Kamis pagi tepat pukul 10, seorang Pria tampan berpakaian rapih datang memperkenalkan diri nya pada Eva. Sosok pria berkarisma, sosok yang menjadi impian para gadis, kesempurnaan yang hanya dimiliki orang terpilih, Ia terlihat mempesona.
"Selamat pagi, saya Pemberi Informasi. Apa nona Amara ada?"
"Selamat pagi, Pemberi Informasi, nona Amara sudah menanti kedatangan Anda, silahkan ke ruangan nya." Jawab Eva sambil tersenyum manis mempersilahkan Pemberi Informasi menuju ruang Amara, ada kekaguman dalam benak Eva
Sang Pemberi Informasi balas tersenyum.
" Saya senang bertemu Anda dan bisa datang ke sini." Katanya. Ia tampak bermartabat, tenang dan percaya diri membuat wajah tampan nya semakin mempesona. Sang Pemberi Informasi pun mengetok pintu ruang Amara lalu masuk.
Amara sedang duduk di meja nya, ia sibuk membaca surat-surat yang masuk hari ini yang menambah tumpukan laporan hari kemarin. Ia pun berdiri dan menyambut sang Pemberi Informasi dengan curiga
"Ketika saya menerima dua memo Anda, saya tidak tahu apakah Anda itu nyata atau hanya seorang penipu." Kata Amara
"Terima kasih, saya senang Anda seorang yang berpikir terbuka." Kata sang Pemberi Informasi dan ke dua nya pun duduk
Sebelum kita memulai pembicaraan ini, apa boleh saya tau siapa nama Anda?" Tanya Amara
"Saya Gaung Sam, Anda cukup memanggil saya dengan sebutan Pemberi Informasi." Jawab Pemberi Informasi santai dan tersenyum
"Jadi Anda bisa memecahkan semua masalah saya?" Amara berkata sinis
"Tidak juga, tetapi saya bisa membantu Anda dengan masalah informasi Anda." Jawab sang Pemberi Informasi meyakin kan.
"Silahkan jelaskan saya ingin mendengar nya."
Sang Pemberi Informasi menunggu sejenak. Ia lihat tumpukan laporan di meja rapat Amara dan tumpukan surat di meja tulis nya. Ia menatap Amara dan berkata. "Sebelum saya menjelaskan, saya ingin bertanya terlebih dahulu."
"Silahkan." Kata Amara
"Menurut Anda, apa masalah informasi Anda?"
Tanya sang Pemberi Informasi
Amara menunjuk tumpukan laporan dan suratnya. "Anda lihat semua ini hanya sekian bagian dari informasi yang tersedia di perusahaan ini. Membaca semua ini saja sudah memakan waktu, apalagi laporan yang belum masuk kemari."
"Apakah Anda harus membaca semua nya?" Tanya sang Pemberi Informasi.
"Pastinya, setidaknya itu cara mengetahui apa yang sedang terjadi dalam perusahaan ini."
Wajah sang Pemberi Informasi menjadi cerah. "Saya suka itu. Banyak presiden mengandalkan khusus pada bawahan nya untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi, saya senang Anda mau menemukan sendiri kebenaran nya." Ucap Pemberi Informasi
Amara senang mendengar pujian sang Pemberi Informasi, ia pun tersenyum
"Anda paham masalah informasi saya sekarang ini?" Amara bertanya
"Saya mulai paham. Tolong beritahu saya, apa yang Anda mau saya lakukan?" Tanya Pemberi Informasi memastikan
"Ya, seandai nya Anda bisa membantu saya mencerna semua laporan yang ada dengan cepat, menemukan masalah kami yang sesungguh nya termaksuk peluang yang ada, Anda bisa menjadi pahlawan. Tetapi saya tahu Anda tidak mungkin melakukan itu karena semua itu mustahil." Amara berkata sedikit merendahkan
Sang Pemberi Informasi mendengarkan perkataan Amara dengan dengan baik, kemudian ia tersenyum dan berbicara dengan meyakinkan.
