Share

Sistem Legenda Sepak Bola
Sistem Legenda Sepak Bola
Author: Hudi

BAB 1. Awal Sistem

"Akan ku tangkap bola lambung ini!"

"Astaga! Aku terlalu cepat melompat … ."

gol!!!.

Terlihat seorang kiper muda bertubuh kurus yang mencoba menghalau umpan bola dari samping luar kotak penalti yang datangnya melambung ke arah kiper kurus itu.

Kiper kurus itu berusaha melompat agar bola tidak masuk ke gawangnya, namun …

Sebelum umpan lambung itu datang, ia melakukan lompatan terlebih dahulu, yang menyebabkan bola itu lolos dan justru mengarah kepada penyerang lawan yang akhirnya dengan mudah bisa mencetak gol.

Suatu kesalahan fatal yang seharusnya tidak dilakukan oleh kiper muda yang sudah masuk di Akademi pemain muda Phoenix Football Club di bawah umur 19 atau disingkat Phoenix FC U19.

"Dasar kiper cadangan bodoh!" hardik seorang bek bertubuh gempal yang geram dengan rekannya sendiri si kiper kurus itu, "Seharusnya kamu bermain di tim perempuan saja! Dan jangan lagi bersaing bersama kami yang jelas-jelas akan menjadi seorang pria yang kuat!" lanjutnya berteriak melepas rasa kesalnya.

Phoenix FC U19 sudah kebobolan 2 gol hanya dalam waktu 10 menit sejak pertandingan antara Phoenix FC U19 melawan Rockets FC U19 ini di mulai. Dan kedua gol itu akibat kesalahan dari kiper kurus Phoenix FC U19.

Nama kiper kurus itu adalah Ali Ottmar Benson yang biasa dipanggil Ali berumur 17 tahun dan ia adalah seorang kiper cadangan dari Phoenix FC U19. Hari ini karena kiper utama cedera, jadi Ali menggantikannya untuk menjadi kiper utama.

Pada menit ke 20, Ali melakukan pelanggaran yang mengakibatkan penalti untuk lawan dan Ali diberikan kartu kuning sebuah kartu peringatan yang apabila satu kali lagi diberikan akan mengakibatkan kartu merah, yang berujung dikeluarkannya Ali dari pertandingan itu.

Penalti pun dengan mudah dimasukkan oleh tim lawan ke dalam gawang Phoenix FC U19 yang dikawal oleh Ali.

"Kiper kita sampah!" hardik bek gempal yang kembali memaki Ali karena kelengahannya dalam mengawal gawang menyebabkan terciptanya kembali gol ketiga dari tim lawan, "Mana bisa kita menang! Jika kiper kita idiot seperti ini! " lanjutnya memaki Ali.

Pertandingan pun berjalan kembali, dan gol demi gol kembali menembus jala gawang dari tim Phoenix FC U19. Sampai menit ke 88, gawang Phoenix FC U19 yang dijaga oleh Ali sudah kebobolan 8 gol.

Hujan entah kenapa tiba-tiba turun deras, padahal ketika pertandingan dimulai sampai menit ke 88 cuaca sore itu sangat cerah dan terik.

Pada menit ke 90 ketika pertandingan akan berakhir.

Di bawah guyuran hujan lebat dengan langit yang sudah tertutup awan hitam, anehnya Ali akhirnya bisa melakukan penyelamatan yang sangat hebat.

Tendangan keras penyerang lawan yang mengarah ke ujung tiang dalam, bisa Ali tahan hingga bola itu menempel di tiang gawang.

Dan ....

Dhuaaar!

Petir menyambar tiang gawang yang dijaga oleh Ali.

Ali pun langsung tidak sadarkan diri dalam beberapa saat.

Ketika Ali tersadar, ia membuka kelopak matanya setengah menjadi sayu, dan …

Ting!

[Sistem Aktif]

[Selamat datang Tuan]

[Permainan Baru]

Tiba-tiba muncul hologram di hadapan mata Ali, karena kaget seketika Ali membelalakkan matanya.

Ting!

[Sistem Non Aktif]

Hologram itu tiba-tiba hilang dari mata Ali, "Ah, kemana perginya hologram tadi." gumam Ali yang kebingungan.

Tidak ada satu orang pun dari rekan-tekan Ali yang tahu, jika Ali sebenarnya tadi sempat jatuh pingsan sesaat setelah tersambar petir yang mengarah ke tiang gawang Ali.

Entah tidak tahu atau memang mereka semua tidak peduli kepada Ali.

Namun tidak lama datang satu orang yang datang menghampiri Ali, "Ali, kau tidak apa-apa kan?" tanya orang itu kepada Ali.

Orang itu adalah Reza Evando Cayton atau biasa dipanggil Reza yang merupakan teman sekelas Ali di Sekolah.

"Aku tidak apa-apa Za." jawab Ali.

Priiit!

Priiit!

Priiiiiit!

Pertandingan pun berakhir dengan Phoenix FC U19 kalah telak melawan Rockets FC U19 dengan skor akhir 0 - 8.

Semua rekan di tim Phoenix FC U19 menatap sinis kepada Ali, seolah-olah Ali adalah penyebab kekalahan ini dan hanya Reza yang masih bisa melempar senyum kepada Ali.

Sesampainya Ali di ruang ganti.

Ali yang masih penasaran dengan apa yang terjadi dengan hologram yang tiba-tiba muncul di matanya ketika tadi ia tersambar petir lalu berpikir, "Kenapa tadi di hadapan mataku bisa tiba-tiba muncul hologram yah? Aku yakin kalau itu bukan dalam mimpi tetapi itu adalah hal yang nyata." gumamnya.

Namun, tiba-tiba Ayah Ali muncul di ruang ganti dan ...

Braaak!

"Bisa-bisanya kamu kebobolan 8 gol pada pertandingan perdana mu!" teriak Ayah Ali sembari memukul lemari ganti, "Ayah malu! Seumur-umur jadi kiper belum pernah Ayah kebobolan sebegitu banyaknya gol hanya dalam satu pertandingan saja!!" teriak Ayah kepada Ali saking geramnya.

Braaak!

Sekali lagi Ayah Ali menendang lemari ganti di ruangan, lalu ia pergi meninggalkan Ali sendiri di ruang ganti itu.

Dalam keadaan kalut Ali lalu merenung, "Sejujurnya saat ini aku sangat membenci Ayahku yang selalu memaksaku menjadi kiper hanya karena dulunya ia adalah kiper Internasional dan andalan dari klub Phoenix FC ini." gumamnya merasa sedih.

"Lebih baik aku mati saja daripada terus terusan dihina sebagai pemain sepak bola." lirih Ali yang sekarang seperti kehilangan selera untuk hidup.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status