Share

SLEEP WITH NAUGHTY BASTARD
SLEEP WITH NAUGHTY BASTARD
Penulis: Di_evil

1 - Ide Licik Adaline

"Selamat malam, Miss Hernandez. Maaf, jika aku datang terlambat. Aku mendadak punya urusan yang harus aku tuntaskan dulu."

Adaline segera bangun dari kursi. Kepala ia anggukan dengan gerakan ringan. Senyum cukup lebar terukir di wajah cantiknya guna memberikan sambutan hangat serta juga bersahabat kepada Amanda Geovant. Tamu spesial sudah dinantinya sejak satu jam lalu.

"Tidak apa-apa, Miss Geovant. Aku mengerti dengan kesibukanmu. Terima kasih sudah menyempatkan waktu menemuiku di sini."

Setelah menyelesaikan ucapannya, Adaline pun menjabat tangan Amanda Geovant dan dilanjutkan dengan memberikan pelukan. Singkat saja sebagai bentuk keramahannya.

Kemudian, Adaline mempersilakan Amanda Geovant untuk duduk lewat gerakan tangan. Wanita itu secara cepat dapat mengerti. Dan, melakukan apa diminta olehnya tadi.

"Tentu aku harus mendatangi klien baruku untuk melanjutkan pembicaraan kita yang belum sepenuhnya selesai di telepon."

Adaline tertawa pelan seraya menempatkan diri di kursinya tadi. "Haha. Aku suka gaya kau, Miss Geovant. Sangat to the point. Tidak perlu berbasa-basi yang terlalu lama lagi."

"Aku juga sama seperti kau. Aku lebih suka mengutarakan maksudku dengan sejelasnya dan cepat agar tidak membuang waktu. Kau tahu jika aku harus bekerja keras terus."

Adaline memperlebar senyuman sembari menegakkan tubuh kembali. "Jika aku tidak ingin dikalahkan oleh Davae, maka aku diharuskan menunjukkan kemampuan yang paling baik aku miliki dalam berbisnis dan juga memenangkan banyak proyek."

"Iya, aku mengerti. Auramu benar-benarlah berkharisma. Kau seorang wanita karier dengan ambisius tinggi. Aku sudah tahu."

Adaline tertawa kali ini. Kepala pun turut diangguk-anggukkan. "Terima kasih untuk pengertianmu, Miss Geovant. Aku semakin yakin aku tidak salah memilihmu."

"Aku terkejut kau meneleponku. Apa kau tahu dari kakakmu? Mr. Davae Hernandez?"

"Tentangmu dan jasa perusahaanmu? Tidak, Miss Geovant. Informasi bukan dari kakakku itu," jawabnya masih dengan gaya santai.

"Aku memperkerjakan seorang detektif. Dia akan memberikanku informasi tentang apa dan siapa saja yang aku butuhkan," tambah Adaline. Diungkapkan olehnya secara jujur.

"Termasuk jasa perusahaanmu yang sudah membantu kakakku menjadi lebih sukses. Alena bekerja dengan sangat baik." Adaline mengarahkan topiknya semakin khusus.

"Wow, aku rasa kau juga semakin seram dan menakutkan. Hmm, aku cukup mengenal Mr. Davae Hernandez. Dari matanya, aku tahu dia bukan pria ambisius seperti kau. Jadi, aku ragu jika kalian berdua bersaudara."

Adaline kembali tertawa. Lebih kencang. Ia tergelitik dengan ucapan Amanda Geovant. Kedua tangan disilangkan di depan dada dan arah pandang yang masih dipusatkannya ke sosok wanita itu. Ditatap kian lekatnya.

"Kami sungguh bersaudara. Kami lahir dari ibu yang sama. Sifat kami memang berbeda."

"Gender kami pun sudah tidak sama sejak lahir. Kami tidak punya kecocokan yang bisa membuat kami akrab. Tapi, tidak berarti juga hubungan kami berdua buruk."

Adaline memasang ekspresi kian serius. Ia masih pusatkan pandangannya pada sosok Amanda Geovant. "Hanya saja aku tidak mau kalah darinya. Dad, lebih membanggakan dia karena akan menjadi pewaris utama."

"Aku ingin membuktikan saja, walau aku ini wanita. Kemampuanku dalam berbisnis dan mengelola perusahaan bisa sepadan dengan Davae. Aku orang yang ambisius." Adaline menambahkan penjelasan agar dipahami.

"Kau memang sudah terlihat jelas ambisius, Miss Hernandez. Aku akan membantu sesuai permintaanmu. Aku menemukan staf yang akan cocok meraih keinginanmu itu."

Adaline merekahkan kembali senyuman. Lalu, kepalanya diangguk-anggukan dengan semangat. "Aku percaya kau bisa memilihkan staf terbaik untukku, Miss Geovant."

"Berapa pun yang kau inginkan aku bayar, kataka saja. Aku tidak akan keberatan harus mengeluarkan uang banyak. Aku tidak bermaksud sombong juga." Adaline menjelaskan dengan nada sopan. Agar tak salah paham.

"Haha. Terima kasih, Miss Hernandez. Percayalah, aku tidak menganggapmu sombong atau apa. Aku justru suka kau bersikap begini. Tipe klien yang tidak memberatkan."

Adaline melebarkan lagi senyuman. "Tentu. Supaya kita enak satu sama lain," tanggapnya sembari tertawa.

"Aku tidak akan membuat aturan yang mengekang. Kau dan Titans bebas melakukan apa ingin kalian lakukan. Kau pasti sudah paham maksudku, Miss Hernandez?"

Adaline mengencangkan tawa. "Hahaha. Sudah bisa aku pahami. Mungkin jika dia semenarik yang sudah kau beri tahu kepadaku, tidak menutup kemungkinan aku akan melepaskan keperawanku bersama dengan dia."

"Kau belum pernah tidur bersama seorang pria? Maaf, aku lancang bertanya begini. Tolong kau janga--"

"Hahaha. Tidak apa, Miss Geovant. Santai saja denganku dan jangan merasa sungkan. Aku memanglah belum pernah tidur bersama pria mana pun selama ini," ujar Adaline santai memotong ucapan Amanda Geovant.

"Aku jamin dia bersih, Miss Hernandez. Walau, aku tidak bisa menjamin seberapa bagus dia di ranjang karena aku tidak pernah tidur dengan staf-staf pria di kantor."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status