"Ti-tidak Pak, a-aku ngetawain si-si Reza Pak, dia mukanya lucu Pak" kilah Ali yang terkejut di marahi oleh Gurunya.
Ting![Sistem Non Aktif]Setelah selesai dengan belajarnya, Ali dan Reza keluar kelas bersamaan dengan siswa lainnya.Ketika mereka sudah berada di luar kelas."Kakak, ini cokelat untuk Kakak."Terlihat seorang perempuan berkulit putih dan bertubuh kurus sedang memberikan sebatang cokelat kepada Ali."Namaku Sarah, aku adik kelas yang baru kelas 10, diterima cokelat nya ya Kak." ucap perempuan itu lembut.Setelah cokelat itu di terima oleh Ali, Sarah yang mempunyai nama lengkap Sarah Lovania Anderson lalu meninggalkan mereka berdua."Za, ada yang memberikanku cokelat." ucap Ali yang seolah tidak percaya ada perempuan yang mau memberikan cokelat kepadanya."Mungkin dia penggemar berat mu Li, he he." canda Reza."Tapi aku kan tidak sepopuler kamu di kelas 11 Sekolah ini, a-aku hanya siswa kurus yang tidak pantas mempunyai seorang penggemar." ucap Ali merendah."Sudah terima saja, namanya cinta siapa yang tahu ha ha ha!" Kembali Reza mengejek Ali.Mereka pun akhirnya keluar Sekolah untuk pergi ke tempat latihan sepak bola mereka di Akademi Phoenix FC, dengan Ali menumpang pada mobil yang di kendarai oleh Reza.Di tengah perjalanan Ali yang penasaran ingin meminta pendapat dari Reza."Za, apabila kamu mempunyai keuntungan di dunia ini, yaitu kamu mempunyai kesempatan untuk bisa meningkatkan Atribut kemampuanmu dalam bersepak bola hanya dengan mengucapkannya saja, kira-kira kamu akan meningkatkan kemampuanmu dalam hal apa?" tanya Ali kepada Reza serius."Hemm serius sekali pertanyaanmu Li." celoteh Reza, "Tentu aku akan menambah kemampuanku dalam hal stamina," ucap Reza.Ali terkejut mendengar hal itu, karena itu bukan peningkatan atribut yang pernah ia pikirkan sebelumnya "Ke-kenapa harus stamina Za?" tanya Ali sekali lagi.Lalu Reza menjelaskan panjang lebar tentang kegunaan stamina ini.Menurut Reza Stamina itu kemampuan seseorang untuk melakukan sebuah aktivitas dalam jangka waktu tertentu tanpa cepat menjadi lelah. Dalam konteks sepakbola Stamina adalah kemampuan seorang pesepakbola untuk bermain selama 80-90 menit, bahkan hingga pada babak perpanjangan waktu, tanpa adanya perubahan signifikan dalam performanya.Dalam arti lainnya, menjaga stamina ini disimpulkan sebagai menjaga konsistensi dalam kondisi fit, tidak cedera selama seluruh musim kompetisi berlangsung. Pada akhirnya tubuh akan lebih fokus untuk mempertahankan endurance, ketimbang skill dan kemampuan individu. Ketika Stamina berkurang maka Fokus yang akan berkurang, tingkat disiplin akan menurun, dan refleks yang hilang bisa menyebabkan seorang pemain bola melakukan kesalahan yang tidak perlu."Jadi percuma kalau kamu mempunyai atribut yang membuat skill dan kemampuan individumu meningkat apabila kamu tidak mempunyai stamina yang bagus, di dalam pertandingan yang berlangsung 90 menit lamanya kamu tidak akan bisa mempertahankan skill dan kemampuanmu." jelas Reza menutup penjelasannya kepada Ali tentang kegunaan dari stamina.Mendengar penjelasan dari Reza, membuat Ali semakin bertambah bingung untuk memilih atribut mana yang akan ditambahkannya dalam sistem, "Aduh, aku malah jadi semakin bingung.".Ali dan Reza akhirnya