Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra

Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra

Oleh:  Egga N. Cahyo  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
24Bab
597Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Abiphraya Prawiga, seorang remaja anak dari pasangan bernama Arya dan Dilla. Sejak kelahirannya, Abi telah memiliki kemampuan dalam hal supranatural karena ia telah mewarisi sebuah kitab pusaka kuno bernama Kitab Sidhimantra. Kitab pusaka itu tak sengaja masuk ke dalam rahim Dilla secara ghaib saat usia kandungannya sudah tua. Hal itu mungkin juga karena garis keturunan dari sang ayah yang juga seorang pengemban pusaka kuno bernama Cincin Rojomolo. Cincin itu ia dapatkan saat terjebak di alam Jin Ngastino Puro. Cincin berkekuatan dahsyat itu merupakan warisan dari leluhurnya, yakni Bandung Bondowoso. Dalam tumbuh kembangnya, Abi kecil kerap kali mengalami hal-hal ganjil di luar nalar. Mulai dari ia yang mendadak menjadi seorang anak indigo, sampai berteman dengan sosok tak kasat mata. Saat Abi beranjak dewasa, ia kerap kali dimintai bantuan untuk melepaskan kutukan, mengobati teluh, sampai membasmi jin dan siluman jahat. Bagaimana petualangan Abi dan ayahnya? Siapakah sebenarnya sosok yang bernama Sidhimantra itu? Apa hubungannya dengan Arya, ayah dari Abiphraya? Siapakah sosok sebenarnya dari empat pilar penjaga alam Ngastino Puro? Ikuti keseruan kisahnya dalam novel original karya saya ini, happy reading.

Lihat lebih banyak
Parade 1000 Jin : Kitab Sidhimantra Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Egga N. Cahyo
Monggo mampir kakak2 sekalian, semoga suka ...
2023-08-05 17:43:25
1
user avatar
Iin Romita
cerita yang tak kalah keren dari buku satunya ..tetap semangat berkarya
2023-08-02 00:26:50
2
24 Bab
Bab 1 : Awal Takdir
"Ahh, setelah belasan tahun lamanya, akhirnya ia muncul juga," ucap seorang kakek-kakek dengan penampilan lusuh seperti seorang pengemis yang sedang duduk di atap sebuah gedung berlantai 7. Suara kilat menyambar sahut menyahut dari balik awan hitam yang berarak dan bergelombang di hamparan langit malam. Hujan deras disertai badai menerjang daerah pinggiran kota, yang kini telah terendam air setinggi mata kaki orang dewasa. Dari balik awan yang bergulung, sekonyong-konyong muncullah makhluk besar seperti ular yang sedang meliuk-liuk diantara kilatan cahaya halilintar. Makhluk itu berwujud seekor naga dengan warna keemasan di sekujur tubuhnya. "Grawrrr, haahaha!" geraman sosok Naga emas itu membahana di penjuru langit. Sosok naga emas itu adalah sosok tak kasat mata yang entah datang dari mana, pasalnya tak ada seorang pun yang menyadari kehadirannya. Padahal secara logika, ukurannya sangat besar dan bercahaya begitu menyilaukan. Kiranya sangat tidak mungkin bila makhluk itu sa
Baca selengkapnya
Bab 2 : Pertarungan Permulaan
Hujan turun semakin deras diiringi suara guntur yang bergemuruh serta kilat yang saling menyambar. Terlihat dua sosok makhluk supranatural yang sedang melayang, tengah memasang sikap waspada terhadap sosok yang baru aja muncul di hadapan mereka. "Huahaha, lama tak berjumpa saudaraku!" ucap sesosok makhluk yang baru saja keluar dari pusaran angin berwarna kehijauan itu. Sosok itu terlihat seperti campuran beberapa hewan yang bergabung menjadi satu. Berwajah dan bertanduk banteng, bersurai seperti singa, berbadan harimau loreng, berkaki elang, memiliki sepasang sayap kelelawar, serta berekor seperti sengat kalajengking. "Bisa saja kau berkelakar, Lembu Swana! Sejak kapan aku menjadi saudaramu? Hahaha!" Naga Besukih memicingkan mata seraya menyeringai penuh aura intimidasi. "Haha, tak perlu memasang wajah serius seperti itu Besukih, aku hanya menyapa teman lamaku, Sidhimantra," ucapnya sambil terus mengapakkan sayap kelelawarnya bertahan melayang di udara. "Haha, lama tak bertemu,
Baca selengkapnya
Bab 3 : Akhir Pertempuran di Awal Takdir