"Saya percaya dan tidak salah lagi Anda mempunyai masalah informasi ganda."
"Apa maksud Anda?" Tanya Amara
"Situasi Anda, mengingatkan saya akan gambaran seseorang yang tenggelam dalam lautan informasi. Umpamakan di sekeliling Anda itu informasi. Bagaimanakah Anda menyelamatkan nyawa?" Tanya sang Pemberi Informasi dengan santai
"Mungkin saya akan membaca sebanyak mungkin dan secepat mungkin." Jawab Amara tegas
"Persis! Bagaimana jadinya seandai nya Anda minum sebanyak mungkin dan secepat mungkin air laut itu?"
"Saya akan tenggelam." Kata Amara
"Lalu mengapa seekor ikan tidak tenggelam padahal terus menerus berenang dalam lingkungan yang berpotensi menenggelamkan itu?" Tanya sang Pemberi Informasi kembali
"Karena ia mempunyai insang sebagai sistem penyaring hingga ia tidak meminum air laut secara belebih."
"Tepat! Saya akan menyarankan bahwa sistem Penyaring adalah solusi bagi masalah informasi Anda, semua informasi kunci yang Anda butuhkan untuk mengelola orang-orang Anda bisa di rangkum dalam tiga laporan satu halaman."
"Satu halaman? Seberapa besarkah laporan satu halaman itu? Menjijikan?" Amara mengejek ide sang Pemberi Informasi
Sang Pemberi Informasi tersenyum dan menjawab dengan santai. "Hanya selembar kertas."
"Mustahil. Mana mungkin semua laporan di rangkul menjadi laporan tunggal satu halaman?"
"Ya saya hanya membutuhkan tiga laporan satu halaman bisakah Anda memberi saya selembar kertas dan pulpen?" Kata Pemberi informasi
Amara pun mengambil selembar kertas dan pulpen dan menyerahkan pada Pemberi Informasi. Kemudian sang Pemberi Informasi menulis dan menyerahkan kertas itu pada Amara.
Amara tampak binggung, sementara Amara membaca tulisan dalam kertas itu, sang Pemberi Informasi dengan santai mulai menjelaskan
"Laporan satu halaman memfokuskan Anda pada informasi kunci yang relevan bagi Anda maupun tugas Anda. Laporan satu halaman yang kedua menguraikan umpan balik kinerja Anda, kabar baik dan buruk dari laporan yang pertama. Laporan satu halaman yang ketiga memberi Anda kabar baik dan buruk tentang orang-orang Anda, memberi pandangan apa yang terjadi dibawah lapisan manejemen."
Amara menyukai konsep dan penjelasan Pemberi Informasi
"Saya bisa memastikan betapa berharga nya laporan-laporan seperti itu. Tetapi siapa kah yang akan menyiapkan laporan-laporan seperti itu dalam waktu singkat?"
"Para manajer, akan saya jelaskan bagaimana caranya nanti. Informasi akan di kumpulkan dan diorganisasikan lewat komputer. Perangkat lunak Penyaring inilah kunci bagi keselamatan Anda dalam lautan informasi."
Amara semakin ingin tahu. "Tolong jelaskan tentang perangkat lunak Penyaring ini."
"Seperti yang Anda ketahui perangkat lunak akan dirancang untuk melakukan hal-hal yang sama dilakukan seseorang untuk menyiapkan laporan dan komputer adalah alat bantu nya. Dengan demikian Anda tau, Anda bisa menyiapkan secara manual atau mengajukan lisensi. Apapun pilihan Anda hasil nya akan sama tiga laporan satu halaman."
"Tiga laporan satu halaman, benar-benar hebat kapan kita bisa mulai?" Amara berseru kegirangan
"Mengapa tidak sekarang, bukan kah lebih cepat akan lebih baik untuk menyelesaikan masalah Anda." Ucap Pemberi Informasi
"Ok! Akan saya tugaskan proyek ini kepada manajer informasi kami."