tiba di Akademi Phoenix FC. Mereka langsung masuk ke dalam lapangan sepak bola untuk berlatih bersama pemain-pemain muda yang lainnya.Terlihat Pelatih Kepala Phoenix FC U19 masuk kedalam lapangan bersama dengan pemain yang sepertinya baru masuk ke Akademi ini. Ia lalu memanggil Ali, "Ali kemari!" panggil Pelatih Kepala itu.Ali yang mendengar panggilan dari Kepala Pelatih lalu menghampirinya, "Ada apa Pak?""Kemarin Pak Abdul meneleponku, katanya Ali mau dipindah posisinya yang awalnya kiper menjadi pemain depan," ucap Kepala Pelatih Phoenix FC U19 menjelaskan, "Oleh karena itu Bapak merekrut kiper baru untuk menggantikan posisi kamu itu.""Ali, apakah kamu benar-benar serius ingin merubah posisi mu yang tadinya kiper justru sekarang kamu ingin menjadi pemain depan?" tanya Kepala Pelatih Phoenix FC U19 sembari mengernyitkan dahinya tanda bingung, "Apa kamu bisa bersaing dengan pemain depan lainnya disini?" tanya Kepala Pelatih Phoenix FC U19 yang sepertinya sudah menganggap remeh kemampuan dari Ali sebagai pemain depan."Pasti bisa Pak!" seru Ali sangat yakin penuh semangat, lalu Ali ijin pergi untuk menuju ke toilet.Ketika Ali sedang berjalan menuju toilet, ia bergumam, "Akan kubuktikan kemampuan ku sebagai seorang pemain depan."Ting![ Sistem Aktif ]Ali saat ini sudah memiliki keyakinan yang sangat tinggi setelah pergelutannya yang lumayan lama dalam menentukan pilihannya untuk atribut apa yang akan ia tingkatkan. Ali melihat Atribut ini sangat penting untuk menunjang semua Atribut yang lainnya yang mungkin kedepannya pasti akan ia tingkatkan juga dengan melakukan tantangan harian dari Sistem sepak bolanya."Sistem aku akan memakai semua Poin Kontribusi ku yang berjumlah 10 itu untuk menambahkan nilai pada atribut … .""Atribut Stamina yang akan kupilih."Ali akhirnya memilih atribut Stamina untuk ditambahkan pada Atribut Sistem sepak bolanya.Menurut Ali stamina seperti yang telah dijelaskan oleh temannya Reza akan sangat membantu untuk meningkatkan Atributnya yang lain, dengan mempunyai Stamina yang tinggi ia akan dengan mudah untuk melatih meningkatkan Atribut yang lainnya."Sistem! Aku akan memakai semua Poin Kontribusi ku yang berjumlah 10, untuk menambah Atribut Stamina." ucap Ali kepada Sistem.[Penambahan nilai 10 Poin pada Atribut Stamina][Stamina 5] [Menjadi] [Stamina 15] [Selesai]Ali tiba-tiba merasakan getaran di sekujur tubuhnya, ia merasakan aliran darah panas di dalam nadinya seperti dengan cepat mengalir dari jantung menuju seluruh tubuhnya. Ali pun hanya bisa terdiam karena ia berusaha untuk mencoba menahan letupan yang terasa begitu menyakitkan pada kulit tubuhnya, dan …Bluuush!Keluar asap dari pori-pori kulit Ali.Sekarang Ali merasakan tubuhnya seperti lebih segar lagi dari
[Atribut Pemain][Shooting 5] [Red] [+2%]"Yah cuma 2% saja nambahnya!" seru Ali seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat di dalam hologramnya, "Berarti hanya 20 tembakan yang tepat sasaran." ucap Ali yang sepertinya kecewa melihat hasil yang telah ia peroleh dari hasil latihannya semalam. "Sistem, sepertinya aku kemarin yakin tembakanku yang mengenai sasaran lebih dari 20, kenapa hanya dihitungnya 20 yang kena sasaran!" ucap Ali yang mengeluh kepada sistem tentang hasil yang ia