"Rasakan ini, Lembu Swana!" Naga Besukih juga melancarkan serangan tiba-tiba dari arah berlawanan, menyebabkan tubuh Lembu Swana terhuyung ke depan. "Bangs*t! Berani-beraninya kalian mengeroyokku!" umpat Lembu Swana seraya memberikan serangan balasan kepada mereka berdua. Sinar berwarna warni yang berasal dari energi magis terlihat menghiasi langit kelabu malam itu, manifestasi kekuatan dari tiga sosok yang tengah bertarung sengit di atas langit itu, malah seolah seperti sebuah perayaan tahun baru yang penuh ledakan kembang api. Serangan demi serangan saling mereka lontarkan, energi yang berbenturan membuat beberapa awan menghilang sehingga membuat beberapa lubang di langit. Hingga akhirnya salah satu serangan dahsyat dari Naga Besukih mengenai Lembu Swana dengan telak. "Arghhhhh! Baj*ngan kalian! Hiyaaa!" teriak Lembu Swana penuh amarah karena merasa terpojok oleh dua sosok ini. Terlihat Lembu Swana sedang dalam posisi kuda-kuda ajian andalannya. "Gawat! jangan sampai ia menge
Baca selengkapnya
Bab 4 : Sosok di Bagian Alam Lain
Ada suatu tempat disisi lain alam manusia, yaitu dimensi ghaib alam jin. Dunia lain yang masih menjadi misteri bagi sebagian umat manusia di dunia. Selain bagaimana bentuk spesifiknya, manusia juga tak banyak mengetahui tentang makhluk apa saja yang mendiami alam tak kasat mata itu. Sementara itu di sudut padang rumput yang hijau disertai pepohonan yang tinggi dan berdaun lebat, terlihat seorang wanita cantik dengan pakaian khas kerajaan Jawa kuno tengah berlatih ilmu kanuragan. Ia berlatih menggunakan pedang tipis perak bersarung emas. "Sekarang aku akan mencoba ajian yang baru saja aku dapat dari Begawan Jolosutho!" gumam wanita cantik itu seraya mengambil kuda-kuda. "Shaaaaah! Hiyaaaaa!" Wanita itu meliuk-liuk sembari menyabetkan pedang tipisnya kesana kemari, bak sedang menari tarian indah pembawa maut. Rambutnya yang panjang hitam serta bermahkota, mengibas-ngibas mengikuti ayunan pedangnya. Swingggg swingggggg "Hiyaaaa!" teriak wanita itu saat melayang di udara. Jedharr
Baca selengkapnya
Bab 5 : Guncangan di Alam Jin
Suasana di belahan lain alam manusia begitu terlihat berbeda, mulai dari bentuk tumbuhan, sampai makhluk yang menempatinya. Di sebuah tanah lapang di alam jin ini, terlihat dua sosok berbeda tengah bercengkrama dengan serius. "Apa itu guru?" tanya Sekar penasaran. "Apakah Arya tidak pernah mengunjungimu? Dan bagaimana kabarnya?" tanya Resi Arthasena seraya duduk bersila di hadapan Sekar. Mendengar itu, Sekar tiba-tiba tertunduk lesu, "Hmm, sudah lama sekali guru dia tak datang kemari, sejak dia menikahi gadis manusia bernama Dilla," sahutnya lirih. "Hmm, maafkan aku Sekar, aku tidak tahu masalah itu," ucap Resi Arthasena dengan raut wajah prihatin. Sekar menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa guru, aku juga tahu diri, bahwa kita berdua tak akan pernah bisa bersatu, karena terpisah oleh tembok penghalang yang kokoh." "Hmm, aku paham maksudmu Sekar, jodoh memang ada di tangan Sang Hyang, kita tidak bisa memaksakannya," ujar Resi Arthasena sembari menepuk pundak muridnya itu. "
Baca selengkapnya
Bab 6 : Pasutri Penghasil Anak Spesial
Sementara itu di waktu yang sama, Malam itu hujan turun semakin lama semakin deras disertai petir yang menyambar bersahut-sahutan. Beberapa wilayah sudah terendam banjir disertai pemutusan arus listrik oleh pihak penyedia jasa untuk mengurangi resiko korsleting. Disebuah rumah kavling di daerah pinggiran kota, tinggallah sepasang suami istri yang baru saja merayakan ulang tahun pernikahannya yang pertama. Pasangan berbahagia itu sedang menunggu kehadiran buah hati mereka yang sebentar lagi akan lahir. Terlihat seorang lelaki yang tengah menyibakkan gorden jendela ruang tamu untuk melihat keadaan di luar rumah, "Duh hujannya gak reda-reda lagi! Mana rokok udah habis!" gerutunya sembari beranjak menuju ke ruang keluarga untuk menyalakan televisinya. Titttt [Kami himbau kepada seluruh warga Malang Raya agar tidak bepergian keluar rumah, karena curah hujan yang cukup intens telah menyebabkan banjir hampir di seluruh wilayah Malang Selatan dan sekitarnya.] Tittttt "Hmm gak ada acara
Baca selengkapnya
Bab 7 : Mimpi yang Aneh
