Secret Reunion

Secret Reunion

Oleh:  Setia_AM  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 Peringkat
50Bab
8.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Di sekolah, saya memang tidak bisa menyentuh kamu. Tapi di luar sekolah, kamu adalah calon istri saya." Estefan mengucapkan kalimat itu dengan dingin, tegas, dan penuh penekanan yang mengintimidasi. Kaluna yang tidak percaya cinta tentu saja menolak ketika dijodohkan Tante Ola dengan pria muda yang ternyata adalah wali kelasnya sendiri. Demi warisan dari almarhum kakaknya, Ola bahkan bekerja sama dengan Dewa, mantan kekasih Kaluna yang berkhianat dengan sahabatnya sendiri. "Apa pun yang terjadi, kamu harus balik sama aku!" Dewa memaksa, tidak peduli meskipun harus menggunakan segala cara kotor yang dia punya. Mampukah Kaluna menghadapi wali kelasnya yang dingin seperti Estefan, juga kegigihan Dewa yang telah mengkhianati cintanya? @setia_am

Lihat lebih banyak
Secret Reunion Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
MiaKadir
best sangat, sentiasa tertunggu2 bab seterusnya.
2022-10-15 16:27:57
0
user avatar
MiaKadir
please lanjut, ceritanya keren banget...sedap dibaca, apa lagi ceweknya barbar...cowoknya cuek, padam banget ...
2022-09-14 07:39:06
0
default avatar
sipayungmargaria
ini g ljut LG y
2022-04-04 19:24:45
1
user avatar
Renti Sucia
perjodohan emg menarik. Apalgi cwoknya ngejar2
2022-02-21 11:08:40
0
user avatar
Nayla Ahmad
suka sekali narasinya...
2021-10-27 16:55:30
0
user avatar
WarmIceBoy
bagus kak semangat yaa
2021-07-21 11:25:18
0
50 Bab
1. Kekasih yang Berkhianat
Kaluna melangkah memasuki ruangan dan terpaku sejenak saat mendapati seorang pria muda dengan rambut hitam pendek dan kacamata berbingkai persegi sudah duduk menunggunya dengan pandangan seakan menghakimi.“Kaluna Demetria?” tanya si pria dengan nada dingin seperti es. Punggung pria muda yang lebar itu sedikit melengkung ketika dia duduk di kursinya dan kedua mata tajamnya seakan menghakimi Kaluna untuk sebuah kesalahan yang tidak pernah bisa dimaafkan.Kaluna sendiri kaget dengan atmosfer di ruangan yang terasa begitu berbeda, ditambah keberadaan pria muda yang dia kenali sebagai Estefan, seorang guru matematika sekaligus wali kelasnya di SMA Oasis. “Bapak ... memanggil saya?” lirih Kaluna, dengan tidak yakin kedua matanya menatap mata Estefan yang tersembunyi di balik lensa kacamatanya. “Ada apa ya, Pak?”“Duduk,” tunjuk Estefan dengan mata mengarah ke kursi yang ada di depannya.Tanpa perlu diperintah dua kali, Kaluna menurutinya dan segera duduk di kursi kosong itu.“Kamu siswi ti
Baca selengkapnya
2. Pangeran VS Preman Sekolah
Kaluna langsung meminta Tante Ola untuk mengurus kepindahannya ke sekolah karena dia tidak sudi lagi untuk bersekolah di tempat yang sama dengan Dewa dan Rara.Di sekolahnya yang baru, Kaluna yang sudah hilang kepercayaan terhadap orang-orang cenderung antisosial dan akan bereaksi berlebihan jika ada murid yang sengaja menyenggolnya. Sudah tak terhitung berapa kali Kaluna bermasalah dengan murid laki-laki baik senior maupun junior, membolos, tidak menyelesaikan tugas, dan mengerjakan soal ulangan dengan asal-asalan.Hebatnya, Kaluna selalu serius saat ujian tengah semester atau kenaikan kelas, meskipun dalam satu semester dia bisa pindah sekolah sedikitnya dua kali jika dia bosan.Bagaimana bisa segampang itu? Tante Ola adalah tipe orang yang tidak mau repot dan dia tinggal mendonorkan sekian juta ke sekolah baru Kaluna menggunakan uang peninggalan orang tua Kaluna yang sudah tiada.“Kaluna, saya sedang bicara sama kamu.” Suara Estefan terdengar lagi, membuat Kaluna tersentak dari lamu
Baca selengkapnya
3. Murid yang Senang Dihukum
