Semua Bab Kala Cinta Menggoda: Bab 31 - Bab 40
92 Bab
Bibir rasa saus kacang.
Andina menghela nafas panjang sambil memandangi suaminya. Tak sepatah kata pun terucap. Namun, ia tahu, mereka sama-sama merasakan manis dan pahitnya secara bersamaan. Begitu besarnya perubahan yang terjadi. Betapa getir rasanya, namun juga betapa ia merasakan begitu dekat dengannya sekarang ini.  "Maafkan aku, Mas, Maaf. Tapi, yang datang dan pergi akan membuatmu lebih mengerti, dan semoga ini menjadi perjalanan menuju pendewasaan diri untukmu." Andina mengelus pipi Daniel yang masih memejamkan matanya di atas ranjang.  Terlihat betapa kusut wajah suaminya, betapa menyedihkannya wajah Daniel.  Ia pasti begitu mendamba malam pertama. Begitu ingin menikmati malam-malam indah pengantin baru. Tapi bukankah Daniel pernah merasakannya sebelumnya. Merasakan bagaimana malam pertama yang ia lakukan bersama Aurelie.  Andina mengikat rambutnya tinggi-tinggi sebelum berjongkok untuk membuka kopernya. Ia mengambil beberapa potong baju ganti untukn
Baca selengkapnya
Rampok!!!
"Rammmmmpok!!!" seru Andina kesal saat Daniel melepas bibirnya. Bibirnya tak lagi perawan, bibirnya sudah dilumat begitu lama oleh suaminya sendiri.  "Sstttt..." Daniel mengusap bibir Andina yang basah dan terlihat lebih merah dari biasanya.  "Kamu rampok tahu! Kamu udah ngrampok bibirku!" seru Andina lagi, ia berontak dipelukan Daniel yang masih memeluknya erat.  "Tapi kamu suka, Dina. Kamu tadi membalas ciumanku. Ya, walaupun masih belum profesional!" ledek Daniel. Kepalanya menunduk untuk melihat wajah Andina yang tersipu malu.  Andina menyembunyikan wajahnya di ketiak Daniel. Ia bersembunyi dari tatapan Daniel yang akan menciderai perangainya.  Daniel menyeringai lebar, istrinya sudah masuk dalam perangkapnya. Dan, ia akan memperjelas bahwa hari-hari berikutnya ia akan meminta Andina untuk memberinya kecupan mesra, kecupan-kecupan yang akan menjadi jembatan penghubung antar kedua hatinya.  "Thankyou, b
Baca selengkapnya
Aku, kamu dan becak.
Pernahkah kamu merasakan konsentrasimu terenggut begitu saja hanya karena ciuman pertama. Itulah yang dirasakan oleh Andina sekarang. Wajahnya benar-benar tersipu malu karena Daniel terus saja menggodanya dengan hal-hal yang mereka lakukan di kamar hotel hingga pukul tujuh malam. Melakukan praktek-praktek absurd yang membuat keduanya sama-sama memiliki kartu as.Andina memandang suaminya dengan intens sebelum melangkah menuju pintu, "Jadi jalan-jalan gak?" ujarnya sambil menutup wajahnya dengan masker. Ia bermaksud untuk menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah. Seperti ia sudah tak mempunyai alasan lagi untuk tersenyum yang sedaritadi mengembang dengan sempurna.Daniel mengangguk, ia pun mengambil masker dan topi untuk menutupi sebagian wajahnya. Ia takut jika nanti akan ada orang akan mengenalinya. "Besok kita check out, Dina." ujar Daniel ketika keduanya sudah keluar dari lobi hotel. Andina mengangguk, "Iya... Setelah ini kit
Baca selengkapnya
Kecoak dan perasaan.
