RED CROWN

RED CROWN

By:  Rafaiir  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
15 ratings
59Chapters
6.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

(Cerita hanya fiktif belaka berlatar sejarah) Erland Bagaskara, pria berusia 28 tahun yang sudah memiliki anak dan istri, ditambah dengan pekerjaannya yang seorang dokter membuat hidupnya begitu sempurna. Kesempurnaan itu tidak bertahan selamanya. Perjalanan ke Bogor ternyata mengubah hidup Erland dalam sekejap mata. Liburan berkemah yang ia jalani bersama anak dan istrinya berubah menjadi tragedi ketika Erland tersesat dan jatuh ke jurang yang dalam. Erland tersadar dan mendapati dirinya berada di ruangan yang megah, ditemani seorang wanita yang menangis bahagia di sampingnya. Erland baru mengetahui kalau dirinya adalah anak selir Raja yang lama tak sadarkan diri. Ia diangkat menjadi Pangeran tepat ketika Raja mengangkat ibunya menjadi salah satu Ratu. Hal ini juga yang menyebabkan Erland harus berurusan dengan kejamnya politik istana dalam perebutan tahta Kerajaan Sunda. Apakah dia mampu menghentikannya? Credit: Rafaiir

View More
RED CROWN Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Nina Milanova
Ini genre fantasi ya, Kak?
2022-10-28 03:32:03
0
user avatar
Sepenuhnya.Manusia
Semangat kak nulisnya! Semoga banyak yg baca, Amin...
2022-03-18 20:49:50
0
user avatar
Big Man
Izin promo ya thor. ~Sang Raja Pulau Mahkota. Isekai, Game, Fantasi, Overpower, Demon. thanks. ...
2021-12-08 23:46:41
2
user avatar
Itsmeyhas
Aku suka ceritanya, update yang banyak yah thor
2021-12-04 22:54:44
1
user avatar
Audia
Ceritanya seru, lanjut Thor....
2021-10-15 20:50:00
1
user avatar
deaarmaya
buat aku tuh, nulis tentang sejarah itu sulit banget tau. tapi cerita ini, bagus! semangat updatenya Thor
2021-10-15 18:00:50
1
user avatar
Tanty Longa
Aku suka kisah tentang dokter, semangat lanjutin ceritanya kak
2021-10-14 19:21:18
1
user avatar
Sayhanki Official
suka banget sama ceritanya.. semangat up nya kk...
2021-10-14 14:23:31
1
user avatar
Pratiwi
Menarik dan seru. Semangat up thor
2021-10-14 03:35:55
1
user avatar
Ursa Mayor
Bagus alurnya. Kembali ke tahun 1220. Risetnya pasti sulit ini bagaimana kehidupan kerajaan di tahun itu ya, Kak. But, overall sampai bab gratis terakhir ini rekomended buat penyuka fantasy.
2021-10-05 22:50:35
1
user avatar
Rhill
Suka bgt ama crita ini Semangat thorr
2021-09-24 06:04:09
1
user avatar
Rai Seika
Keren kak ide ceritanya, lanjut...
2021-09-23 19:44:09
1
user avatar
Fantazia
Bikin penasaran, next kak
2021-09-23 19:20:36
1
user avatar
Quin
Wah ini keren banget ya kk!! Wah lanjut dong kak ini penasaran!
2021-09-23 19:17:01
1
user avatar
Ryuzy_hdr
Good luck kak, menarik ceritanya :)
2021-09-23 19:14:34
1
59 Chapters
Kecelakaan tragis
*** Erland pulang dari rumah sakit dengan menaiki mobil mewah berwarna hitam. Operasi transplantasi lever begitu menyulitkan. Namun, Erland mampu mengatasinya dengan lancar. Panggilan telepon masuk melalui radio mobil dan Erland langsung mengangkatnya, terdengar suara lembut dan ceria yang mengejutkan Erland. Dia adalah Alfan Fatih, anak pertama dari Erland. “Halo, Alfan. Apa kamu sudah makan?” tanya Erland. “Halo, Ayah. Ibu berkata kita akan makan malam di luar sekarang, Ayah kapan pulang?” tanya Alfan. Ibu Alfan, Melisa sedang berjongkok tepat di belakang anaknya. Ia memandu Alfan yang masih bersikap polos untuk bersama mengerjai ayahnya, keduanya memang paling suka melakukan hal itu bersama. “Makan malam? Bukannya Ibu sudah membuat makanan tadi pagi?” tanya Erland. “Udah habis,” jawab Alfan singkat. “Hmm yasudah nanti kita makan bareng di luar,” balas Erland, ia berpamitan dengan Alfan dan langsung melaju kencang di
Read more
Namaku Cantaka
***Pakuan (kini menjadi Bogor) tahun 1220Erland terbangun dari tidurnya yang panjang, ia merasa berada di tempat yang berbeda dari sebelumnya.Terbesit ingatan singkat dari kejadian sebelumnya di mana ia terjatuh dari atas tebing, hal itu sontak mengejutkan Erland yang langsung panik dan cemas.Beberapa pelayan datang, mereka masuk dengan berpenampilan baju kebaya berwarna biru muda, ditambah kain samping yang membelit bagian pinggang ke bawah. Mereka adalah pelayan kerajaan yang mengurusi kebutuhan Selir Citraloka.Mereka menundukan kepalanya, rambut mereka terikat rapi dengan gaya sanggul. Erland sontak terperanjat kaget sembari bangkit dari atas kasurnya.“Siapa kalian? Kenapa kalian kemari?” tanya Erland.Salah satu pelayan memajukan tubuhnya dan berlutut dengan sopan, “Kami sangat bahagia Tuan bisa tersadar.”“Memangnya aku kenapa? Tunggu! Kenapa kalian memanggilku Tuan?” tanya Erland.
