Share

Mau Kabur dari ku? MIMPI . . !!

"Brengsek! Aku harus berhati-hati dengan pria tua mesum itu! kalau perlu aku harus tidur dengan mata terbuka." Seru Olivia dalam hati, memandangi Samuel yang pergi menjauh.

"Ha?! Aku ada ide!" Olivia mengambil handphonenya, lalu dengan cepat jari-jarinya mencari salah satu online shope yang sudah membumi melangit di negara ini. 

Seringai licik pun penuh kepuasan pun tersungging di wajah cantik dan imutnya. Sepertinya apa yang dipikirkan oleh otak liciknya, ada di platform yang sewarna dengan baju para tersangka kejahatan di TV-TV.

"Aku pesan ini, dan ini!" serunya, masih dengan senyum bak rubah kecil nan licik.  

"Malam ini aku hanya perlu mencari cara agar om-om mesum itu tidak menerobos masuk ke dalam kamar ku." gumamnya, sambil melihat Samuel yang kini berjalan menuju ke arahnya bersama sang kakek.

"Hmm, sepertinya aku ada ide." serunya dalam hati, lalu berlahan tersenyum ramah ke arah sang kakek yang semakin mendekat.

"Aku sangat ingin menemani mu lebih lama, Oliv. Tapi apa boleh buat, aku sudah harus pergi sekarang." Ucap Kenzo sembari meraih tangan mungil Oliva, lalu mengenggam tangan itu erat-erat seolah dia enggan untuk meninggalkan Olivia.

Olivia tersenyum. Sungguh, ia bagaikan melihat figur ayah nya di dalam sosok kakek Kenzo. Tapi saat mata Olivia beralih ke Samuel, malah helaan nafas dari hidung saja yang ada. Andaikan om-om mesum ini bukan anaknya kakek Kenzo, pasti peruntungan Olivia akan menjadi lebih sempurna.

"Kau baik-baik di sini ya, Oliv? Kakek sudah mengatur kulian mu dengan om mu. Kau akan di daftarkan ke salah satu perguruan tinggi ternama di Jakarta." Ujar Kenzo dengan suara beratnya yang sedikit parau.

"Kau tidak perlu khawatir tentang biaya. Semuanya akan di urus oleh om mu." tambahnya. "Bagaimana?"

Olivia cukup kaget saat mendengar kalau dirinya sudah didaftarkan oleh kakek Kenzo di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Dia tidak menyangka ayah angkat dari mendiang ayahnya ini akan mengurusi dirinya sampai seperti ini.

Hanya saja permasalahannya, Olivia sudah terlebih dahulu mendaftar di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Perguruan tinggi itu cukup terkenal. Dan Olivia masuk ke perguruan tinggi itu dengan usahanya sendiri begitu ayah dan ibunya mengatakan mereka akan pindah ke Jakarta. 

Sehingga kalau harus melepaskan hal itu begitu saja, jujur Olivia merasa sangat berat. 

"Kek, Olivia ucapkan terima kasih yang teramat dalam pada kakek. Olivia sangat senang saat mendengar kalau kakek bahkan sampai memikirkan pendidikan Olivia di sini. Sekali lagi terima kasih kek. Hanya saja pemasalahannya, Olivia sudah punya Universitas yang Oliv tuju. Dan Oliv, sudah mendaftar ke kampus itu jauh sebelum papa dan mama meninggal. Jadi kalau kakek tidak keberatan, Oliv ingin kulian di kampus itu saja." ucap Olivia dengan sangat berhati-hati, karena bagaimanapun Olivia kan baru kenal hari ini dengan kakek Kenzo. Belum banyak hal yang Olivia ketahui dengan pria yang bernama lengkap Kenzo Alberto itu.

"Hahaha, kakek kira apa. Tentu saja boleh. Kau boleh berkuliah di mana saja. Kau tinggal sampaikan pada om mu nama kampus mu. Nanti om mu langsung yang akan menemui rektornya supaya kuliah mu lancar di sana." Ujar Kenzo, sambil menepuk-nepuk kecil tangan Olivia.

"Tapi kek, apa tidak bisa Oliv menjalani perkuliahan ini seperti mahasiswa biasa? Pertama Oliv tidak ingin merepotkan kakek dan om Sam. Meski Oliv yakin, kakek dan om Sam pasti tidak akan merasa direpotkan dengan hal itu." ucap Olivia berbasa basi sebelum menyampaikan penolakannya.

