Share

BAB 3. Kabur dari Rumah

Dalam keadaan ketakutan Ali berusaha untuk menjadi lebih kuat, ia akan mempertahankan keputusannya untuk menjadi seorang pemain depan, selain karena ia memang mengimpi-impikan akan menjadi seperti idolanya Filippo Inzaghi yang sangat populer sebagai pemain depan. Juga karena ia tahu dengan adanya sistem yang ia miliki sekarang, maka akan lebih mudah baginya untuk mengejar impiannya untuk menjadi seorang pemain depan yang hebat.

"Daripada aku harus menjadi kiper dan terus menjadi bayang-bayang Ayah, lebih baik aku kabur saja dari rumah ini!" seru Ali yang membalas ancaman dari Abdul sembari berlari ke lantai dua untuk menuju ke kamarnya.

Sesampainya di kamar Ali lalu bergumam, "Sebenarnya aku tidak benar-benar serius untuk kabur dari rumah, aku hanya menggertak Ayah saja."

Ali hanya ingin Ayahnya menyetujui keinginannya untuk merubah posisi ia yang saat ini sebagai kiper untuk menjadi pemain depan, agar tantangan yang diberikan oleh sistemnya ini bisa ia selesaikan.

"Maaf Ayah bukan maksudku kurang ajar kepada Ayah, tapi ini memang harus kulakukan demi untuk peningkatan permainan sepak bolaku," gumam Ali sambil memasukkan pakaian ke dalam tas nya untuk berkemas-kemas yang merupakan upayanya untuk lebih meyakinkan Ayahnya, agar ia terlihat seperti benar-benar ingin kabur dari rumahnya, walaupun itu hanyalah pura-pura saja.

Sementara itu di ruang meja makan, terlihat Liana yang sedang memohon kepada Abdul agar diberikan kesempatan kepada anak satu-satunya itu untuk bisa memilih kemauannya atas keputusan yang ia buat sendiri, "Pak tolong pikirkan lagi, beri kesempatan anak kita untuk menentukan pilihannya sendiri, jangan sampai nanti justru malah terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," ucap Liana sambil memegang tangan Abdul yang sangat keras mengepal itu.

Ayah Abdul terdiam sejenak, terdengar suara nafasnya yang sudah makin cepat, seperti menahan amarahnya, "Anak itu belum paham benar kalau dunia sepak bola ini begitu keras, kalau ia tidak aku latih sebagai kiper sedari kecil, maka ia akan kalah bersaing dengan pemain-pemain yang lain," jelas Abdul.

Tidak lama berselang terdengar suara langkah cepat dari Ali yang turun dari lantai 2 menuju lantai satu untuk keluar dari rumahnya, wajah Ali pun terlihat sangat depresi dan sedih.

Liana yang panik melihat anak kesayangannya itu sudah siap dengan segala perlengkapannya untuk kabur dari rumah, lalu dengan wajah cemas matanya yang sedih menatap ke arah Ali, "Kamu mau kemana sayang!" serunya kepada Ali, lalu ia mengalihkan tatapan matanya kepada Abdul, "Ayah cepat tahan Ali yang mau keluar rumah untuk kabur!" serunya sembari menarik tangan dari Abdul.

"Baiklah Ali!" Abdul berdiri dari duduknya, matanya tajam menatap Ali dengan tarikan nafas panjangnya, "Kamu boleh merubah posisimu menjadi pemain depan tetapi dengan satu syarat!" Abdul terdiam sebentar lalu kembali melanjutkan ucapannya.

"Apabila pada umurmu yang ke 19 tahun, kamu tidak bisa menjadi pemain Internasional! kamu harus mengubur impianmu untuk menjadi pesepak bola profesional!" tantang Abdul kepada Ali.

"Siap Ayah," jawab Ali singkat

"Besok akan kuhubungi kepala pelatih U19 Phoenix FC, untuk mengganti posisi dari Ali," ucap Abdul seraya pergi menuju kamarnya yang diikuti oleh Liana.

Liana merasa lega, akhirnya suaminya mengizinkan anaknya untuk bisa memilih kemauannya atas keputusannya sendiri. Ia juga bersyukur dengan begitu Ali tidak akan jadi kabur dari rumahnya.

