Share

05. Hinaan Sang Ayah

“Dasar anak tidak tahu diri!!!” seru Wu Jian penuh kemarahan. 

Sebagai ayah Wu Tian dan tetua keluarga Wu dia begitu malu mendengar kabar hari ini.

Sebenarnya, Wu Cao langsung membawa Wu Tian pulang dari markas sekte Awan Angin atas seizin Patriark Mao Zhen yang merupakan kenalan baiknya.

Namun, dia tidak menyangka bila Wu Jian sudah menunggu mereka. 

Ternyata kabar keturunan dari keluarga besar Wu yang tidak bisa berkultivasi menyebar begitu cepat!

“Da’ge ... aku harap kamu memberikan keringanan hukuman kepada Tian’er,” ujar Wu Cao berusaha menyelamatkan Wu Tian dari amukan orang tuanya ini.

Wu Tian yang tahu dirinya bersalah, diam saja melihat kemarahan ayahnya. 

Walaupun dia kesal terhadap ayahnya yang sama sekali tidak mempedulikan hidupnya, namun sekarang bukan saat yang tepat untuk berdebat dengan ayahnya ini.

Apalagi, Wu Jian sekarang dalam kemarahan yang teramat besar. Siapapun tidak akan didengarkan olehnya, termasuk juga Wu Cao.

“Kamu telah mempermalukan nama besar keluarga kita! Keluarga Wu yang terkenal dengan cultivator hebatnya ternyata menyimpan seorang pecundang!” seru Wu Jian dengan kemarahan besar.

Tidak henti-hentinya Wu Jian memarahi dan menghina Wu Tian, seakan Wu Tian bukan anak kandungnya sama sekali.

Wu Tian sebenarnya menahan amarah yang menumpuk. 

Tapi, mengingat paman kecilnya ini yang sudah cukup dibuat susah olehnya hari ini, Wu Tian memilih untuk menahan diri dan tidak menyela perkataan ayahnya ini.

“Da’ge ... biar bagaimanapun, Wu Tian adalah darah dagingmu sendiri! Kenapa kamu tega mengatakan dirinya pecundang!” Wu Cao sangat tidak setuju dengan perkataan Wu Jian.

Tapi, Wu Jian adalah pemimpin besar dari keluarga Wu yang tidak boleh ditentang siapapun. Dia tidak peduli pendapat siapapun, bahkan dari adiknya sendiri!

“Aku tidak akan mengakui anak yang tidak bisa berkultivasi! Memalukan nama besar keluarga saja!” ujarnya penuh kemarahan.

Wu Jian tidak bergeming dengan perkataan Wu Cao yang memintanya untuk tidak menghina dan bertindak kasar terhadap Wu Tian. 

Ucapan Wu Jian membuat Wu Cao mengepalkan tangannya.

Biar bagaimanapun, Wu Cao yang paling mengetahui kalau Wu Tian sudah berusaha keras membuktikan dirinya terhadap ayahnya ini agar bisa dianggap anak kembali.

Wu Tian sangat menyayangi orang tuanya walaupun dia telah dibuang dan tidak dihiraukan sama sekali oleh orang tuanya karena dianggap aib besar bagi keluarga besar Wu yang sangat memalukan.

Kejadian di sekte Awan Angin sebenarnya bukanlah mutlak kesalahan Wu Tian. Seandainya saja ayahnya berbaik hati memberi pengertian kepada Wu Tian dan menyayanginya, mungkin Wu Tian tidak akan nekad mendaftarkan diri ke sekte tersebut.

“Ada apa dengan dirimu da’ge? Kenapa kamu sangat membenci Tian’er? Anak ini tidak salah! Proses kelahiran dirinya yang salah yang membuat dantiannya rusak!” kata Wu Cao mengingatkan Wu Jian.

Kelahiran Wu Tian memang tidak wajar. Entah apa yang terjadi. Para tabib bahkan kesulitan saat mengeluarkannya dulu. Ketika mereka berhasil pun, dantian dan meredian Wu Tian menjadi rusak, padahal sebelumnya baik-baik saja. 

Wu Tian sebenarnya tidak terlahir cacat kultivasi, tapi kesalahan yang dilakukan saat persalinan membuat keponakannya itu kehilangan harapan untuk berkultivasi seperti semua anggota keluarga besar Wu.

Tapi, mengapa anak yang tidak tahu apa-apa itu, diperlakukan kejam?

Wu Cao benar-benar marah terhadap kakak tertuanya ini! Sedari kecil, sang kakak tidak pernah menyayangi Wu Tian atau mengakuinya. Hanya Wu Cao yang peduli dan merawat Wu Tian seperti anaknya sendiri.

Bahkan istri kakaknya juga ikut-ikutan membenci Wu Tian. 

Hal yang sungguh aneh karena seorang ibu biasanya akan lebih sayang ke anaknya sendiri, apapun yang terjadi!