Beberapa anak yang berada di sana langsung tersedot perhatiannya ketika melihat Kaluna dan Yohan yang tengah baku hantam di koridor kelas.“Ya ampun, pisahkan dong!”“Takut kena bogem nyasar!”Kaluna tidak gentar menghadapi Yohan meskipun dia cowok, sebaliknya Yohan sendiri juga membuktikan ucapannya bahwa dia tidak segan memukul perempuan.Beberapa kali Kaluna menyerang, meski luput karena jelas sekali jika Yohan pintar berkelahi. Dengan cepat dia membalikkan keadaan dan membuat Kaluna terpaksa mempertahankan diri dari serangannya.“Ini sih gaya berantem cewek alay!” ledek Yohan, tubuh proporsionalnya berkelit memutari Kaluna dan tahu-tahu satu lengan cewek itu sudah berada dalam kekuasaan Yohan. Sekali sentak, lengan Kaluna dipastikan terpelintir dengan mudahnya.“Kamu cowok jadi-jadian, ya?” komentar Kaluna dengan wajah pias yang menempel erat di bahu Yohan. “Berantem sama cewek harus pakai tenaga penuh ....”“Nggak usah bawa-bawa gender kalau urusan berantem,” potong Yohan sementar
Baca selengkapnya
4. Pembinaan (1)
"Kira-kira dong kalau bersin!" protes Yohan antara jijik dan marah sambil mengusap-usap wajahnya. 'Cantik-cantik tapi jorok,' batin Yohan dalam hati. "Sori, mungkin sedang ada yang membicarakan aku." Kaluna beralasan sembari mengusap hidungnya."Yang benar saja," sungut Yohan sambil pergi ke kelasnya sendiri. Kaluna mengangkat bahu dan membiarkan Yohan menyingkir dari hadapannya. Sulit dikatakan apakah mereka kini berteman atau tidak sejak peristiwa perkelahian yang terjadi beberapa hari yang lalu. "Kaluna, bel sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu." Estefan yang kebetulan lewat seketika menegur salah satu muridnya yang masih santai duduk di luar kelas. "Iya Pak," sahut Kaluna sambil menoleh. "Saya menyusul saja nanti."Estefan geleng-geleng kepala dan berpikir bahwa Kaluna pantas mendapatkan bimbingan khusus terkait kelakuannya yang sesuka hati. Kaluna masuk kelas setelah bosan bermain ponsel di luar. Guru yang sedang mengajar memilih untuk membiarkan Kaluna lewat di de
Baca selengkapnya
5. Tambahan Bimbingan
"Kaluna sudah datang," lapor Estefan kepada Bu Sitq seolah tidak ada yang terjadi. "Kita bisa mulai pembinaannya, Bu."Estefan sengaja menyingkir dari pintu untuk memberi jalan kepada Bu Sita. "Kaluna?" panggil Bu Sita sembari duduk di kursi. "Mulai hari ini, kamu akan mendapatkan bimbingan khusus dari saya dan Pak Stefan."Kaluna menerima informasi ini dengan wajah yang biasa-biasa saja. "Saya harap kamu menyambut baik niat saya dan wali kelas kamu, Kaluna." Bu Sita meneruskan. "Kamu punya kecerdasan akademik yang bagus, jadi akan sangat bijak kalau kamu menggunakannya dengan sebaik mungkin."Kaluna hanya menganggukkan kepala tanpa antusias sedikitpun. Baginya akan jauh lebih baik jika sekolah memutuskan untuk langsung mengeluarkannya saja dan tidak perlu mengadakan bimbingan apa pun untuknya hingga seperti ini. Karena bagi Kaluna, itu percuma saja. "Kok manyun?" komentar Yohan ketika melihat Kaluna asyik main ponsel di depan kelas ketika seharusnya dia sudah pulang saat jam sekol
Baca selengkapnya
6. Membuat Estefan Marah
Kaluna tidak dapat membantah, meskipun dia sangat ingin melakukannya. Namun, tatapan tajam Estefan seakan mengunci bibir Kaluna rapat-rapat hingga tidak dapat mengucapkan sepatah katapun untuk membantahnya. Padahal melawan kata-kata guru adalah keahlian Kaluna selama ini. Sebaliknya Estefan juga tahu kalau Kaluna mulai terdesak olehnya, dan itu adalah awal yang bagus untuk permulaan. Sebagai seorang guru, mana mau Estefan dikalahkan oleh muridnya sendiri. "Mulai kapan bimbingannya?" tanya Kaluna dengan wajah malas. "Minggu depan," jawab Estefan tegas. "jangan lupa datang tepat waktu."Kaluna menarik napas panjang, sementara Estefan menyuruhnya untuk kembali ke kelas. Lama-lama menyebalkan juga guru satu itu, batin Kaluna dalam hatinya. Guru lain tanpa pikir panjang pasti akan langsung menendangnya dari sekolah dan dia akan dengan senang hati hengkang detik itu juga. Sisa pelajaran di kelas hari itu Kaluna habiskan dengan memikirkan cara supaya Estefan mau langsung menendangnya d