terima dari hasil latihannya semalam. [Sikap dan cara dalam menendang harus selalu benar, apabila tembakan mengenai sasaran tetapi sikap dan cara menendangnya salah itu tidak dihitung]"Apa! Sampai teknik dalam menendang juga kamu perhatikan!" keluh Ali dengan wajah tak percayanya, "Kalau tahu tantangannya akan sesulit ini seharusnya kemarin yang aku tingkatkan adalah Atribut Shooting saja!" ucap Ali yang kali ini justru menyayangkan pilihannya dalam menentukan penambahan Atributnya hari kemarin..Seb
Ali mendengar namanya dipanggil oleh suara perempuan muda yang datang dari arah punggungnya. Ia pun lalu menoleh ke belakang."Minda!" Ali terperangah, ia melihat seorang perempuan cantik yang sudah ia kenal sebelumnya, perempuan bergaya modis dengan senyumannya yang manis berjalan mendekat menuju dirinya.Nama perempuan itu Minda Olivia Johnson atau biasa dipanggil Minda."Halo Al, bagaimana kabarnya?" tanya Minda masih dengan senyuman manis nan ramahnya."A-aku baik, kamu sendiri bagaimana kabarnya?" jawab Ali kikuk."Aku juga baik ko." ucap minda dengan suara imutnya."Kamu bisa ada disini Da?" tanya Ali kembali."Aku mau jemput kakakku."Ali sedikit terkejut mendengar jawaban dari Minda, "Siapa kakaknya? Disini hanya ada aku saja." gumamnya."Si-siapa kakakmu?""Ka Andre.""Hah!" Ali merasa terkejut Minda menyebut nama itu, "Maksudmu coach Andre? Pe-pelatih teknik pemain depan Phoenix FC U19!" Terka Ali, "Ka-kamu ada hubungan apa dengan coach Andre?""Aku adiknya! Masa kamu lupa
Bila dilihat dari komposisi pemainnya, jelas terlihat bahwa pemain yang memakai rompi berwarna merah adalah pemain inti dari Phoenix FC U19, sementara pemain yang memakai rompi biru merupakan pemain cadangannya. Tim rompi merah sebagai tim yang menyerang akan memakai formasi 4-3-3, sementara tim rompi merah sebagai tim bertahan akan memakai formasi 4-5-1.Dalam pertandingan latih tanding ini, Ali yang merupakan satu-satunya pemain depan dari tim rompi biru, ia akan berhadapan langsung dengan Johnson yang merupakan bek tangguh dari Phoenix FC U19 yang bertubuh gempal.Johnson adalah orang yang selalu mencemooh kemampuan Ali sebagai kiper cadangan ketika tim nya Phoenix FC U19 berhadapan dengan tim Rockets FC U19 minggu lalu, yang berkesudahan 0 - 8 untuk kemenangan tim Rockets FC U19.Priit!Pertandingan pun dimulai.Seperti yang sudah diduga sebelumnya pada menit-menit awal pertandingan tim rompi merah langsung memainkan tempo cepat untuk melakukan serangan yang bertubi-tubi ke arah
Latih tanding antara tim rompi merah melawan tim rompi biru dari Akademi Phoenix FC, saat ini skor sementara adalah 2 - 0 untuk kemenangan dari tim rompi merah yang diisi oleh pemain inti.Setelah gol kedua dari tim rompi merah, terlihat Ali kali ini ia berinisiatif untuk membantu pertahanan dari tim rompi biru, karena ia merasa tidak memiliki manfaat kalau harus terus menunggu bola di pertahanan tim lawan rompi merah dan dengan staminanya yang sangat tinggi apabila dibanding dengan pemain-pemain lainnya dari Akademi Phoenix FC, Ali selalu bisa berlari dan terus berlari untuk dapat memotong umpan-umpan dari pemain tengah dari tim rompi merah.“Ali!” teriak Reza sang kapten pemain tengah dari tim rompi merah kepada Ali, “Kenapa kamu malah turun menjaga pertahanan!” ungkapnya kesal karena saat ini Ali sedang menjaga dirinya dengan ketat.“Aku tidak ada manfaat apabila terus berada di depan kotak penalti lawan, lebih baik aku turun untuk membantu pertahanan.” jawab Ali.Dengan adanya ban