Melihat semua ini, Wu Tian hanya tertunduk dengan perasaan sedih. 

Baru kali ini dia merasakan dihina dengan kejam oleh ayah kandungnya sendiri tanpa dirinya bisa membela diri.

“Kamu tidak perlu ikut campur, Wu Cao! Aku sudah bersabar dengan anak ini dengan memberinya tempat tinggal dan kehidupan yang mewah. Tapi, apa balasannya? Dia mempermalukan nama besar keluarga kita!”

Tadinya Wu Jian hanya tidak suka kepada Wu Tian karena menganggap anak kandungnya ini hanyalah beban di keluarga besar Wu. Namun sekarang, dia sangat membenci Wu Tian karena telah membongkar aib besar yang telah dijaganya selama belasan tahun ini. Seandainya, dia bisa membuang Wu Tian….

“Ayah ... kenapa kamu begitu kejam terhadapku?” tanya Wu Tian yang akhirnya tidak bisa menahan dirinya lagi.

“Kejam? Dunia cultivator memang kejam! Kamu terlalu mengikuti kemauanmu sendiri! Sudah tidak bisa berkultivasi, bukannya memperdalam ilmu sastra agar bisa berguna di pemerintahan, malahan terus malas-malasan!” marah Wu Jian. 

Menyadari keadaan yang semakin memanas, Wu Cao pun segera melerai.

“Tian’er ... sudah! Kamu segera bersihin dirimu dan pergi tidur!” 

Wu Tian kali ini menuruti perintah Wu Cao. Menurutnya, pamannya ini benar. Tidak ada gunanya berdebat dengan ayahnya yang keras kepala dan merasa benar dengan tindakannya.

“Tunggu!!!” 

Teriakan Wu Jian sontak menghentikan langkah Wu Tian.

“Mulai sekarang, kamu tidak tidur di kediaman keluarga besar Wu lagi! Kamu tidur bersama pelayan!” 

Perintah Wu Jian sontak membuat kaget Wu Cao.

“Da’ge ... kenapa kamu begitu kejam terhadap Tian’er?”

Wu Cao merasa  tidak berdaya mencegah perintah yang tidak masuk akal ini.

“Aku sudah bilang kalau kamu jangan ikut campur Cao’er! Ini urusanku dengan anak tidak tahu diri itu!” kata Wu Jian dengan tegas.

Wu Tian yang terus-terusan bersabar, hingga akhirnya tidak tahan lagi dengan penghinaan ayahnya ini! Terlebih, dia memperlakukan Paman Cao dengan buruk.

“Aku tidak perlu ayah dan ibu, Paman. Aku tidak perlu tinggal di keluarga besar Wu yang terhormat ini! Aku akan angkat kaki sekarang juga dari rumah terkutuk ini!” kata Wu Tian dengan emosi yang meluap.

“Hahaha ... bagus! Itu yang kuharapkan dari dulu!” seru Wu Jian tanpa rasa simpati sedikit pun.

“Tian’er, pertimbangkan baik-baik keputusanmu,“ bujuk Wu Cao mencoba membujuk Wu Tian walaupun dia tahu Wu Tian mempunyai watak yang sama kerasnya dengan Wu Jian.

“Aku akan datang kembali dengan kekuatan yang berpuluh-puluh kali lipat dari kalian!” kata Wu Tian kepada Wu Jian. "Ingat itu!"

“Tian’er! Pertimbangkan lagi keputusanmu! Hari sudah menjelang malam, kamu mau tidur di mana kalau keluar dari sini?” 

Wu Cao kembali berusaha membujuk keponakannya. Namun, Wu Tian tampak tak bisa diganggu gugat. Anak itu terus menatap lurus Wu Jian dengan berjuta makna.

“Biarkan saja dia! Aku mau lihat dari mana dia akan memperoleh kekuatan yang berpuluh-puluh kali lipat dari kita!” hina Wu Jian lagi.

Setelah Wu Jian berucap demikian, Wu Cao tampak menggeleng lemas. Dia kembali menatap keponakannya yang sudah berjalan mendekatinya.

"Selamat tinggal Paman Cao! Terima kasih sudah merawatku selama ini ... budi baikmu tidak akan aku lupakan!" kata Wu tian sambil memeluk pamannya.

Setelah itu, Wu Tian pun pergi dari kediaman keluarga besar Wu tanpa menoleh ke belakang lagi.

Harapan Wu Tian hanya satu.

Membuktikan kepada ayah dan ibunya serta seluruh Keluarga Besar Wu, kalau dirinya mampu berkultivasi lebih baik daripada mereka.

"Aku tidak boleh menyerah hanya karena ayah dan ibu membenciku! Aku harus mencapai kultivasi sempurna untuk diriku sendiri, dan bukan untuk orang lain!" 

“Tunggu Tian’Er! Kamu mau ke mana?” tanya Wu Cao khawatir.

Wu Tian pun menunduk pada sang paman.

“Hutan Terlarang, Paman!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status