Share

Bab 40

Mendengar penuturanku, Ustadzah Humaira tersenyum. Lalu menjawab, "Kamu bulan ini sudah datang bulan?"

"Kamu hamil, Dek?" tanya Mas Pandu yang kubalas dengan mengangkat kedua bahuku, padahal aku tahu ia pun tak lihat gerakanku.

"Masa iya hamil?" gumamku.

"Mas Rendra, belikan testpack buat Nak Rumi," pinta Ustadzah Humaira. Terlihat Mas Rendra mengangguk cepat dan tanpa permisi ia langsung melenggang pergi.

"Dulu saya juga seperti ini loh. Waktu hamil di trimester pertama, nggak bisa kena air. Baru lihat air aja udah merinding. Perut terasa mual."

Seketika aku kembali mengingat kejadian akhir-akhir ini. Sama seperti yang dikatakan oleh Ustadzah Humaira. Tapi masa iya aku hamil?

Kutepuk pelan jidatku, saat aku teringat sudah satu bulan aku tak datang bulan.

Ya, Tuhan... bagaimana mungkin aku tak mengerti?

Mudah-mudahan kali ini aku benar-benar hamil.

Allah... berikanlah mukjizatmu.

"Gimana? Udah inget kapan terakhir datang bulan?" tanya Ustadzah dan aku mengangguk.

"Kapan?"

"Tepat di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status