Jam dinding menunjukkan pukul 1.13 dini hari, udara terasa semakin dingin menusuk tulang. Tetapi beda halnya dengan Dilla yang sedang berkeringat dan terlihat tidurnya sedikit terganggu, serta beberapa kali ia terdengar mengigau tak jelas, seperti sedang bermimpi buruk. Dalam mimpi Dilla, "Wahai manusia, kau telah ditakdirkan untuk memiliki anak yang istimewa, kau telah diberkati oleh langit, kelak anak yang akan lahir dari rahimmu, akan membawa perubahan besar di alam jin dan alam manusia!" Lalu, dari kegelapan yang pekat, muncul cahaya keemasan melayang mendekati Dilla yang sedang terduduk ketakutan, cahaya itu berasal dari sebuah kitab yang berpendar, lalu dengan secepat kilat, kitab itu terbang melesat masuk menembus perut Dilla yang tengah hamil tua. "Arghhhh!" tiba-tiba Dilla bangkit dari tidurnya dan berteriak. Teriakan Dilla menggema di penjuru kamar, sampai membuat Arya terkejut dan bangun. "Dilla! Sayang! Kamu kenapa? Mimpi buruk?" Arya yang seketika bangun, langsung m
Baca selengkapnya
Bab 8 : Tanda Kelahiran Anak Terpilih
Di penghujung malam yang sudah merangkak mendekati pagi, udara dingin semakin menusuk tulang. Kesunyian semakin merebak tak pandang tempat. Bulan pun enggan mengintip dari balik awan mendung yang bergulung. Kala itu, terdengar suara jangkrik dan kodok yang saling bersahutan, mengumandangkan irama indah seperti sebuah nyanyian, nyanyian pengantar tidur makhluk yang bernyawa. Tetapi lagu pengantar tidur itu tak berlaku bagi mereka bertiga yang masih terjaga, Ketika Prameswari menyentuh perut Dilla, ia pun terkejut, "Astaga!" "Kenapa, Kak?" sahut Dilla juga ikut terkejut. Arya yang sedang duduk di sebelah Dilla juga ikut penasaran. "Hmm, pantas saja aku merasakan ada energi yang sangat besar muncul beberapa saat yang lalu, ternyata ini penyebabnya," ucap Prameswari sembari menganggukkan kepalanya seperti memahami sesuatu. "Emang kenapa perut Dilla, Mbak? Apa terjadi sesuatu dengan calon bayi kita? Apa ada hubungannya dengan mimpinya tadi?" Arya memberondong Prameswari dengan beber
Baca selengkapnya
Bab 9 : Detik-Detik Kelahiran sang Pengemban Pusaka Kuno
Nyai Pitaloka seketika membelalakkan kedua matanya lalu tersenyum, seolah mengetahui sesuatu yang luar biasa, "Astaga! Puji Bethari!Wah, tak salah lagi, anakmu telah dikaruniai berkah para Bethara, ia kelak akan mempunyai kekuatan besar untuk merubah dunia," ucapnya penuh semangat. Mata Arya melotot karena terkejut dengan pernyataan gurunya itu, "Hah? Merubah dunia? Gak terlalu lebay tuh, Nek? Emang di kira Naruto apa?" celetuknya asal nyeplos. "Naruto? Apa itu?" sahut Prameswari penuh kepolosan. Arya menjawab dengan asal, "Tetangganya Bambang kang parkir," dengusnya. "Kekuatan apa nek maksudnya?" Dilla memotong obrolan Arya dan kakak iparnya dengan menimpali sebuah pertanyaan. "Dilla, apa kau bermimpi atau mengalami sesuatu yang aneh sebelumnya?" tanya Nyai Pitaloka dengan raut wajah serius. "Nahh itu dia guru yang mau aku jelaskan," tutur Prameswari sambil menepukkan kepalan tangan kanan ke telapak tangan kirinya, "Biar Dilla saja yang menceritakan semuanya guru," imbuh Prame
Baca selengkapnya
Bab 10 : Proses Persalinan
"Arrrghhhhh!" Keceriaan yang semula terpancar dari wajah mereka berempat, seketika berubah menjadi kekhawatiran yang sangat mendalam pada kondisi Dilla yang sedang memegang perutnya sembari menjerit kesakitan. "Dilla! kamu kenapa!" teriak Arya terkejut dengan kondisi istrinya itu. Dilla bergerak tak menentu di atas kasur, sembari terus memegangi perutnya, "Perutku sakit sekali Arya, tolong! Aku gak kuat!" Dilla merintih dalam kesakitannya. "Apa dia sedang kontraksi Guru?" tanya Prameswari. Nyai Pitaloka mencoba memeriksa perut Dilla, "Sepertinya begitu, Arya! kalau kau hendak ke rumah sakit, aku akan memindahkanmu dan Dilla dengan teleportasi saat ini juga, ia butuh penanganan medis segera, sebenarnya aku bisa saja menolong Dilla untuk melakukan persalinan, tetapi alangkah baiknya ia mendapatkan persalinan secara normal sebagai manusia," ujarnya memberi jalan keluar. "Iya guru, aku mengerti, tolong antar aku ke rumah sakit segera guru!" ucap Arya sedikit memohon. Nyai Pitaloka
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status