Daniel menyeringai bodoh ketika ia terbangun dari mimpi indahnya. Bagaimana tidak indah mimpinya, seorang gadis galak yang ia gilai menemaninya tidur di ranjang untuk pertama kalinya. Bahkan gadis itu masih terjaga disampingnya. Mengulum senyum sembari memainkan hpnya. "Selamat pagi, cantik." "Pagi mas." Daniel tersenyum senang, ia memiringkan posisi tidurnya untuk menghadap wajah Andina. Tangannya merengkuh perut Andina dengan  manja.Andina mengerjap dan melihat Daniel. Tubuhnya terasa tidak nyaman dan Daniel menyadarinya. "Ada yang gak nyaman?" tanya Daniel.Andina mengangguk dan tersipu saat Daniel membelai lembut pipinya. "Apa katakan?" Andina menyeringai, "Aku bahkan tidak berani memejamkan mataku, sayang. Aku takut kamu meraba dan menggagahi tubuhku sebelum aku benar-benar yakin akan perasaanku." batin Andina lalu menyandarkan tubuhnya ke kepala tempat tidur. 
Baca selengkapnya
Kuli panggul pasar tradisional.
Siapa sangka kalau isi kontrakan tersebut masih kosong melompong dari perlengkapan rumah tangga. Sama sekali tidak terlihat adanya kasur, tempat duduk, kompor dan perlengkapan lainnya. Andina menghempaskan tubuhnya diatas lantai, ia duduk sembari meluruskan kakinya. Matanya melirik kearah Daniel yang mengendarakan pandangannya secara liar di seluruh penjuru isi ruangan. Ia tahu suaminya pasti tidak menyangka jika kontrakan tersebut belum juga tersedia perlengkapannya."Kontrakan satu tahun tujuh juta, tapi sama sekali gak ada apa-apanya, cuma air PDAM doang." gumam Daniel."Wajar kan? Coba kita ngontrak di Jakarta? Dapetnya hanya kost-kostan 3x3 meter. Tidak nyaman, dan itu pasti..." Andina menghela nafas, "Ini lumayan murah mas."Daniel mengangguk pasrah, dengan wajah ragu ia mendekati Andina dan duduk disebelahnya. "Bersih! Kata ibu kontrakan udah di pel kemarin setelah tahu akan ada yang mau kontrak." ujar Andina. 
Baca selengkapnya
Bercanda berujung petaka.
Daniel memandangi tubuh Andina dengan muka ngeri. Istrinya hanya memakai celana kolor pendek dan kaos oblong. Ia terus memandangi lekuk tubuh Andina bagian belakang yang amat menggiurkan baginya. "Gue heran, istri gue gak punya capek apa ya? Dari tadi pagi sampe jam segini masih sibuk berbenah. Mana kalau ditanya jawabannya bikin tensi naik." batin Daniel. Ia yang sudah menjadi kuli panggul sejak dari pasar tadi memilih untuk merebahkan diri di atas karpet murahan yang sengaja Andina beli untuk mengganti sofa. "Keras banget sih, buset dah. Ini pasti balasan atas doa istri gue yang gak gue bantuin!" gumam Daniel seraya menunda merebahkan diri di atas karpet, ia memilih merenggangkan otot-ototnya yang pegal dan mendekati Andina. "Dina, udah. Besok lagi aja beres-beresnya! Sekarang mandi dulu, nanti kita harus ke rumah pak RT untuk laporan warga baru." Andina hanya berdehem, ia masih asyik menata piring-piring baru yang baru saja sele
Baca selengkapnya
Kamu mencintaiku?
Dalam beberapa Minggu saja. Daniel mulai terbiasa dengan keadaannya dan semua hal asing yang tak pernah ia lakukan sebelumnya, ia mulai terbiasa menjalani semua job desc tambahan yang di berikan oleh istrinya. Ia senantiasa menjaga keutuhan rumah tangga dengan menuruti perintah Andina. Apapun itu tak terkecuali mencuci baju. Awalnya ia ngeri menatap tumpukan baju kotor di dalam ember hitam. Tapi menurutnya ada yang lebih mengerikan ketimbang setumpuk pakaian kotor dan pemakaman umum yang menjadi latar dimana ia harus menjemur pakaian di halaman belakang rumah. Yaitu melihat istrinya marah. Sebagai gantinya, Andina akan memanjakannya. Siang malam ia akan mendapat kecupan manis sebagai bentuk apresiasi dan dukungannya terhadapnya. Istrinya sudah tidak canggung lagi, apalagi setelah malam terakhir saat Daniel diantara oleh Lolita. Andina lebih memanjakannya, meskipun belum seutuhnya berkurang kadar kegalakannya.Tapi masalahnya sekarang bukan itu. Meski
Baca selengkapnya
Perkara ranjang.