Baca selengkapnya
7. Terimalah Perasaan Saya!
Kaluna sedang asyik bermain ponsel saat sebuah tangan terulur dan mengambil ponsel itu darinya. "Pak Guru ...?" Kaluna terkejut sedikit. "Siapa yang suruh kamu main ponsel?" tanya Estefan dingin sambil memandang Kaluna. "Saya suruh kamu berdiri.""Sudah, Pak." Kaluna mengangguk sambil menegakkan tubuhnya. "Kamu pakai rok mini lagi?" tanya Estefan menyelidik sambil menyapukan pandangannya ke arah rok Kaluna yang panjangnya hanya sampai di atas lutut. "Kamu tidak bisa memahami instruksi saya dengan baik?"Kaluna hanya nyengir sendiri, dia justru heran karena Estefan baru menyadarinya sekarang. Padahal dia sudah kembali mengenakan rok mininya lagi sejak beberapa hari yang lalu. "Masalahnya begini, saya ambil yang tercepat di lemari." Kaluna beralasan. "dapatnya yang ini."Estefan menarik napas, dia bukan orang yang sabar sebenarnya. Namun, profesinya sebagai seorang guru menuntutnya memiliki kesabaran dalam menghadapi murid-muridnya. "Ponsel kamu saya sita," kata Estefan datar. "Dan
Baca selengkapnya
8. Teror Sang Mantan
Senin itu Kaluna masuk sekolah seperti biasanya, sambil bertanya-tanya dalam hati apakah Estefan sudah tiba di kantor guru dan bersiap mengingatkannya tentang sisa hukuman yang harus dia kerjakan selama seminggu penuh. “Luna!” Terdengar suara Yohan memanggil saat Kaluna sedang berjalan di koridor. “Gimana urusanmu sama Pak Stefan?”Kaluna memandang Yohan sekilas dan tidak yakin jika harus membagikan pengalamannya berurusan dengan Estefan. Sejak pengkhianatan yang dilakukan Rara kepadanya dulu, Kaluna sudah tidak percaya lagi dengan yang namanya teman. Karena itulah dia tidak pernah berminat menjalin pertemanan dengan siapapun di sekolah-sekolah sebelumnya.“Pak Estefan benar-benar konsisten sama ucapannya,” kata Kaluna tanpa menghentikan langkahnya. “Aku heran dia belum juga mengeluarkan aku dari sekolah.”“Kan aku sudah bilang, mendingan kamu mengundurkan diri sendiri,” komentar Yohan sambil menaikkan sebelah alisnya. ”Ngapain harus nunggu Pak Stefan yang mengeluarkan kamu?"“Aku ka
Baca selengkapnya
9. Apa yang Pak Guru Lakukan?
"Luna di dalam Pak, saya tidak macam-macam kok!” ucap Dewangga cepat-cepat. “Saya mengajak Luna reuni tadi ... Kami teman lama di sekolahnya yang dulu ....”“Reuni yang berakhir di apartemen?” tukas Estefan. “Kamu pikir saya bodoh? Kaluna tidak mungkin ke sini tanpa kamu paksa, kan?"Dewangga menelan ludah.“Maafkan saya Pak,” katanya. “Saya menyesal ....”“Keluar sekarang, saya mau cari Kaluna.” Estefan mengusir sambil menerobos masuk ke kamar untuk menjemput muridnya. Dilihatnya Kaluna sedang berbaring tidak sadarkan diri di tempat tidur, dengan seragam sekolah lengkap, sementara rambut panjangnya tergerai menutupi sebagian bantalnya. Bibir mungil dan sebagian wajah Kaluna juga memerah, dengan dua kancing seragam bagian atasnya sudah terbuka. Estefan mengaitkan kancing seragam Kaluna hingga menutup, kemudian berusaha membangunkannya. "Kaluna?” panggil Estefan. “Kaluna, bangun!”Kaluna hanya mengerang sebentar tanpa merespons panggilan gurunya. "Kaluna, apa pantas kamu berada di k
Baca selengkapnya
10. Pesona Estefan
Estefan menoleh dan mendengus melihat Kaluna masih saja mendesaknya.“Pak Guru, saya ... saya tidak tahu apa yang sudah terjadi di antara kita ...” Kaluna melipat kedua tangannya dengan mimik memelas. “Tapi saya mohon jangan ceritakan ini pada siapapun di sekolah, Bapak boleh minta bayaran berapa pun yang Bapak mau, tapi tolong jangan cerita apa-apa.”Estefan mengernyitkan dahinya saat mendengar permohonan Kaluna barusan. Dia harus susah payah menahan tawanya ketika Kaluna berkata akan memberinya bayaran.“Kamu berani bayar saya berapa memangnya?” tanya Estefan sambil memandang Kaluna. “Lebih tinggi dari gaji saya sebagai guru?”“Saya bisa membayar berapapun yang Bapak mau,” janji Kaluna. “Asal Bapak tidak cerita apa-apa tentang kejadian tadi sama teman-teman saya.”Estefan memandang Kaluna lebih serius, dia tidak mengerti kenapa muridnya itu bisa begitu yakin bahwa dirinya akan mau menerima bayaran untuk tutup mulut soal kejadian tadi. “Kita sepakat saja ya Pak,” kata Kaluna akhirnya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status