Share

5 Penyiksaan Edeve

Disebuah ruangan yang temaram dengan pencahayaan yang minim dan disertai suara jeritan yang sangat pilu. Dua orang paruh baya tengah duduk dikursi yang sudah usang dengan kedua tangan dan kakinya terikat, siapapun yang melihatnya pasti akan merasa iba dengan penampilan dari dua orang yang tengah terikat itu.

Dua orang itu adalah seorang mafia asal America dan istrinya, Edeve Biancaro dan Yatty Biancaro. Wajah mereka sudah penuh lebam dan luka sayat. Seperti biasa, Mad duduk didepan mereka sambil menyesap champagne milik Edeve yang ia ambil dari lemari pendingin milik Edeve. Bukan Mad yang menyiksa mereka melainkan anak buahnya.

“Gaston!!” panggil Mad dengan suara tingginya dan menggema diruangan tersebut. Kali ini Mad ingin menyiksa Edeve dan Istrinya Edeve digudang yang ada dimansion milik Edeve sendiri.

“Ya tuan?” tanya Gaston dengan hormat.

“Ambil semua uang milik Edeve dibrankas dan juga pistol produksi kita yang ia curi” ucap Mad demgan santai.

“Hei!! Aku tak mencuri pistolmu bodoh” balas Edeve.

“Baiklah, Pistol yang Edeve Biancaro beli dengan uang palsu” ucap Mad dengan tatapan tajamnya mengarah pada Ed.

“Mommy!!!! Dady!!! Where Are You?” teriak seorang bocah dari luar.

“Hohoho.... Putramu sudah bangun rupanya. Apa sebaiknya aku membawanya kemari ya?” ucap Mad dengan seringaiannya.

“Kumohon jangan sakiti putraku, ia masih sangat kecil” pinta Yatty dengan air mata yang sudah deras.

“Sstt jangan menangis istriku, jika Edran dengar gimana?” ucap Edeve dengan pelan. Edran Biancaro adalah nama putra dari Edeve dan Yatty.

“Biarkan Edran dengar. Ingat, ini juga salahmu yang telah membeli pistol dengan uang palsu. Jika saja kau tak melakukan itu, mungkin aku dan Edran tidak akan terancam nyawa seperti ini” balas Yatty dengan bentakan.

“Yat—“

“Apa kau tak punya banyak uang untuk membeli pistol murahan itu hah? Kau juga terlalu egois Ed. Menyesal aku terlambat mencegahmu untuk tidak melakukan itu Ed” ucap Yatty lagi dan memotong ucapan suaminya Edeve.

“Apa? Coba kau ulangi kalimat terakhir mu tadi” pinta Mad dengan raut wajah yang dingin.

“Aku menyesal terlambat mencegahnya” ucap Yatty dengan nada yang lirih.

“Maksudnya?” tanya Mad masih dengan wajah yang dingin.

Dan mengalirlah cerita dari mulut Yatty.

Flashback On

Yatty masuk kedalam mansion dengan menggandeng seorang bocah laki-laki ditangan kanannya dan tangan kirinya membawa tas berisi belanjaannya. Yatty mendudukkan Edran disofa yang ada diruang keluarganya.

“Mom, mainan Edran mana?” ucap Edran dengan polos. Walaupun diusianya yang masih terbilang sangat kecil, Edran sangat fasih dalam mengucapkan huruf ‘R’.

“Iya, mau main yang mana dulu?” tanya Yatty dengan lembut.

“Yang mobil remot dulu mom” balas Edran sambil mengusap hidung mancungnya.

“Baiklah” guman Yatty dan memberikan tas belanjaan yang berisi mainan milik Edran.

“Mainnya yang anteng ya. Mom mau kebelakang dulu ambil minum” ucap Yatty sambil mengusap puncak kepala Edran. Edran pun hanya mengangguk dan tersenyum.

Yatty berjalan kearah dapur, disana ia bertemu dengan anak buah suaminya yang sedang bersiap siaga.

“Siang nyonya” sapa anak buah tersebut.

“Siang juga Dam” balas Yatty dengan ramah. Nama bodyguard tersebut adalah Damian.

“Kemana Edeve?” tanya Yatty sambil mengambil sirup jeruk di lemari pendingin.

“Tuan lagi melakukan pembayaran dengan anak buah Mr. Madrick” balas Damian.

