Share

Bab 5 : Guncangan di Alam Jin

Suasana di belahan lain alam manusia begitu terlihat berbeda, mulai dari bentuk tumbuhan, sampai makhluk yang menempatinya. Di sebuah tanah lapang di alam jin ini, terlihat dua sosok berbeda tengah bercengkrama dengan serius.

"Apa itu guru?" tanya Sekar penasaran.

"Apakah Arya tidak pernah mengunjungimu? Dan bagaimana kabarnya?" tanya Resi Arthasena seraya duduk bersila di hadapan Sekar.

Mendengar itu, Sekar tiba-tiba tertunduk lesu, "Hmm, sudah lama sekali guru dia tak datang kemari, sejak dia menikahi gadis manusia bernama Dilla," sahutnya lirih.

"Hmm, maafkan aku Sekar, aku tidak tahu masalah itu," ucap Resi Arthasena dengan raut wajah prihatin.

Sekar menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa guru, aku juga tahu diri, bahwa kita berdua tak akan pernah bisa bersatu, karena terpisah oleh tembok penghalang yang kokoh."

"Hmm, aku paham maksudmu Sekar, jodoh memang ada di tangan Sang Hyang, kita tidak bisa memaksakannya," ujar Resi Arthasena sembari menepuk pundak muridnya itu.

"Tapi guru, dia pernah bilang kepadaku bahwa istrinya akan mengijinkan Arya menikahiku, dia rela dimadu karena aku dari bangsa jin," kilah Sekar dengan mata sedikit berbinar.

Resi Arthasena menggelengkan kepalanya dengan heran, "Hahaha, ada-ada saja, apa kau mempercayainya?"

"Disatu sisi aku bahagia, disatu sisi aku tidak begitu percaya guru," sahut Sekar kembali tertunduk.

Resi Arthasena menyahut sambil memainkan jenggotnya yang panjang, "Coba saja tanyakan kalau kau bertemu dengannya lagi, haha!"

"Oh iya Sekar, apa Arya masih memakai cincin Rojomolo itu?" imbuh Resi Arthasena seraya mengangkat kedua alisnya.

"Hmm, sepertinya..."

Grrrrrttkk grrrrrtkkkk

Belum selesai Sekar menjawab pertanyaan dari gurunya, tiba-tiba tanah di sekelingnya bergetar hebat seperti sedang terkena gempa, namun bukan gempa biasa, melainkan tekanan energi yang begitu besar sampai bisa menggetarkan seisi alam jin.

"Gempa apa ini, Guru!" teriak Sekar kebingungan.

Resi Arthasena yang terlihat tenang itu hanya bisa menghela nafas panjang, "Hmm, rupanya dia telah muncul," ucapnya lirih sembari membelai jenggot putihnya yang panjang.

Sekar tersentak kaget, "Dia siapa, Guru?"

"Naga Besukih dan Lembu Swana, hmmm aku juga merasakan aura dari Sidhimantra," gumamnya seraya memejamkan mata untuk menajamkan penerawangannya.

"Siapakah mereka, Guru?" tanya Sekar penasaran.

Resi Arthasena menengadah ke atas langit, "Mereka adalah tiga jin kuno yang telah ada sebelum aku dan kau Sekar, jauh sebelum ada kerajaan Agniamartha. Padahal kau tau sendiri, kerajaan yang paling awal berdiri adalah kerajaan Agniamartha."

"Mereka adalah adalah 4 penjaga Ngalengko Bawono, 4 penjaga arah mata angin, 4 pilar penyeimbang alam jin, mereka mewakili setiap elemen dasar dan juga sumber cikal bakal semua ilmu dan ajian dari alam jin," imbuh Resi Arthasena menjelaskan.

"Lantas mengapa guru bisa tahu kalau itu mereka? Apa guru pernah bertemu mereka?" kembali raut wajah Sekar di penuhi tanda tanya.

"Bertemu mereka adalah hal yang mustahil, mereka selalu menyembunyikan diri dari apapun termasuk dari bangsanya sendiri," ucap Resi Arthasena sambil menggelengkan kepalanya.

Raut wajah Resi Arthasena tiba-tiba berubah menjadi serius, "Dahulu, aku pernah sekilas melihat Naga Besukih, nah aura yang aku rasakan saat ini sama persis dengan auranya, aku juga merasakan dua energi lain yang sangat dahsyat setara dengan Naga Besukih, dan aku yakin energi itu milik Shidimantra dan juga Lembu Swana."

"Hmm, kenapa mereka baru muncul saat ini guru?" tanya Sekar dengan rasa penasaran.

"Aku juga kurang begitu tahu Sekar, yang jelas ketika sing mbaurekso muncul, pasti akan ada sebuah kejadian penting, yah semoga saja tidak terjadi hal yang tak diinginkan," ujar Resi Arthasena kembali mendongak ke arah langit.

Seketika Sekar juga ikut menengadah ke atas, "Iya guru, aku juga berharap seperti itu!"

Grtkkkkkk Grtkkkkk!

"Awas, Guru!"

******

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status