Share

Bab 7 : Mimpi yang Aneh

Jam dinding menunjukkan pukul 1.13 dini hari, udara terasa semakin dingin menusuk tulang. Tetapi beda halnya dengan Dilla yang sedang berkeringat dan terlihat tidurnya sedikit terganggu, serta beberapa kali ia terdengar mengigau tak jelas, seperti sedang bermimpi buruk.

Dalam mimpi Dilla,

"Wahai manusia, kau telah ditakdirkan untuk memiliki anak yang istimewa, kau telah diberkati oleh langit, kelak anak yang akan lahir dari rahimmu, akan membawa perubahan besar di alam jin dan alam manusia!"

Lalu, dari kegelapan yang pekat, muncul cahaya keemasan melayang mendekati Dilla yang sedang terduduk ketakutan, cahaya itu berasal dari sebuah kitab yang berpendar, lalu dengan secepat kilat, kitab itu terbang melesat masuk menembus perut Dilla yang tengah hamil tua.

"Arghhhh!" tiba-tiba Dilla bangkit dari tidurnya dan berteriak. Teriakan Dilla menggema di penjuru kamar, sampai membuat Arya terkejut dan bangun.

"Dilla! Sayang! Kamu kenapa? Mimpi buruk?" Arya yang seketika bangun, langsung memegang pundak Dilla.

"Hhhah, i-iya sayang, aku mimpi aneh sekaligus menyeramkan," sahutnya seraya menyandarkan kepalanya di dada suaminya itu.

Sambil membelai kepala Dilla, Arya bertanya, "Mimpi apa emangnya kamu?"

"Aku mimpi bertemu dengan seekor naga raksasa berwarna emas, dia berkata kepadaku, kelak aku akan mempunyai anak yang spesial," sahutnya dengan suara sedikit bergetar.

"Kalau gitu sih diaminin aja ya kan, siapa orang tua yang gak mau punya anak spesial ya kan?" celetuk Arya menganggap enteng perkataan Dilla.

Plakkkkkkk

Arya menjingkat terkejut, "Aduh! sakit yaaaang!" teriak Arya seraya menggosok bahunya yang baru saja terkena pukulan maut dari sang istri.

"Orang lagi serius malah dibecandain!" gerutu Dilla sembari melipat tangan di depan dadanya karena kesal.

"Heeheh iya maap-maap sayang, udah ahh jangan ngambek dong," rayu Arya sambil mengelus kepala Dilla.

"Aku belom selesai cerita tauuuu!"

"Iya iya aku dengerin,"

"Hmm, yang anehnya lagi, setelah naga emas itu berpesan kepadaku, tiba-tiba ada sebuah buku atau kitab gitu agak lupa aku, masuk ke dalam perutku! Aku kaget terus aku teriak, sampe kebangun kayak tadi," ucap Dilla dengan raut wajah serius.

"Hmm, aku gak paham arti-arti mimpi kayak gitu, namanya aja bunga tidur ya kan, anggep yang baik, buang yang buruk, gitu aja sih," sahut Arya sembari mengangkat kedua bahunya.

"Yah semoga aja emang pertanda baik," sahutnya lirih.

Siyuutttt clapppp!

Tiba-tiba dari udara kosong muncullah sesosok wanita cantik berkebaya biru muda dan bermahkota emas, menyapa Dilla dan Arya yang tengah bercengkrama.

"Arya, Dilla," sosok itu menyapa dengan suara lembut.

"Mbak Prameswari?" ucap Arya sedikit terkejut.

"Kakak ipar?" Dilla juga menyahut heran, kenapa kakaknya Arya tiba-tiba muncul sekarang.

"Maaf menganggu kalian, beberapa saat yang lalu aku merasakan sebuah energi dahsyat yang bersumber dari sini, apa kau menggunakan cincinmu lagi dek?" ucap Prameswari seraya memandang tajam ke arah Arya.

"Hmm nggak tuh mbak, ini masih anteng aja di tanganku," sahutnya seraya menunjukkan sebuah cincin bermata biru safir dengan motif aksara kuno kepada Prameswari.

"Hmm, apa mungkin maksud kak Prameswari itu ada hubungannya dengan mimpiku barusan?" ujar Dilla seakan penuh tanya.

"Hmm, mulai ketularan nih," celetuk Arya.

"Mimpi apa Dilla?" tanya Prameswari sembari duduk di samping Dilla.

Dilla pun menceritakan tentang mimpinya kepada Prameswari, dan nampak sorot matanya berubah menjadi serius seraya memandang tajam ke arah perut Dilla yang membuncit itu.

"Sebentar aku periksa dulu Dilla, tolong kamu rebahkan badanmu," perintah Prameswari kepada Dilla lalu memegang perutnya seraya memejamkan mata untuk menerawang.

Tiba-tiba Prameswari membuka mata dengan sangat lebar seakan bola matanya akan melompat keluar karena terkejut,

"Astaga!"

*******

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status