Read more
Lika liku istana
*** Cantaka tersadar dan mendapati dirinya berada di sebuah ruangan yang dipenuhi oleh orang yang terbaring. Ruangan kesehatan yang mirip seperti bangsal rumah sakit membuat Cantaka serasa nostalgia, meski perbedaan zaman jauh terlihat di matanya. Kepalanya diperban dengan benar, bibir dan matanya cukup nyeri ketika digerakan. Luka yang didapatkan akibat dari pertarungan tangan kosong tersebut sungguh menyiksa Cantaka. Seorang tabib kerajaan masuk, wajahnya terlihat cemas dan panik, keringat mengucur deras dari ujung kepalanya. “Apa yang terjadi?” tanya salah satu rekan tabib. “Paduka Raja, tubuhnya semakin lemas, begitu juga dengan denyut nadinya yang mulai melemah,” jawab tabib tersebut. Tak sengaja Cantaka yang mendengar perbincangan keduanya langsung mengarahkan atensinya kepada mereka. Ia juga bertanya sakit apa yang dialami oleh Raja, tetapi keduanya justru menutupi apa yang mereka ketahui. “Aku mungkin bisa membantumu, d
Read more
Dokter Istana
*** “Apa? Raja semakin melemah?” Cantaka yang berada di dalam kamarnya tak sengaja mendengar desas desus tentang kesehatan Raja, ia hanya tahu kalau Raja Sunda-Galuh sedang menderita sakit yang parah. Pintu kamar Cantaka terbuka, orang-orang yang berada di depan kamar Cantaka seketika terperanjat sembari melompat, mereka berdua tak lain adalah pengawal kerajaan yang kebetulan melintas. “Apa sebenarnya yang diderita oleh Yang Mulia Raja?” tanya Cantaka. Mulut keduanya terpaku, isu yang mereka bicarakan terbilang sangat rahasia dan tak sembarangan orang berhak bicara seenaknya. Namun, berbeda bagi Cantaka, pasalnya Raja sendiri adalah ayahnya. “Kami tidak tahu pasti, Tuan. Namun, kami mendengar kalau kesehatannya semakin menurun,” jawab salah satu pengawal kerajaan. Jiwa kedokteran Erland yang berada di diri Cantaka begitu bergejolak, sebagai dokter ia tidak bisa membiarkan seseorang tewas karena sikap abainya. Bersama ke
Read more
Kecurigaan Istana
“C-Cacing?! Apa kamu bercanda?! Raja tidak mungkin mengkonsumsi hewan seperti itu!” bentak Purana. Pria itu kembali berjalan mendekati Cantaka dan dengan cepat mencekik leher pemuda asing tersebut. Semua orang yang berada di ruangan tersebut tersentak dan beberapa ada yang mencegah Purana. “Kenapa kamu menyuruhnya makan cacing?” tanya Ragasuci. Pemuda itu memegang tangan Purana dan menyuruh kakaknya untuk menenangkan diri. Purana melepaskan cengkeraman pada leher Cantaka begitu Ragasuci menyuruhnya. “Uhuk!” “Bicaralah! Jika perkataanmu meyakinkan, maka aku tidak akan keberatan memakan apa yang kamu suruh,” tegas Raja. Cantaka merasakan kalau tatapan seluruh penghuni ruangan terpusat padanya, beberapa ada yang begitu penasaran, ada juga yang masih berang seperti Purana. Namun, perintah dari rajanya membangkitkan semangat Cantaka untuk menjelaskan khasiat dari cacing tanah tersebut. “Maaf, Yang Mulia. Hanya satu jenis cacing yang
Read more
Perburuan masa lalu
*** “Jangan beritahu siapa pun tentang keadaanku,” pinta Raja kepada Cantaka, keduanya berada di ruangan kamar Raja, Cantaka ditugaskan untuk memeriksa kesehatan Raja untuk terakhir kalinya. “Memangnya kenapa, Yang Mulia?” tanya Cantaka. Raja menghela napas sambil kedua tangannya memegang lututnya, ia bersila di atas kasur dengan hanya mengenakan pakaian panjang serba putih, bisa dibilang pakaian tidur bangsawan zaman ini. “Ketika seekor singa yang malang jatuh sakit seorang diri, maka anak singa yang cakap pasti sudah bersiap menggantikan posisinya,” jawab Raja, tangannya menunjuk-nunjuk kearah Cantaka yang berada di hadapannya dengan penuh keseriusan. “Apa Yang Mulia berencana untuk mengungkapkan siapa sebenarnya yang menginginkan takhta Raja?” tanya Cantaka, Raja itu mengangguk, ia menengguk teh ramuan yang telah dibuatkan oleh tabib kerajaan. “Aku sama sekali belum menentukan siapa yang berhak menyandang Pangeran Mahkota, jika kead
Read more
Jalan curam pembuktian
