Share

2 - Akting Terbongkar?

Adaline mendengar jelas percakapan yang dilakukan oleh Amanda Geovant dan orang bernama Titans Genon di telepon tadi. Pria itu mengatakan jika akan datang sekitar 30 menit lagi. Namun, satu jam telah berlalu.

Adaline sudah tentu dibuat kesal menanti kehadiran pria itu di restoran. Memang, ia tak terlalu suka dengan janji yang diundur. Waktu berharga baginya. Jadi, saat terbuang begitu saja, ia tak rela. Namun, telah terjadi.

Adaline harus tetap menunggu jika ingin urusan pentingnya terealisasikan. Ia harus mengorbankan beberapa hal yang belum pernah dilakukan. Tujuan besarnya wajib untuk diwujudkan demi masa depan lebih cerah dengan tahta tinggi di perusahaan.

"Aku bisa menawarkanmu staf yang lain. Aku ada tiga lagi. Kau bisa memilih beb--"

"Tidak, Miss Geovant. Aku tetap ingin dia. Aku tidak tertarik dengan yang lain. Titans akan aku tunggu sampai dia datang ke sini."

Adaline menarik kedua ujung bibir secara bersamaan, membentuk senyum yang lebih melebar lagi. "Walau, aku sudah tidak sabar melihat bagaimana sosok Titans Genon. Aku rasa dia pria yang menarik," imbuhnya.

"Kau benar, Miss Hernandez. Dia memanglah pria yang menarik, seksi, cerdas, dan juga tampan. Sayang, aku lebih tua dari Titans. Jika tidak, maka akan aku mendekati dia dan aku jadikan sebagai kekasih idealku. Haha."

Adaline pun ikut tertawa. Namun, tak keras. Ia juga menganggukkan kepala. "Aku setu--"

"Kau sangat yakin jika aku menarik? Wanita memang sulit dimengerti. Memberi begitu saja penilaian kepada pria yang hanya baru dilihat di foto. Belum bertemu langsung."

Adaline yang baru sedetik lalu menolehkan kepala ke samping guna memastikan orang memotong ucapannya, seketika tak dapat bernapas dengan baik dan teratur. Detakan jantung tiba-tiba berpacu di atas normal.

Sesosok pria tinggi hampir 190 sentimeter berdiri sekitar dua meter di depan. Tubuh atletis dan otot-otot kencang menambah kesan maskulin pria itu. 

Wajah tampan yang dihiasi kumis-kumis tipis pada areal sekitar pipi menjadi daya tarik semakin memikat. Gambaran sempurna untuk seorang pria. 

Adaline tak akan menampik jika semakin terpesona. Terlepas dari hubungan dirinya dan Titans Genon yang kurang baik semenjak awal.

Mereka memang sudah pernah berjumpa beberapa kali. Dengan dibumbui drama sehingga berakhir menjadi tak menyenangkan. 

Namun, daya pikat pria itu kian tidak bisa dibantah. Ia ingin mengenal lebih lanjut lagi. Titans Genon sayang untuk dirinya abaikan begitu saja.

"Aku yakin kau tidak lupa jika tidak pernah bertemu."

Titans menyeringai. "Tentu, aku tidak lupa. Tapi, saat itu kau bersandiwara. Situasinya berbeda bagiku."

 "Kau membahas lagi? Ckck." Adaline membalas dengan sinis. 

Dialihkan pandangan dari sosok Titans Genon. Ia lalu menoleh ke arah Amanda Geovant. "Kita percepat bagaimana? Waktuku terbatas. Aku ada acara nanti."

"Baik, Miss Hernandez. Aku akan menasihati Mr. Genon."

"Bisakah kau tidak datang terlambat? Kau kurang disiplin, Mr. Genon. Jika tidak ada klien. Kau akan aku pertimbangkan pecat. Alasan apa yang bisa kau beri?"

Dengan sedikit susah, kepala berusaha cepat digerakkan lagi oleh Adaline ke arah Amanda Geovant. Ia cukup tak percaya akan ucapan dilontarkan wanita itu.

Terkhususnya nama baru disebutkan. Adaline pun sudah hafal dengan pria yang akan dipilihnya menjadi staf selama enam bulan kedepan.

"Ada kemacetan tadi. Bahkan, jika semakin parah, aku berniat batal kemari. Tapi, tidak terjadi. Aku akhirnya bisa ada di sini."

Adaline segera kembali memusatkan atensi pada sosok pria bernama Titans Genon yang sudah menempatkan diri pada kursi di sisi kanannya. Aroma parfum pria itu sukses menggetarkan hati Adaline lebih besar lagi.

"Baik, aku menerima alasan apa saja yang kau katakan. Tidak masalah. Yang jelas kau sudah ada di sini. Dan, kita bisa membahas kontrak kerja sama sekali lagi. Lalu, ki--"

"Tunggu sebentar? Apa katamu kontrak? Aku bahkan belum memutuskan akan mau menerima atau tidak pekerjaan ini. Tapi, kau sudah memutuskan sendiri, Miss Geovant. Aku tidak akan mau kau bersikap begini. Kau harus mempertimbangkan pendapatku dulu."

Adaline cepat menunjukkan respons dengan kedua matanya dibulatkan. "Apa tadi? Kau masih mempertimbangkan? Bagaimana bisa kau bicara seperti dengan mudahnya?"

"Kenapa tidak bisa? Aku juga memiliki hak menolak. Memang begitu kontrak yang aku tandatangani saat bergabung di perusahaan, Miss Geovant."

"Aku juga bisa tidak menerima pekerjaan yang melibatmu, Nona Manis." Titans masih berujar dengan gaya bicara yang santai.

"Kenapa kau tidak mau menerima tawaran kerja dariku? Berikan alasanmu."

Titans menyeringai seraya menganggukkan kepalanya enteng. "Akan aku beri tahu."

"Aku tidak suka dengan orang pandai berakting sepertimu. Aku tidak akan bisa menjadi korbanmu."

Adaline membelalak. "Aku wanita yang kau kira pintar berakting?" tanyanya tak percaya.

"Apakah ada sangkut paut dengan kakakku dan Alena?" Adaline semakin penasaran.

"Menurutmu sendiri bagaimana, Nona?"


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status