"Saya mengerti Anda mau melakukan itu. Tetapi itu tidak akan efektif dan saya harap Anda sendiri yang mengawasi langsung proyek ini."
Amara terkejut mendengar ketegasan sang Pemberi Informasi
"Tetapi saya tidak ada waktu untuk terlibat langsung dalam proyek ini. TNcorp menghadapi masalah besar lain nya selain masalah informasi." Ucap Amara sedikit murung
Sang Pemberi Informasi tersenyum lalu berkata
"Seandainya orang yang tepat mempunyai informasi yang tepat pada saat yang tepat. Mungkin masalah tidak akan berlanjut lebih serius. Ijinkan saya memberi contoh. Anda memberi tugas pada bawahan Anda untuk menjalankan suatu rencana, bawahan Anda mungkin tidak menjalankan tugas yang Anda berikan dengan menyembunyikan kebenaran bahwa tugas itu tidak sedang dikerjakan, padahal ia sedang mengulur waktu hingga Anda bertanya lagi. Fakta bahwa Anda tidak punya informasi hingga dia bisa menunda-nunda dan membodohi Anda."
Amara terdiam sesaat lalu mengangguk tanda setuju untuk mengawasi sendiri proyeknya secara langsung.
"Baik jika Anda telah setuju, kita akhiri pertemuan kali ini." Ucap Pemberi Informasi berdiri ingin berpamitan
"Sebelum Anda pergi bisakah Anda memberi saya nomor telepon Anda yang bisa saya hubungi." Kata Amara menghentikan langkah sang Pemberi Informasi
Sang Pemberi Informasi tersenyum menyerahkan selembar kartu nama. "Anda bisa menghubungi saya kapan pun Anda mau." Kata Pemberi Informasi
"Terima kasih." Ucap Amara mengantar sang Pemberi Informasi keluar
"Senang berjumpa dengan Anda dan sampai berjumpa lagi." Ucap sang Pemberi Informasi bergegas pergi
Amara terdiam menatap punggung sang Pemberi Informasi hingga menghilang dari pandangan nya. Eva yang melihat itu menghampiri Amara lalu bertanya dengan penasaran. "Apakah Anda mengenal nya nona?"
Amara hanya tersenyum dan mengeleng pelan, melihat itu Eva kembali berkata. "Pria yang tampan, Apakah dia menaruh hati pada mu atau nona yang akan jatuh hati pada nya?"
Amara terkejut mendengar ucapan Eva, lalu berkata
"Dia hanya menawarkan jasa, sungguh berlebih jika Anda berpendapat untuk sesuatu yang tidak mungkin terjadi." Ucap Amara sedikit ketus dan bergegas masuk ke ruangan nya melanjutkan pekerjaan nya.
Setelah tiba di rumah Amara menyandarkan tubuh nya di sofa untuk beberapa saat untuk melepas lelah nya dan kemudian ia bergegas menyiapkan makan malam nya, bagi sebagian orang mungkin kehidupan yang ia jalani benar-benar tidak menarik kehidupan yang monoton dengan rutinitas yang sama tiap hari nya. Setelah pulang kerja atau pada saat hari libur, Ia akan lebih senang menyendiri dirumah di banding harus berkumpul dengan orang lain untuk menghabiskan waktu.Setelah makan malam dan saat ia hendak memejamkan mata ia teringat kartu nama sang Pemberi Informasi, ia pun bergegas bangun meraih tas nya mencari kartu nama itu. "Gaung Sam!" Ucap nya, ia terdiam beberapa saat memegang erat kartu nama itu, ada rasa penasaran yang menganjal tentang sang Pemberi Informasi, ia pun mengirim pesan singkat pada nomor yang tertera pada kartu nama itu"Bagaimana kau tau aku sedang menghadapi masalah dan bagaimana kau tau siapa nama ku?"Sang Pemberi Informasi
