku, sudah kesekian kalinya Daniel mengungkit kesalahan yang pernah aureAur lakukan.Daniel slalu memaklumi apa yang Aurelie lakukan, bertahun-tahun ia slalu sabar dengan semua alasan, tingkah, amarah, cemburu, dan semua jejak yang mereka tapaki bersama, tapi ada saatnya hatinya lelah menanti hari bahagia yang slalu ia impikan dengan wanita yang ia cintai.Hingga Daniel sadari, semua penantiannya percuma. Daniel melepas cincin pertunangan mereka dan mengembalikannya kepada Aurelie."Pertunangan selesai, jadikan
Baca selengkapnya
Sekuntum mawar merah.
"Saya tidak tahu bunga kesukaanmu, tapi saya juga tidak ingin membuatmu kecewa."Andina menunduk saat sekuntum mawar merah Daniel berikan langsung ke tangan Andina. Rasanya Andina ingin meremas-remas kelopak bunga itu dan melemparnya ke wajah Daniel. Tapi, logika mengkhianatinya, Andina justru terbius oleh aroma mawar tersebut. "Untuk apa?" tanya Andina. Ia menatap Daniel lekat-lekat, sudah dua hari laki-laki itu berusaha menemuinya di kost-kostan."Maafkan saya." ujar Daniel, "Saya tahu bahwa kamu sangat keberatan atas tindakan yang saya lakukan beberapa hari yang lalu." Dua hari Daniel melalui hari-harinya dengan gelisah, tidak tak tenang, makan pun tak enak. Daniel berusaha untuk membujuk gadis itu, sayangnya gadis itu memilih mengurung diri di kamarnya. Membuatnya semakin gusar tak alang kepalang. Andina bersandar di kusen pintu yang terbuka. Sudah dua hari juga Andina mendapatkan predikat pengangguran. Ia hanya menghabiskan waktu bersama
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status