Share

14. Sweet

Aku celingukan. Lalu, melotot ketika melihat Lilis sedang bersembunyi di bawah meja kasir. Dia yang ngajak gibah, aku pula yang kena masalah.

Mas Arga masih memasang wajah datar. Sementara aku mulai salah tingkah. Kenapa bisa tidak sadar kalau ternyata mobil Mas Arga terparkir di halaman, ya?

"Gak usah bayar. Biar aku aja nanti yang bayar."

"Ini suap? Biar gak kena hukuman, kan?"

"Enggak gitu. Lilis yang mulai."

Aku menarik tangan Lilis agar dia keluar dari persembunyian.

"Maaf, Mas. Yura yang ngajak duluan," kata Lilis sambil meremas lenganku.

"Emang bukan salah kamu, tapi salah Yura. Tenang aja, dia yang akan dapet hukuman dari saya."

Aku mengerucutkan bibir. Kena lagi, kan?

Aku menghindar saat Mas Arga hendak mengacak rambutku lagi. Dia tertawa.

"Pinter, ya, sekarang," katanya.

"Jangan ngacak-acak rambut terus, males sisiran."

"Rambutku aja yang diacak, Mas." Lilis menyahut. Aku menyenggol lengannya.

Mas Arga hanya tersenyum, lalu berpamitan.

"Masya Allah ganteng banget jodoh orang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status