Tiba di rumah Amara membenamkan tubuh nya di sofa."Bodoh!" Gumamnya pelan pada dirinya sendiri sebelum akhirnya, ia bergegas membersih kan diri. Tak lama setelah itu Hpnya berdering ada nama Misterius disana dan stelah beberapa kali panggilan dengan enggan ia menjawab panggilan itu "Ya." Jawabnya singkat "Apa kau sudah tiba dengan selamat?" Tanya sang Pemberi Informasi dari seberang sana "Iya." Jawab Amara dingin "Maaf! Aku melibatkan mu, untuk urusan pribadiku. Jika kau ada waktu dan berkenan, aku ingin bertemu dan menjelaskan." Ucap Pemberi Informasi "Baiklah! Kapan dan dimana?" Tanya Amara memastikan "Aku sekarang di depan rumahmu, jika kau tak keberatan kita bicara sekarang!" Jawab sang Pemberi Informasi "Bagaimana kau tau alamatku?" Tanya Amara terkejut "Akanku jelaskan setelah kita bertemu." Ucap sang Pemberi Informasi "Baiklah, aku akan keluar setelah menganti pakaianku
Tiba di rumah Amara membenamkan tubuh nya di sofa."Bodoh!" Gumam nya pelan pada dirinya sendiri sebelum akhir nya, ia bergegas membersih kan diri.Tak lama setelah itu Hp nya berdering ada nama Misterius disana dan stelah beberapa kali panggilan dengan enggan ia menjawab panggilan itu"Ya." Jawab nya singkat"Apa kau sudah tiba dengan selamat?" Tanya sang Pemberi Informasi dari seberang sana"Iya." Jawab Amara dingin"Maaf! Aku melibatkan mu, untuk urusan pribadi ku. Jika kau ada waktu dan berkenan, aku ingin bertemu dan menjelaskan." Ucap Pemberi Informasi"Baik lah! Kapan dan dimana?" Tanya Amara memastikan"Aku sekarang di depan rumah mu, jika kau tak keberatan kita bicara sekarang!" Jawab sang Pemberi Informasi"Bagaimana kau tau alamat ku?" Tanya Amara terkejut"Akan ku jelaskan setelah kita bertemu." Ucap sang Pemberi Informasi"Baik lah, aku akan keluar setelah menganti pakaian
pagi yang segar, mentari yang tampak kekuningan baru terbangun dari balik malam sinarnya terasa hangat di badan dan angin pagi berhembus dengan sejuknya, awal hari yang sempurna bersama secangkir kopi panas dan seseorang sahabat yang sangat berarti bagiku, Cuing. kami duduk di beranda rumah bersama mengawali pagi dengan curahan hati tentang aku dan tentang cinta yang kejam, aku bertanya padanya cara melupakan orang yang di sayangi yang telah menghianati cinta, dan tentu aku selalu terpukul saat dipermainkan seseorang "Jangan berusaha melupakannya, kadang kita suka lupa dan seenaknya saja ingin melupakannya, padahal kita telah lama bersama dan menjalin cinta, lalu dengan sekejap mata memori itu ingin di hapus? sepertinya tidak semudah yang di bayangkan. Jangan berusaha untuk melupakannya, itu prinsipnya" jawabnya meyakinkanku aku tampak murung mendengar nasihatnya, tapi itu harus aku lakukan demi mengembalikan kembali semangat hidupku yang kembali hilang k
Pagi yang cerah di penghujung minggu, alam seakan-akan mendukung Amara untuk melakukan rutinitas yang sama diakhir pekan, Amara beranjak keluar dari rumah. Menikmati indahnya kota dan seraya menghirup segarnya udara kota di pagi hari. Beberapa langkah ia berlari meninggalkan rumah nya, tiba-tiba Amara terkejut, ia melihat sosok pria yang telah berlari sejajar dengan nya dan terus mengiringi langkah nya. Pria itu tak lain adalah Gaung Sam sang Pemberi Informasi. Mereka berlari kecil mengelilingi kompleks perumahan tempat tinggal Amara, tak ada kata yang terucap, hampir 30 menit Amara berlari kecil berkeliling lingkungan tempat tinggalnya di ikuti Gaung Sam. Beberapa saat setelah itu mereka pun tiba kembali di depan rumah Amara.Amara membuka pagar rumah ingin bergegas masuk. Namun saat ia hendak menutup kembali pintu gerbang, Gaung Sam sang Pemberi Informasi menahan pintu itu dan sedikit mendorong nya hingga terbuka."Aku ingin bicara dengan mu." Ucap
