Share

My Dangerous Mafia
My Dangerous Mafia
Penulis: Ansa Imdhl

1 Penyiksaan Musuh

Diruangan yang temaram dengan suara teriakan serta tangisan pilu memohon untuk memberhentikan penyiksaan.

Pria muda duduk disebuah kursi sambil menyesap champange nya dan menatap pria paruh baya yang tengah disiksa oleh anak buahnya.

Pria paruh baya itu adalah seorang mafia asal Jerman yang berani mengibarkan bendera perang pada pria muda mafia asal italy yaitu Madrick Vallencio. Mad yang terkenal akan kekejamannya dan kelincahannya dalam menghabisi musuh yang berani menipunya.

Mafia paruh baya tersebut adalah Triston Feroanus yang sekarang dirinya duduk dikursi tua dengan tangan dan kaki terikat rantai yang sangat kuat. Tubuhnya penuh dengan luka cambuk dan sayatan. Bahkan tubuhnya sudah sangat lemas untuk memberontak. Berkali-kali Triston memohon ampun tapi bukan Mad jika ia menerima ampunan dari musuhnya.

Mad berdiri dari duduknya seraya menyalakan rokok yang berada di mulutnya. Mad membungkukkan badannya menatap mata Triston yang sudah lemah. Mad menggembulkan asap rokok tepat kewajah Triston hingga membuatnya terbatuk-batuk.

“Triston Feroanus, berani-beraninya kau mengibarkan bendera perang padaku hah?” tanya Mad tepat didepan wajah Triston.

“Kau taukan? Apa akibatnya jika kau berani main-main denganku? Tak hanya kau yang menjadi korban ditanganku tapi juga anak istrimu.” Sambung Mad dengan sorot mata yang tajam menatap manik mata Triston.

“Kumohon jangan bunuh anak istriku, bunuh aku! Mereka tak tahu apapun” balas Triston dengan nada sedih dan air mata yang lolos dipipinya. Ia menyesal telah menipu Mad dengan membeli pistolnya menggunakan uang palsu.

“Aku tak peduli” ucap Mad dengan enteng dan langsung berdiri tegap dihadapan Triston. Triston berteriak ketika pucuk rokok Mad yang menyala tekena luka sayat ditangannya. Mad semakin menekan rokoknya diluka sayatan Triston.

Mad menyudahi aksinya dan kembali ketempat ia duduk tadi sambil menyesap champange-nya lagi.

“Gaston!!” teriak Mad dengan suara tegas. Memanggil orang kepercayaanya dan Gaston pun datang sambil menunduk hormat.

“Ambilkan laptopku yang berisikan vidio panggilan langsung keluarga Triston.” Perintah Mad dan Gaston pun menurutinya.

Triston menggeleng-gelengkan kepala dan menatap Mad dengan tatapan memohon.

“Kumohon Mad—“ ucapan Triston terpotong karna Mas langsung menyahutnya.

“Jangan sebut namaku dengan mulut kotormu, aku tak sudi! Panggil aku tuan.” Sanggah Mad dan kembali menyesap champange-nya.

“Tuan kumohon jangan bunuh keluargaku mereka tak bersalah.” Ucap Triston sambil menunduk menangis.

Gaston pun datang dengan membawa laptop ditangannya dan langsung diletakkan dimeja depan Triston.

“Dady, help me dady” teriak seorang gadis kecil berusia 7 tahun. Triston pun menangis menatap nasib putrinya yang duduk dikursi dengan tangan dan kaki terikat sama seperti nasibnya.

“Aarrrghhhh dady!!” teriak anak kecil itu dari sebrang sana.

“Julia!!!” teriak Triston saat melihat putri kecilnya dicambuk oleh anak buah Mad. Sungguh manusia iblis tak punya hati.

“Tuan kumohon lepaskan mereka” ucap Triston menatap Mad yang tersenyum kecut.

“Jangan harap” balas Mad.

“Gaston suruh mereka bunuh anak istri Triston, aku tak ingin ia merasa tersiksa” perintah Mad pada Gaston dan Gaston patuh akan perintah Mad.

Dor

“Dadyyy!!!” teriak anak Triston dengan suara nyaring.

Dor

“Triston!!!” teriak istri Triston dengan suara kesakitan.

Setelah itu tak terdengar suara teriakan dari sebrang sana dan terakhir adalah teriakan istrinya.

“Tidakkk.” teriak Triston.

“Sekarang giliranmu” ucap Mad dengan seringai iblisnya. Triston hanya bisa pasrah menerima kematiannya. Mad berdiri sambil membawa botol wine lalu menuangkan ketubuh Triston yang penuh luka.

“Aaarrrggggghhhhhh.” teriak Triston saat wine berakohol itu mengenai lukanya.

“Cukup main-mainnya” ucap Mad, Mad mengeluarkan pistol nya dan langsung menembak kearah kepala Triston hingga Triston mati seketika.

“Bakar dia.” perintah Mad dengan anak buahnya. Mad berjalan keluar ruangan penyiksaan dan ingin membersihkan diri.