Namun Ali lalu melangkahkan lagi kakinya untuk berjalan kembali meninggalkan Minda, "Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk terus fokus pada sepak bola, dan tidak akan terganggu dengan hal-hal lainnya." Pikirnya menguatkan ambisinya untuk menjadi pesepak bola profesional.Minda pun untuk kedua kalinya harus rela dan pasrah melihat Ali tidak memperdulikannya setelah hari kemarin pun mendapatkan perlakuan yang sama dari Ali, "Ali kamu memang sudah benar-benar berubah, kamu bukan dirimu yang dulu lagi. Kamu dulu baik, sangat ringkih dan hanya aku yang bisa menjaga dan menolong saat kamu di injak-injak oleh teman-teman mu saat SMP." ungkapnya dalam hatiAli saat ini memang sudah semakin ambisius dan sangat berpikir keras untuk bagaimana caranya agar kemampuan sistem sepak bolanya bisa meningkat dengan cepat, dan tidak ingin ada masalah apapun yang bisa menghambatnya.Keesokan pagi hari.Ting! [Sistem Aktif]"Buka Atribut pemain"[Atribut Pemain][Shooting 5] [Red] [+12%]"Yah, han
Abdul dan Liana mendapatkan laporan dari SMA Bright Sky tempat Ali menimba ilmu akademik pendidikannya, bahwa sudah tiga hari ini Ali tidak pernah masuk ke sekolah untuk belajar di kelasnya. Hal itu yang membuat Abdul kecewa dan langsung naik pitam, sementara Liana yang terkejut merasa sedih dan cemas dengan keadaan anaknya Ali.Abdul yang melihat Liana sedang memeluk dan melindungi Ali akhirnya mengurungkan niatnya untuk memukul Ali sekali lagi, "Kamu harus mengambil tanggung jawabmu sebagai anak dan melakukan yang terbaik untuk menjadi pribadi yang lebih baik!" ucap Abdul yang berusaha menasehati Ali, "Libur Minggu ini kamu harus tetap berada di rumah! Tidak ada latihan sepak bola lagi!". Tutup Abdul seraya berjalan masuk ke dalam kamarnya.Liana yang melihat Abdul sudah tidak berada di dekat Ali lalu melepas pelukannya dari tubuh Ali, "Sayang, Apa yang terjadi di Sekolah?" tanya Liana lembut menyelidik, "Ceritakan pada Ibu semuanya, kamu jangan terlalu khawatir, mari kita cari tahu
"Bolehkah aku meminta bantuan Ibu?"[Boleh]"Kalau begitu aku mau meminta bantuan ibu saja."Ting![Sistem Non Aktif]Tak beberapa lama kemudian, setelah Ali melihat Abdul keluar rumah, ia langsung berjalan menghampiri Liana ibunya dan meminta waktunya untuk bisa berbicara dengan ibunya di meja makan.Ali terdiam sejenak, kemudian ia mengambil nafas dalam-dalam. "Bu, aku tahu sesuatu yang mungkin tidak seharusnya aku tahu. Tetapi aku merasa harus berbicara tentang ini."Liana memperhatikan anaknya dengan cemas. "Apa yang terjadi, Nak?"Ali menatap ibunya dengan serius. "Atasan ayah melakukan penyelewengan anggaran di perusahaan. Ayah ikut terlibat."Liana terkejut mendengar hal itu. "Kamu yakin, Nak?""Iya, Bu. Aku sangat yakin. Tetapi, ayah tidak mau melaporkannya karena takut beban keuangan keluarga akan bertambah berat."Liana merasa kebingungan. "Aku tahu ayahmu. Dia tidak akan melakukan hal seperti itu.""Bu, aku tahu ini sulit untuk dipercaya. Tetapi kita harus menyelesaikan ini