"Yang kedua, Oliv ingin menjadi sosok yang kuat kek. Oliv tidak ingin dimanja dan tidak ingin semuanya serba mudah bagi Oliv. Jadi menurut Oliv, sebaikanya biarkan saja semuanya mengalir seperti seharusnyam tanpa campur tangan om Sam ataupun kakek." ucapnya, dengan menatap lurus ke mata sang kakek.

Kenzo terdiam sesaat. Ekspresi di wajahnya, memperlihatkan kalau sebenarnya dia keberatan dengan permintaan Olivia. Mungkin Kenzo ingin Olivia mendapatkan semua kemudahan dalam hidup setelah tragedi buruk yang menimpa Olivia.

"Pa, Sam rasa apa yang dikatakan Oliv ada benarnya. Sebaiknya kita ikuti saja." Tanpa di sangka-sangka yang berbicara adalah Samuel.

Tapi, meskipun apa yang diucapkannya terdengar memiliki makna yang sangat bijak, Olivia percaya maksud yang ada di dalam kata-kata nan bijak itu, tidaklah sebijak yang terdengar oleh telinga manusia biasa. Pasti ada niat buruk yang terselubung di dalamnya. 

Menyadari hal itu, netra mata Olivia pun otomatis beralih melihat ke arah Samuel. "Mari kita lihat, apa yang sebenarnya ingin dia sampaikan?" seru Oivia dalam hati. 

"Tapi Sam, papa hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Olivia seperti yang papa berikan pada mu dahulu." sebut Kenzo yang mana rasa kecewanya, kentara terlihat di wajah tuanya.

"Setiap orang memiliki caranya dan jalannya masing-masing pa. Mungkin untuk mencapai kesuksesan seperti diriku, cara dan jalan yang dipesiapkan oleh Tuhan ya seperti yang Oliv katakan tadi? siapa tahu, kan?" serunya yang lagi-lagi terdengar bagaikan seorang pertapa suci yang baru turun gunung dan siap menyebarkan ajaran yang didapatnya selama pertapaannya.

"Lama-lama ku lihat om-om mesum ini bakat akting nya paripurna sekali?"seru Olivia dalam hati sembari menyimak kebijaksanaan palsu yang seorang Samuel Mitchell perlihatkan.

"Baiklah kalau memang itu keinginan mu. Kakek tidak akan meminta om mu untuk menemui rektor kampus mu. Tapi, kau harus berjanji, kau tidak boleh ragu untuk melaporkan setiap kesulitan mu. Kakek tidak ingin ada kesulitan apapun lagi di dalam hidupmu. Kau mengerti dengan maksud kakek kan, Oliv?" 

"Tentu saja kakek." jawab Olivia singkat.

"Kalau begitu, kakek harus pergi sekarang. Kau ikut dengan om mu." ujar Kenzo.

"Kek? Ada satu hal yang Olivia lupa katakan pada kakek tadi." Sela Olivia sebelum Kenzo pergi meninggalkannya.

"Apa?" 

"Untuk malam ini, Olivia ingin tidur di kosan. Bagaimana pun, Oliv sudah berkenalan dengan beberapa penghuni kosan. Rasanya tidak enak jika Oliv main cabut begitu saja. Ya, paling tidak ada pamitan atau apalah nama nya. Nah, malam besoknya, Oliv baru akan tinggal bersama dengan om Sam. Apa boleh seperti itu kek?" tanya Olivia. 

Olivia sungguh berharap kakek Kenzo akan mengabulkan permintaannya, secara hanya itu lah rencana yang dia miliki untuk malam ini supaya dia terhindar dari om-om mesum yang siap memangsa nya.

"Boleh ya kek?" Mohonnya sekali lagi.

"Sudahlah pa, izinkan saja. Nanti Samuel sendiri yang akan mengantarkan cucu kesayangan papa ini ke kosan lamanya. Kalau perlu, Samuel juga akan ikut nginap di sana." ujar Samuel, tersenyum licik ke arah Olivia yang saat ini memplototinnya.

"Mau kabur dari ku? MIMPI!!" seru Samuel dalam hati.

Kak Upe

Waduh! Salah lawan kamu Oliv! Itu rencana kamu udah di counter ama om om mesum!!!! Ayooo cari cara lain, Liiiiiiiiiiv.....!!

| 8
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Kak Upe
sssst! kak Upe nyimak di pinggiran..
goodnovel comment avatar
Sumariyati Imar
iya betul sekali bucin nanti tau rasa
goodnovel comment avatar
Kak Upe
setuju!!!!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status