*** “Apa maksudmu?” tanya Cantaka. Citraloka memberikan secarik kain yang bernodakan darah merah yang sudah mengering, kain itu terlihat bersih dan terjaga dengan baik. Tidak mungkin jika Saraswati mencoba melakukan pembunuhan terhadap Cantaka, semuanya tidak berdasar jika tidak ada bukti yang membenarkan. “Aku yang menjagamu dengan baik selama kamu terkena racun, bukan penyakit yang kamu alami, bukan juga kutukan. Melainkan racun yang ditemukan di sebuah mangkuk kayu yang sebelumnya kamu pakai minum,” jawab Citraloka. “Tapi bagaimana kamu bisa menyimpulkan kalau Saraswati adalah pelakunya?” tanya Cantaka. Ia tidak ingin membuat keputusan dengan mendadak, ia ingin segalanya berdasarkan rencana yang matang. Jika pun benar Saraswati mencoba meracuni Cantaka, pasti ada alasan mendesak kenapa wanita itu sampai mau melakukannya. “Dulu, Saraswati adalah kepala dari juru masak kerajaan. Semuanya mulai menuduh Saraswati, tetapi entah k
Read more
Suasana genting Istana
*** Setengah perjalanan dari Pakuan menuju Cirebon, Ayodya sudah menyadari kalau mereka diikuti oleh seseorang. Hal ini diketahui tepat ketika Ayodya melihat orang yang sama ketika menginap di salah satu rumah yang ia sewa. “Sudah dua kali aku mendapati mereka berada di desa yang sama dengan kita,” jawab Ayodya. Keduanya tengah duduk bersama di ruang tengah rumah tersebut sembari menikmati teh hijau yang disediakan oleh Ayodya. Ia mengenal betul Cantaka seperti apa karena Ayodya sudah lama mengabdi kepada Citraloka. “Apa kamu tahu siapa mereka?” tanya Cantaka, Ayodya menggelengkan kepala. “Ini mencurigakan, jika dia adalah utusan dari pelaku yang meracuniku, kemungkinan mereka datang untuk membunuh kita berdua,” jawab Cantaka. Hal seperti itu masuk akal jika dipikirkan baik-baik. Namun, kepala Ayodya jauh lebih luas dari Cantaka, pengetahuannya tentang strategi dan siasat juga jauh melampaui pemuda tersebut. “Tidak, bukan itu t
Read more
Kesepakatan antar Pangeran
“Apa kamu mengira aku akan mengkudeta posisi Raja?” tanya Purana.Pangeran pertama itu berjalan menuruni undakan tangga dengan posisi tubuh yang tegap dan pandangan mata yang lurus ke depan. Serdadu yang kedua pangeran bawa sama besar dan kekuatannya jika hal buruk pertumpahan darah harus terjadi.“Semua orang akan berkata demikian, hanya perbedaan sudut pandang ketika melihat kejadian ini,” balas Ragasuci.Purana tertawa, ia benar-benar mengagumi kecerdasan dan kemampuan Ragasuci yang sangat bijak dan cerdik. Dengan hati yang kesal, ia berjalan melewati Ragasuci dan meninggalkan istana dalam dengan raut wajah kecewa.Pintu terbuka, terlihat beberapa pelayan dan penjaga istana yang terkejut tatkala melihat Purana keluar dari dalam istana dengan mengenakan seragam militer lengkap. Purana melihat keberadaan Saraswati yang berdiri di belakang saudara-saudaranya, Jayadharma dan Jayagiri.Jenderal pasukan Sunda datang, ia adalah
Read more
Penyesalan
***Ayodya datang bersama dengan pria pejabat biro dan seorang pria bernama Wunguk. Pria tersebut bertubuh biasa, tidak berotot tidak pula gendut. Wajahnya terukir banyak kerutan dan rambut belakangnya mulai memutih seiring usianya yang bertambah.Cantaka terbaring pingsan di sebuah ruang khusus rumah biro tersebut, tempat yang biasa dipakai oleh para pejabat untuk bersenang-senang dengan para wanita panggilan.Tubuhnya tak lagi mengenakan seragam militer, melainkan kain halus yang terbuat dari sutra berwarna biru langit, cocok dengan kepribadiannya yang dingin dan misterius.Pintu terbuka dan terlihat oleh Ayodya, Cantaka masih belum tersadar dan ia memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga pria itu dari masalah apa pun, itu membuat hatinya gusar dan khawatir.“Apa dia benar-benar mendapatkan kutukan?” tanya pria dari biro, matanya masih terpaku melihat Cantaka yang terbaring dengan wajah yang bersinar karena pantulan cahaya matahari
Read more
DMCA.com Protection Status