Amara tiba di kantor dengan penuh semangat, ia menyibukan diri dengan membaca laporan yang sudah tertumpuk di ruangan nya, ia tidak terlalu berharap sang Pemberi Informasi akan datang membantu nya menyelesaikan masalah TNcorp yang ia hadapi mengingat masalah pribadi di antara mereka. sesekali Amara menghela napas dalam dan memijit tengah kening nya.Tak seperti dugaan nya sang Pemberi Informasi tiba tepap waktu sesuai apa yang telah ia janji kan pada Amara. Amara menyambut nya" Saya berpikir Anda tidak akan datang dan saya tidak sabaran mendengar lebih banyak lagi bagaimana ketiga laporan satu halaman itu bisa membantu memecahkan masalah di TNcorp ini." Amara memulai obrolan tanpa berpikir masalah lain diluar masalah kerja"Ketiganya akan memecahkan masalah informasi Anda dengan memberi para manejer informasi kunciyang mereka butuhkan." Kata sang Pemberi Informasi"Tetapi bagaimana sistem penyaringnya mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan para ma
Tiba di rumah Amara Daft terkejut, saat melihat Gaung Sam yang telah menunggu nya di depan rumah. Namun, sikap Amara Daft sungguh berbeda saat mereka bertemu di kantor siang tadi. Bagaikan dua orang yang berbeda, yang satu mudah tersenyum dan tidak segan untuk berbicara yang sisi lain hanya menunjukan wajah dingin dan lebih banyak membisu. "Apa kau baru pulang?" Tanya Gaung Sam menyapa Amara Daft yang ingin membuka garasi nya. Tetapi tak ada jawaban yang ia dapat dari Amara.Amara seakan-akan tidak memperdulikan kehadiran Gaung Sam, ia hanya bergegas memarkir kan mobil nya."Aku akan membuat sampel laporan di sini melanjutkan pembicaraan sore tadi." Ucap Gaung Sam sang Pemberi Informasi"Ok! Silahkan Anda masuk jika tujuan Anda untuk melanjutkan pekerjaan." Jawab Amara dengan semangat dan masih tetap berbahasa formal"Ya, terima kasih!"Amara bergegas menutup pagar dan membuka pintu rumah mempersilahkan Gau
Rasanya memang menyakitkan ketika kita dilepaskan dan sudah terbuang dari pilihan. Namun, bagaimana sakitnya hidup harus tetap berjalan bukan? Aku terlalu sibuk memperbaiki diri di depan matamu. Hingga aku lupa bahwa aku juga memperburuk diri dengan keadaan rapuh seperti ini di depan matamu. Aku butuh waktu untuk melupakan hingga aku harus berdamai dengan ikatan yang benar-benar terputus. Tak ada yang salah memang ketika seseorang yang pernah berdebar pada perasaan kemudian harus terpisah karena suatu alasan harus bersikap layaknya orang tak kenal. Bukan karena masih cinta atau saling menyalahkan. Namun, memang di sudut hati yang paling absurd bernama kenangan terkadang seakan menjadi radius tersendiri untuk membentengi diri kita dengan pencipta kenangan. Sebenarnya terlepas dari Amara bukanlah perkara yang mudah. Gaung harus mengubur dalam-dalam. Menangis diam-diam. Gaung tahu rasanya mendapatkan sesuatu agar ikhlas melepaskan untuk orang lain. Kamu memang benar kita adalah