Ali yang mendengar Abdul menyetujui keinginannya untuk merubah posisi menjadi pemain depan langsung merasa girang, namun ia tidak memperlihatkannya di depan Ayah dan Ibunya, "Yes, tantangan berhasil diselesaikan." gumamnya.

Ali bergegas pergi ke kamarnya di lantai 2, sesampainya di kamar, seperti biasa ia langsung rebahan di kasurnya. Lalu ia menurunkan kelopak matanya menjadi sayu.

Ting!

[Sistem Aktif]

[ Selamat Datang Tuan]

[ Tantangan] [ Bilang kepada Ayah] [ Selesai]

[ Poin Kontribusi +10]

[ Memindai Tubuh]

[ 30%...60%...90%...Selesai]

[ Atribut Pemain Depan] [ Max. 20]

-[ Aerial 5] [ Red]

-[ Dribbling 5] [ Red]

-[ Passing 5] [ Red]

-[ Shooting 5] [ Red]

-[ Technique 5] [ Red]

-[ Tackle 5] [ Red]

-[ Speed 5] [ Red]

-[ Stamina 5] [ Red]

-[ Strength 5] [ Red]

[ Special Ability]

-[ Positioning 11] [ Yellow]

Ali sangat senang melihat hologram di hadapan matanya dengan tampilan visual yang sangat detail, "Wah, ini sama seperti game saja, nilai atribut itu apabila semakin bertambah bisa meningkatkan level 'kan! Tetapi kenapa nilai atributku 5 semua?"

[Sesuai dengan hasil pindaian, nilai atribut Tuan standar semua bernilai 5]

Mendengar suara sistem Ali hanya bisa pasrah saja, karena mungkin memang kemampuan sepak bola Ali berada di bawah standar, "Nilai maksimal dari semua atribut ini adalah 20 yah?" tanya Ali.

[Ya]

"Red dan Yellow itu warna apa?"

[warna itu merupakan tanda dari pencapaian poin dari atribut. Poin 1 sampai 10 akan berwarna merah (Red), poin 11 sampai 15 akan berwarna kuning (Yellow) dan poin 16 sampai 20 akan berwarna hijau (Green)]

"Baik, aku mengerti."

"Special Ability itu maksudnya apa? nilainya 11 besar juga yah!"

[Special Ability adalah kemampuan khusus yang Tuan miliki, itu adalah bakat alami yang Tuan punya]

"Apakah tantangan bilang kepada Ayah tadi mempunyai nilai kontribusi 10?"

[Ya]

"Berarti aku bisa menambahkan atribut ku dengan nilai kontribusi itu?"

[Ya]

"Untuk menambahkan nilai atributku dengan poin kontribusi ini harus saat ini atau di lain hari pun bisa?"

[Kapanpun bisa Tuan]

"Hemm besar juga yah nilai kontribusi dari tantangan bilang ke Ayah ini, kira-kira akan kutambahkan untuk apa yah nilai kontribusi ini."

"Fungsi Spesial Ability ku adalah Positioning, bisa tolong jelaskan?"

[Positioning ini menggambarkan seberapa baiknya kemampuan pemain dalam memposisikan dirinya dalam permainan tim di lapangan, ketika menyerang]

[Pemain yang memiliki nilai tinggi terhadap atribut ini akan membuat pemain tersebut mampu mengarahkan dirinya dengan baik dalam menempatkan posisinya di dalam taktik permainan]

[Atribut ini akan lebih efektif lagi kinerjanya jika pemain mempunyai nilai atribut Aerial dan Shooting yang bagus]

"Oke, terima kasih."

Ali membuka kelopak matanya.

[Sistem Non Aktif]

Ali pun merasa puas bahwa hari ini dan hari kedepannya ia akan terus didampingi oleh sebuah sistem yang akan selalu menuntunnya untuk menjadi pemain sepak bola yang hebat.

.

Keesokan pagi hari, Ali yang baru bangun dari tidurnya langsung mengaktifkan sistem sepakbolanya.

Ting!

[Sistem Aktif]

[Ali Ottmar Benson. Pemain Depan. Level 2 ☆]

[Tantangan Harian] ○

[Selamat Tuan sudah naik Level]

"Naik level?, aku sekarang Level berapa?"

[Level 2 ☆]

"Mantap!"

"Bagaimana cara aku menaikkan level?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status