Share

Bab 3 - Neraka Pernikahan

   

          "Saya terima nikah dan kawinnya, Arancia Alfatunisa dengan mas kawin tersebut tunai."

       Kevan membaca ijab kabul dengan sekali tarikan nafas. Penghulu dan para saksi terdiam, mendengar suara tegas nan berwibawa milik Kevan. 

     Penghulu menoleh ke kanan dan ke kiri. Lalu para saksi pun mengangguk. 

     "Bagaimana, para saksi? Sah?"

     "Sah."

      Satu kalimat itu terdengar membahana, ketika para saksi berkata pernikahan Kevan dan Arancia sah. Arancia menunduk, memilin gaun pengantinnya. 

    "Baiklah, kalian berdua sudah sah menjadi sepasang suami istri. Silahkan sang suami boleh mencium kening sang istri. Dan sebaliknya sang istri mencium tangan suami dengan takdzim. Dan untuk buku nikah, maaf mungkin esok atau lusa baru bisa kalian tanda tangan. Sebab buku nikah yang berada di tangan saya atas nama Kevan dan Zahra. Jadi mohon di maklumi jika kalian berdua belum bisa langsung mendapatkannya."

     Kevan terdiam. Kemarahan terlihat sekali di raut wajahnya. Meskipun wajahnya tertutup topeng, akan tetapi ekspresi lelaki tersebut tidak dapat di sembunyikan. 

     Begitu juga dengan Arancia. Jika bukan karena ancaman dari sang ibu, ia enggan menggantikan posisi saudara tirinya itu. 

     "Baiklah, silahkan bila mau mencium istri anda," ujar Penghulu untuk kedua kalinya. 

     Orang-orang yang kebetulan di undang oleh Sekar pun terdengar berbisik. Dan bisikan mereka, terdengar ke telinga Kevan. Membuat lelaki itu semakin marah. 

      "Kasihan sekali nasib si Arancia. Sudah di haruskan menggantikan posisi Zahra. Ia pun mendapatkan suami berwajah cacat itu. Kalau itu anakku, aku tidak akan memberikan restuku, meskipun kenyataannya ia kaya raya," bisik salah satu tamu. 

    Kevan mengepalkan kedua tangannya. Lantas ia berdiri, tanpa kata lelaki itu pergi begitu saja dari hadapan Arancia dan juga Penghulu. 

    Arancia pun ikut berdiri. Ia menatap nanar punggung nan lebar itu yang perlahan semakin menjauh. Lantas gadis cantik itu mengedarkan pandangannya, banyak orang yang menatap sinis kepadanya. 

     "Malang sekali nasibmu! Suamimu pergi meninggalkanmu sendiri!" Ucap Sekar sang ibu tiri. 

    Bukannya iba, ia malah dengan jelas mengolok-olok Arancia. Sekar pun tidak segan menertawakannya. 

    Salah satu anak buah Kevan pun mendekati Arancia. Ia menatap datar pada perempuan paruh baya yang masih asyik tertawa itu. 

      "Nona muda Aktamanov, silahkan ikut dengan saya. Saya akan mengantarkan anda ke kediaman tuan muda."

       Arancia terdiam, ia mengedarkan pandangannya. Mencari lelaki yang merupakan cinta pertamanya itu. 

      "Baiklah, tetapi apa boleh bila saya menemui ayah saya terlebih dahulu. Hanya sekedar berpamitan," ucap Arancia pelan. 

      Lelaki itu pun mengangguk, "Silahkan, Nona. Saya akan menunggu anda di sini," ucapnya datar. 

      Arancia pun bergegas mencari keberadaan sang ayah. Ia mengangkat gaun pernikahannya supaya bisa berjalan lebih cepat. 

      Sementara, sepeninggal Kevan dari acara pernikahannya. Penghulu dan juga para tamu undangan satu persatu meninggalkan acara pernikahan. 

     Sekar tersenyum sinis, "Hmm, setidaknya pernikahan ini berjalan lancar. Meskipun Kevan pergi begitu saja setelah ijab kabul. Setidaknya rasa maluku sedikit berkurang," monolog Sekar sambil memperhatikan putri tirinya yang tengah mencari keberadaan ayahnya. 

      Arancia mengedarkan pandangannya. Ia bertanya perihal keberadaan sang ayah, yang ternyata ia berada di dalam kamarnya. 

      "Ayah," panggil Arancia lembut. "Ayah, Ara mencari-cari ayah sedari tadi, tidak tahunya ayah berada di sini," lanjut Arancia lalu ia berjongkok di hadapan sang ayah. 

     "Nak," ucap lelaki itu lemah. "Maafkan ayahmu yang bodoh ini, tidak bisa berbuat apapun. Menolongmu saja dari pernikahan ini, ayah tidak mampu," lirihnya. 

     Arancia menggeleng. Ia menggenggam tangan tua itu, tangan yang dulu selalu menggendongnya. 

    Selalu berada di garda terdepan bila ada orang yang berniat jahat padanya. Namun, lihatlah tangan kuat itu sekarang sudah keriput dan tua. 