Daniel memandangi dada Andina yang terbuka, lalu memindahkan tatapannya ke wajah Andina yang merona. Sentuhannya terhenti sejenak ketika mereka kembali berciuman. Ciuman kali ini terasa lebih menggelora dan seksi. Andina sudah profesional, ia sudah tidak lagi canggung dalam mengekspresikan dirinya dan cintanya kepada suaminya. Andina menahan tangan Daniel ketika laki-laki itu mengelus perutnya dan turun langsung ke dalam celana dalamnya untuk bermain dengan celah kenikmatannya. Ia menoleh, menatap Daniel dengan mata sayunya. Bibirnya yang terbuka karena lenguhan panjang membuat Daniel sekali lagi menciumnya tanpa jeda. Daniel tergugu saat Andina masih memegangi tangannya dengan erat, wajahnya yang sudah mupeng seketika berubah menjadi masam dan tak menyenangkan. "Tunggu apa lagi, Dina? Ini sudah nanggung banget!" ujar Daniel dengan suara parau dan terdengar lebih dalam. Pasalnya sedaritadi Andina tidak menolak saat ia terus meremas payudaranya
Baca selengkapnya
Semuanya.
Jika Cinderella kehilangan sepatu kacanya dan kembali berubah menjadi upik abu ketika malam hendak berganti hari. Daniel kehilangan kekayaannya begitu juga martabatnya sebagai laki-laki sempurna. Tampan, mapan dan memiliki segalanya bagi  seorang perempuan untuk menjadikannya pendamping hidup seolah lenyap dari hidupnya dalam waktu cepat. Beruntung ia memiliki Andina yang tidak terlalu mempermasalahkan ekonominya. Wanita itu jugalah yang menguatkannya sampai sekarang. Tapi Dewi Fortuna sepertinya sedang berpihak kepadanya kali ini. Ia diterima  sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta. Jelas, itu lebih mudah dari pekerjaannya sebagai direktur utama dulu. Maka, ia hanya perlu bekerja sama dengan baik dengan karyawan lainnya. Daniel jelas mumpuni dengan job desc yang harus ia tangani oleh divisinya. "Sebagai karyawan baru, yang harus anda lakukan adalah mengerjakan tugas sesuai jadwal yang ditetapkan, harus tepat waktu dan rajin. Satu lagi,
Baca selengkapnya
Malam ini, malam..
Malam terasa berbeda di dalam kamar ini. Dua manusia masih menikmati pelukan hangat di atas kasur busa. Menyerap aroma tubuh masing-masing yang menjadi candu keduanya. Daniel membelai lembut rambut Andina, membuat sentuhan-sentuhan yang menenangkan. Andina tersenyum, dengan canggung ia membelai wajah suaminya. Seringai Daniel terlihat, ia sangat tahu apa yang akan ia lakukan malam ini. Terlebih sekali sejak awal ia kembali bekerja, Andina sudah memberikan kode yang begitu kentara. Bahasa tubuh yang membuat Daniel kehilangan akal sehatnya. Hidung mereka saling bersentuhan, kemudian mata mereka bertemu. Bibir keduanya saling bertaut, seolah memang sangat tahu keduanya menginginkan pelepasan."Izinkan aku menyentuhmu, Dina." Andina mengangguk. Tidak munafik jika ia juga senang dengan sentuhan Daniel. Daniel tersenyum, ia mengecup kening Andina. Jiwanya lantas melayang ke udara. Jadi inikah yang dirasakan Sarasvati jika suaminya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status