Mad masuk kedalam kamarnya dan langsung menuju kekamar mandi. Mad mengguyur badannya dibawah air dingin dan matanya terpejam. Bayangan seorang gadis kecil cantik sekitar umur 10 tahun sedang mengobati luka di kepala pria remaja berumur 17 tahun. Pria remaja itu adalah Mad.

Flashback on

Seorang gadis cantik sedang duduk kursi taman sambil memegang boneka teddy bearnya dan menangis. Mad saat itu sedang mengintip anak gadis itu. Rambut hitam legamnya yang panjang menutup wajah imutnya yang sedang menangis.

Mad berjalan kearah gadis kecil itu dan menunduk didepan gadis kecil itu.

“Kau kenapa menangis?” tanya Mad menggunakan nada lembut, gadis kecil itu mendongak dan menatap Mad dengan mata merahnya akibat menangis. Mad terpesona dengan wajah cantik gadis itu.

“Kau siapa?” tanya gadis itu dengan polos.

“Aku Madrick Vallencio.” balas Mad dengan senyuman tulusnya, senyuman yang jarang ia tunjukkan kepada siapa pun dan kini gadis itu beruntung mendapatkan senyuman Mad.

“Kau kenapa menangis?” tanya Mad dengan lembut.

“Orang tuaku dibunuh oleh seorang mafia dan aku berhasil kabur.” ucap gadis polos itu dan kembali menunduk menangis.

Mad yang mendengar itu pun langsung menggepalkan tangannya. Siapa yang berani mengusik ketenangan gadis kecil ini. Saat itu juga Mad mengklaim gadis kecil itu miliknya dan Mad sudah menjadi seorang mafia sejak umur 16 tahun karena menggantikan ayahnya yang meninggal karena mati terbunuh.

“Kenapa bisa dibunuh?” tanya Mad lagi.

“Ayahku tak sengaja menggores mobil mafia itu dengan sepeda ontelnya. Sungguh ayahku tak mampu mengganti mobil itu dan ayah ku dibunuh berserta kakak dan ibuku.” Ucap Olivya dengan nada sedih.

“Siapa namamu gadis kecil?” tanya Mad.

“Olivya Macrime.” jawab gadis itu.

Tiba-tiba ada sebuah batu yang terlempar dan mengenai kepala Mad hingga akhirnya berdarah.

“Hahaha.” tawa lima orang anak yang melempar batu kearah Mad.

“Hei pergi kalian!!!” teriak seorang gadis dan ternyata itu Olivya sambil mengangkat balok kayu dan akhirnya lima anak itu pergi takut akan balok kayu yang dibawa Oliv.

“Kau tak apa Mad? Darahnya banyak sekali, ayo ikut aku ke panti. Aku akan mengobati lukamu itu” ucap Oliv dan Mad hanya mengangguk setuju. Oliv menuntun Mad dengan hati-hati. Oliv melepaskan sweater biru yang ia gunakan lalu meletakkan kearah luka kepala Mad.

“Kata ibuku darahnya kalo tidak berhenti, harus ditutupi dengan kain” ucap gadis itu menekankan sweaternya di luka kepala Mad. Oliv menjinjitkan untuk menyamakan tingginya dengan Mad. Mad pun tak tega melihatnya kesusahan dan langsung mengambil alih sweater tersebut.

Setelah sampai di panti, Oliv berlari masuk kedalam sedangkan Mad duduk di bangku taman yang ada di taman panti ini. Oliv keluar sambil membawa kotak p3k lalu duduk disebelah Mad.

“Emm bisakah duduk dibawah agar aku bisa mengobati lukamu? Kau terlalu tinggi dariku” tanya Oliv dengan polos dan Mad hanya mengangguk. Mad duduk dibawah dan Oliv diatas kursi lalu dengan telaten Oliv mengobati luka Mad.

Setelah selesai mengobati luka Mad, Olive tersenyum malu.

“Kenapa kau tersenyum?” tanya Mad dengan alis berkerut.

“Kau sedari tadi menatapku” jawab Oliv dengan polosnya. Mad hanya tersenyum mengusap puncak kepala Oliv.

“Aku pulang dulu ya. Makasih sudah diobatin. Bye” Mad pamit pulang.

“Bye” balas Oliv

Flashback Off

Mad menyudahi guyuran airnya, ia bergegas mengeringkan badannya lalu menuju ke walk in closet untuk memakai baju. Mad menggunakan kaos santainya seakan tak ada sosok mafia dalam dirinya.

Mad mengambil kunci mobilnya diatas nakas lalu beranjak keluar kamar. Mad menuruni tangga dengan sedikit berlari lalu memanggil Gaston.

“Gaston” panggil Mad saat dirinya sudah diruang tamu.

“Iya tuan?” balas Gaston dengan hormat.

“Apakah Oliv ada di apartemennya?” tanya Mad.

“Tidak tuan, Oliv—“

“Panggil dia nona, Gaston” sanggah Mad dengan tatapan tajamnya.

“Nona Oliv sedang keluar apartemen, kata anak buah tuan yang bertugas menjaga nona Oliv” jawab Gaston.

“Kemana dia?”

“Toko buku tuan.” Mad menuju garasi mobil untuk mengikuti Oliv ketoko buku. Mad sudah hafal toko buku langganan Oliv.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status