     "Tidak, ini semua bukan salah ayah. Ara yakin jika ini adalah takdir yang Tuhan berikan untuk Ara. Dan Ara akan ikhlas menjalani biduk rumah tangga ini, ayah tetap do'akan Ara. Karena saat ini, itulah yang Ara butuhkan. Do'a dan juga dukungan ayah untuk Ara. Aku berjanji meskipun aku keluar dari rumah ini, ayah tenang saja aku akan selalu menengok ayah. Jaga diri ayah baik-baik. Jika ada apa-apa tolong kabari Ara."

     Pria paruh baya yang bernama Wijaya Hadikusuma itu mengangguk lemah. Lalu Ara pun berpamitan, karena ia tidak bisa membuat orang lain menunggu. Tidak sopan. 

     Jauh di lubuk hatinya yang terdalam, ia berharap jika pernikahannya akan berjalan mulus. Ara pun berharap, jika suaminya mau menerimanya. 

     "Sudah siap, Nona?" tanya lelaki muda itu. 

      Arancia pun mengangguk. Masih menggunakan pakaian pengantin, ia mengikuti langkah kaki lebar, lelaki yang katanya anak buah dari suaminya itu. 

      Di luar tampak Sekar tengah berdiri seraya kedua tangannya, bersedekap di dadanya. Ia menatap sinis sekaligus mengejek anak tirinya itu. 

      "Jangan lupa! Resepsi pernikahan kalian nanti malam," ujar Sekar yang membuat langkah kaki Arancia juga lelaki muda itu terhenti. 

      Lantas lelaki itu pun menatap datar pada wanita di hadapannya. Sekar berdiri dengan angkuhnya, tidak merasa bersalah karena telah membiarkan putrinya pergi begitu saja di hari sakral. 

     "Sayangnya, tuan memerintahkan saya untuk membatalkan segala macam hal yang bersangkutan dengan pernikahannya. Ia hanya menyuruh saya untuk membawa istrinya ke Mansion miliknya!"

     Wajah Sekar seketika memerah kala mendengar ucapan lelaki yang tengah berdiri di hadapannya itu. Lalu ia pun kembali melanjutkan ucapannya. 

      "Kebetulan, Tuan saya sudah pergi ke luar negeri. Dan saya harap anda tidak mengharapkan apapun lagi dari tuan juga pernikahan ini."

       Deg

     Arancia mematung. Pergi ke luar negeri? . Hatinya terasa sakit, sebab ia merasa menjadi istri yang tidak di anggap olehnya. 

    "Ia dengan mudahnya pergi begitu saja. Tanpa memberikan satu alasan ataupun kata padaku," lirih Arancia di dalam hatinya. 

      Sementara itu, di tempat lain. Seorang lelaki yang masih lengkap berpakaian baju pengantin. Tampak menatap awan yang tengah ia lewati. 

     Lelaki itu memutuskan untuk pergi. Ia akan memberikan pelajaran baik pada Zahra maupun Arancia. Kedua wanita itu harus merasakan penderitaan dan juga kesengsaraan. 

      Ya, Kevan sudah memiliki rencana. Jika ia memiliki rencana untuk memberikan neraka di dalam pernikahannya. 

      "Tunggu pembalasanku, Zahra. Silahkan untuk saat ini kau hidup senang, tanpa beban. Tapi lihatlah nanti, aku akan membalaskan sakit hatiku akibat penghinaanmu dan juga ibumu. Serta saudaramu itu!"

      ****

         "Silahkan masuk, Nona," ucap lelaki yang tadi mengantarnya menuju rumah mewah Kevan. 

       Hening dan sepi. Tidak ada satupun orang yang berada di sana. 

       Arancia mengedarkan pandanganya, namun ia tidak melihat siapapun. Laki-laki itu pun peka, jika nona mudanya mungkin khawatir karena di rumah itu tiada siapapun. 

      "Para pelayan akan masuk kembali kemari, ketika pagi Nona. Dan maaf untuk tuan muda dia ... langsung pergi ke luar negeri setelah ijab kabul tadi. Untuk sementara Nona tinggal sendiri di rumah ini. Esok saya akan memperkenalkan para pelayan. Dan bila ada apa-apa, Nona bisa langsung menghubungi saya. Mari saya antar Nona ke kamar anda."

       Arancia tidak berkata apapun. Ia dengan patuh mengikuti langkah kaki pria di hadapannya. Arancia tersenyum kecut, malam pertama yang bagi siapa saja menjadi malam yang indah. 

    Namun itu semua tidak berlaku untuknya. Kesan pertama yang ia dapatkan hanya kesepian dan juga keheningan. 

     ******

       "Wajahmu terlihat lugu. Namun aku tidak akan kembali jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Cukup, wanita ular itu yang mengkhianati serta melukaiku, dengan wajah polosnya ia berhasil menjeratku. Kini, kaulah yang akan menggantikannya menjalani hukuman dariku. Selamat datang di neraka pernikahan!"

     

      

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status