Share

Perjalanan Kultivasi Sang Immortal
Perjalanan Kultivasi Sang Immortal
Author: Zhu Phi

01. Sampah Tidak Berguna

"Tian'er! Apa yang kamu lakukan?!" 

Sang paman begitu terkejut melihat keadaan Wu Tian yang dalam keadaan lusuh dan kotor. Tak hanya itu, remaja 15 tahun itu tampak sedang mencoba menyusup masuk ke dalam kamarnya. 

Padahal, mentari pagi baru muncul di ufuk timur. Banyak warga kota Huan Nan yang belum beraktivitas, tetapi Wu Tian sudah dalam keadaan sangat menyedihkan. 

"Aku hanya memetik buah persik dari pohon di belakang rumah, Paman.” Wu Tian menunduk. “Apa itu salah?" 

Wu Cao lantas menggeleng kepala pelan mendengar pernyataan keponakannya itu.

Walau Wu Tian adalah putra bungsu dari Wu Zhen dan Yin Lin yang terkenal di Kerajaan Han. Namun, anak itu kurang perhatian dan diabaikan karena tidak memiliki dantian yang sempurna untuk menjadi kultivator sejati. 

Menurut peramal, Wu Tian tidak akan pernah bisa menjadi kultivator. Menjadi pendekar biasa pun, anak itu tak akan mampu. Hal inilah yang membuat Wu Tian dianggap sampah dan aib Keluarga Wu, bahkan oleh ayah dan ibunya. 

Hanya Wu Cao yang masih telaten merawatnya dengan penuh kasih sayang. Namun, Wu Tian semakin lama semakin sering berulah agar dirinya diperhatikan. Sayang, ulahnya justru akan membuat Wu Tian semakin dibenci Keluarga Wu, seperti pagi ini….

"Buah itu tidak boleh dipetik sebelum waktunya Tian'er. Seharusnya, kamu mengetahuinya! Kalau orang tuamu tahu perbuatanmu, kamu bisa dihukum berat!" 

"Paman Cao, apa benar aku ini sampah yang tidak berguna?" tanya Wu Tian mendadak.

Mendengar itu, Wu Cao memandang Wu Tian penuh kasih. "Huussh ... kamu tidak boleh bicara seperti itu! Setiap orang dilahirkan dengan kelebihannya masing-masing! Hanya saja, kamu belum menemukannya!"

"Tapi, aku ingin berguna Paman Cao agar ayah dan ibu memperhatikan diriku!" ujar Wu Tian dengan sedih. 

Meski tidak tahu semua permasalahan yang melingkupinya, Wu Tian sudah memikirkan ini sejak lama. Tidak ada satu keahlian pun yang dikuasainya meski nyaris dewasa. Padahal, orang lain sudah mahir dalam beberapa jurus.

Puk!

Wu Tian terkejut merasakan pukulan lembut di pundaknya.

"Orang tuamu bukan tidak memperhatikanmu. Mereka sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing!" 

Wu Cao tampak membesarkan hati Wu Tian. Namun, entah mengapa, Wu Tian merasa semakin buruk.

"Aku tahu paman kalau aku ini memang tidak berguna! Aku tidak punya kemampuan apapun yang bisa dibanggakan oleh keluarga Wu!"

"Meski demikian, paman tetap menyayangimu apa adanya Tian'er. Jadi, kamu tidak perlu khawatir!" 

"Kalau begitu, aku ingin masuk Sekte Awan Angin, paman! Kebetulan, hari ini lagi dibuka pendaftaran untuk pemula. Izinkan aku, paman?" rengek Wu Tian.

Sekte Awan Angin merupakan sekte kultivasi yang sangat terkenal di kota Hu Nan. Tiap tahun, sekte Awan Angin membuka pendaftaran untuk pemuda/pemudi yang ingin memperdalam kultivasi.

Dipimpin oleh Patriark Mao Chen yang sudah berumur ribuan tahun dan beberapa Sect Elder terkenal, banyak keluarga besar yang mempercayakan pelatihan awal kultivasi penerus mereka ke sekte itu. 

Bila sudah mendapat pelatihan di sana, barulah mereka kemudian dilatih dengan kultivasi dan pusaka rahasia keluarga mereka masing-masing.

Wu Cao kesulitan menjelaskan semua itu kepada Wu Tian. Kondisi keponakannya yang tidak memiliki dantian dan meridian yang sempurna–tidak mampu mengalirkan qi ke seluruh tubuh. Hal yang dasar dalam kultivasi.

Jadi, bagaimana mungkin sekte Awan Angin akan menerimanya? 

Kalaupun diterima, Wu Tian hanya akan menambah aib keluarga Wu di mata keluarga besar lainnya. Parahnya, dia akan menjadi lelucon dan hinaan saja oleh peserta lainnya.

“Paman Cao?”

"Tian'er ... bukan paman tidak mengijinkan kamu mendaftar. Tapi, ayah dan ibumu tidak akan mengizinkannya!" ujar Wu Cao, mencoba memberi pengertian kepada Wu Tian.

"Tapi, aku ingin berguna paman Cao! Bagaimana aku bisa berguna kalau aku bahkan tidak diberi kesempatan untuk mencoba?" 

Wu Tian tetap tidak mau menerima keadaannya yang tidak mungkin bisa berkultivasi. Pemuda ini tetap bersikeras menunjukkan kemampuannya pada orang tuanya agar mereka memperhatikan dirinya lagi.

"Tidak mudah untuk mendaftar masuk ke sekte Awan Angin ... kamu mesti mempunyai dasar ilmu bela diri dahulu, barulah mereka mempertimbangkan untuk menerimamu, Tian'er." 

“Lalu?” 

Wu Tian tidak paham alasan pamannya. Hati remaja itu semakin sedih. Mengapa semua anggota keluarga Wu tidak mempedulikan dirinya? Bahkan, paman Cao juga melarangnya untuk menunjukkan kemampuannya sebagai putra keluarga besar Wu.

Tangan Wu Tian lantas mengepal kesal.

"Aku harus mencobanya, paman! Mungkin saja ada pertimbangan lain dari sekte Awan Angin selain ilmu bela diri untuk bisa masuk ke perguruan tersebut!" 

"Tian’er! Dengarkan paman! Kamu tidak boleh pergi ke sana. Jangan menambah masalah yang akan merugikanmu kelak!"

Tatapan Wu Cao seketika mendingin. Meski tidak menjelaskan secara detail, dia berharap peringatannya menyadarkan Wu Tian konsekuensi bila dirinya ekad mendaftar ke sekte Awan dan Angin.

Melihat tatapan sang paman, Wu Tian tampak melunak. "Baik, paman!" 

Senyuman pun timbul di wajah Wu Cao. Dia memeluk keponakannya dengan penuh kasih.

Hanya saja, dia tak sadar bahwa Wu Tian berucap demikian agar Wu Cao  tidak mengawasinya.

Dia tetap akan menyelinap dari rumah besar keluarga Wu menuju ke pusat kota Hu Nan–tempat sekte Awan Angin ini berada.

Tujuan Wu Tian hanya satu. Membuktikan kepada keluarga besar Wu kalau dirinya bukanlah sampah yang tidak berguna yang bisa dibuang dari keluarga dengan seenaknya.

‘Maaf, Paman. Tapi, aku tidak ingin diabaikan seperti ini. Aku juga ingin membuatmu bangga.’

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ignasius Mans Supardi Gage
bacaan keren .........
goodnovel comment avatar
Dwi Abdillah
ceritanya menarik ges
goodnovel comment avatar
Agung Prasetyo
ceritanya seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status