Share

Battle Banana vs Banana

“Dasar pria gila!”

Olivia buru-buru keluar dari kamar hotel. Dia benar- benar merasa sangat sial. Dia yang tidak mau berpikir panjang akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah kekasihnya.  Sambil berjalan, Olivia terus menerus mencoba menghubungi kekasihnya Richard. Meski tidak akan berterus terang dengan apa yang baru saja terjadi, paling tidak dengan bersama dengan mendengar suara Richard Olivia akan merasa jauh lebih baik. 

Selain itu, semalam Richard tidak datang ke prom night nya. Olivia harus tahu alasan mengapa Richard tidak datang tadi malam. Secara, Richard sangat tahu kalau semalam Olivia sudah bertekad akan memberikan keperawanannya kepada Richard sebagai tanda cinta dan kesetiaannya. Apalagi Olivia harus pindah ke Indonesia. Itu artinya mereka akan melalui Long distance relationship.

Untuk malam yang spesial itu Olivia bahkan sudah membeli gaun yang cantik, sepatu yang elegan, dan aksesori yang menawan. Tapi entah karena Richard tidak menganggap itu penting, dia sama sekali tidak datang. Dia bahkan tidak menghubungi Olivia sama sekali untuk memberi tahu alasan ketidakhadirannya.

Olivia yang sedari tadi berusaha menghubungi Richard pun akhirnya kesal. Sudah lah tadi dia kesal karena telah tidur dengan sembarangan pria, kini kekesalannya meningkat jadi pangkat dua setelah Richard tidak menanggapi telponnya. “Nih orang kemana sih?!” Gerutunya dengan wajah yang semakin bete.

Olivia mendengus kesal. Kali ini dia tidak bisa menerima Richard mengacuhkannya. Olivia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah pacarnya sakit? Apakah dia mengalami kecelakaan? Apakah dia sibuk dengan pekerjaannya? Atau jangan- jangan dia... berselingkuh?

Olivia tidak mau berpikir hal buruk tentang pacarnya. Dia masih mencintainya dan berharap ada penjelasan yang masuk akal. Dia memutuskan untuk pergi ke apartemen pacarnya dan menanyakan langsung padanya.

Olivia memberhenti taxi di depan hotel dan memberitahu sopir alamat tujuannya.

Setelah beberapa lama, taxi sampai di depan apartemen mewah milik pacar Olivia. Olivia membayar ongkos taxi dan turun dari mobil. Dia masuk ke dalam gedung dan naik lift ke lantai tempat pacarnya tinggal. Dia berjalan menuju pintu apartemen pacarnya dan menekan bel.

“Ting tong!” 

Olivia menekan bel, namun setelah beberapa saat menunggu tidak ada membukakan pintu. Olivia pun mencoba sekali lagi, tapi lagi- lagi tetap tidak ada jawaban.

“Ini orang memang tidak ada apartemennya atau sedang molor sih? Bel sudah ting tong ting tong dari tadi tapi masih nggak keluar juga!” gerutu Olivia.

Olivia mulai curiga. Apa yang sedang dilakukan pacarnya di dalam? Apakah dia tidur? Apakah dia tidak mendengar bel? Atau apakah dia… tidak sendirian?

Olivia merasa gelisah. Dia ingin masuk ke dalam apartemen pacarnya dan melihat sendiri apa yang terjadi. Tapi dia tidak punya kunci. Lantas bagaimana cara nya?

Tiba-tiba, Olivia teringat sesuatu. Dia pernah melihat pacarnya menyimpan kunci cadangan di bawah keset rumput palsu di depan pintu. Dia pernah bertanya kenapa pacarnya melakukan itu, dan pacarnya menjawab bahwa itu hanya untuk jaga-jaga kalau dia lupa membawa kunci.

Olivia merasa ada harapan. Dia berjongkok dan mengangkat keset rumput palsu. Benar saja, di bawah nya ada sebuah kunci perak yang bersinar.

Olivia mengambil kunci itu dan memasukkannya ke dalam lubang kunci. Dia memutar kunci itu dan mendengar suara klik.

Pintu itu pun terbuka.

Olivia masuk ke dalam apartemen pacarnya dengan hati-hati. Dia melihat sekeliling dan tidak menemukan apa-apa yang aneh. Semua tampak normal dan rapi, kecuali sepasang sepatu milik pria yang Olivia rasa bukanlah milik pacarnya.

“Apa sedang ada tamu? Atau mungkin kakak laki- laki nya datang?” tebak Olivia yang sama sekali tidak terpikirkan hal yang aneh – aneh. Namun, semakin dia masuk ke dalam apartemen itu, dia justru mendengar suara yang aneh dari dalam kamar.

Olivia berjalan perlahan sambil melebarkan telinga berusaha menangkap dengan benar bunyi suara yang baru saja dia dengar.

“Ah …” 

Erangan dan desahan semakin terdengar di telinga Olivia. Namun, yang membuat Olivia heran, mengapa ada lebih dari satu suara, dan kedua suara tersebut terdengar berat?

“Suara apa itu?” gumam Olivia dalam hati lalu menempelkan kupingnya di pintu kamar Richard. Dan setelah beberapa saat Olivia tersentak disaat dirinya baru sadar kalau suara erangan dan desahan di dalam kamar itu berasal dari dua suara pria.

Olivia pun reflek mundur selangkah ke belakang. Kepalanya terasa berdenyut- denyut sebab rasa pusing tiba- tiba mendatanginya

Suara-suara tersebut membuat Olivia ragu, bahwa dirinya salah masuk apartemen. Untuk meyakinkan dirinya. Untuk meyakinkan dirinya, dia sampai keluar dari ruangan dan memeriksa nomor apartemen itu.

Tidak ada yang salah. Ini benar adalah apartemen Richard, pacar nya Olivia.

Tapi kalau benar ini apartemen Richard, kenapa Olivia malah mendengar suara erangan dan desahan dari dua pria? Apa mungkin sedang ada battle banana vs banana di dalam sana? Olivia bisa mendadak tidak bisa berpikir jernih. Tangan nya spontan gemetar. Kini di dalam pikiran Olivia hanya ada satu cara untuk menghilangkan semua prasangka buruk yang sudah menguasai sembilan puluh persen isi kepalanya yaitu dengan cara memeriksa langsung isi kamar tersebut.

Dengan langkah yang terasa berat dan tangan yang tidak berhenti gemetar Olivia berjalan cepat menuju kamar tidur Richard dan membuka  pintu kamar itu dengan kasar.

Mata Olivia rasanya ingin berjatuhan ke lantai saking shocknya ia melihat apa yang ada di atas ranjang besar milik sang pacar.

Di atas ranjang, sang pacarnya sedang bercinta dengan liar dengan seorang pria yang jauh lebih tua dari pada sang pacar.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kak Upe
hmmm... dunia oh duniaaa...
goodnovel comment avatar
pratama
cuma satu kata, . . GILA!!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status