“Apa Edeve melakukan kecurangan kali ini?” tanya Yatty dengan khawatir sehingga ia menghentikan aksinya untuk mengambil gelas.

“Emmm ti- tidak nyonya” jawab Damian dengan ragu.

“Jangan bohong padaku Damian” ucap Yatty masih dengan tenang walaupun dalam hatinya ia khawatir suaminya melakukan kecurangan pada Mr. Madrick

“Iya Nyonya, Mr. Edeve melakukan pembayaran

menggunakan uang palsu” ucap Damian dengan pasrah.

“Bodoh, kenapa tidak ada yang mencegah aksi konyolnya itu hah?! Kalian tau kan kalo Mr. Madrick itu mafia yang sangat kejam” teriak Yatty dengan suara yang meninggi.

Yatty mengusap wajahnya dengan kasar dan menjambak pelan rambutnya.

“Antarkan aku ke bandara” ucap Yatty dengan wajah takutnya.

“Tidak Nyonya” balas Damian.

“Apanya yang tidak?! Suamiku akan dapat masalah besar” bentak Yatty.

“Oke kalo kalian tak ingin mengantarkan ku, aku akan berangkat sendiri” putus Yatty dan melangkah melewati Damian.

“Nyonya, akan ku antar nyonya” cegat Damian, ia sudah mengabdi pada Edeve untuk menjaga keluarga kecilnya saat tuannya sedang melaksanakan aksinya

“Kasa!!” teriak Yatty pada kepala maid disini. Kasa pun datang dengan berlari.

“Ya nyonya?”

“Jaga Edran, aku akan ke bandara” ucap Yatty lalu berlari kecil keluar mansion.

“Mom mau kemana mom?” tanya Edran saat Yatty melewatinya.

“Mom ada perlu sebentar, kamu main sama Kasa ya?” ucap Yatty dan dibalas anggukan oleh Edran.

Yatty pun masuk kedalam mobil yang sudah ada didepan pintu mansion dan ada Damian yang menyopirinya. Yatty beberapa kali mencoba menelpon Edeve tapi nomornya selalu sibuk.

“Lebih cepat lagi Damian” ucap Yatty dengan raut wajah ketakutan dan tak sabar.

Akhirnya Yatty dan Damian sudah sampai di bandara. Yatty memasuki bandara dan mulai menanyakan pesawat pribadi milik suaminya akan berangkat pukul berapa. Harapan Yatty pun pupus, pesawat pribadi milik Edeve sudah berangkat 16 menit yang lalu dan tidak ada jadwal penerbangan menuju Italy pada jam segini dan akan ada 6 jam lagi. Yatty hanya bisa berdoa agar Madrick si mafia kejam itu akan memaafkan kesalahan suaminya.

dua hari kemudian

Edeve masuk kedalam mansion, hari ini ia sehabis pulang dari Italy untuk melakukan kecurangan terhadap Mad.

“Edeve” panggil Yatty dengan suara tinggi.

“Ya?” balas Edeve sambil merangkul Yatty dari samping.

“Edeve, kamu nipu Mr. Madrick ya?” tanya Yatty dengan sinis.

“Iya, emang kenapa?” balas Edeve dan menanyakan pertanyaan balik.

“Kamu taukan, kalau Mr Madrick itu mafia yang kejam, aku gak mau ya kalau sampai keluarga kita terancam. Kamu yang bakalan tanggung semuanya” setelah mengucapkan itu, Yatty pergi meninggalkan Edeve yang masih berdiri ditempat. Yatty mengabaikan panggilan dari Edeve.

Flashback Off

"Sebulan yang lalu, kami berencana kabur dan bersembunyi di negara Indonesia dengan kota yang terpencil yaitu kota Sulawesi. Hampir 3 minggu kami tinggal disana. Setelah kami merasa aman, kami kembali ke America dan baru tadi pagi kami sampai dan nasib baik tak berpihak pada keluarga kecilku, kami terancam nyawa saat ini" ucap Yatty dengan menangis sesenggukan.

"Gion lepaskan Yatty" ucap Mad dan membuat Yatty menganga tidak percaya. Gion melepaskan rantai pada tangan dan kaki Yatty dan mulai mengobati luka lebam dan sayat pada tubuh Yatty.

"Kau dan anakmu bisa bebas. Tapi tidak dengan suami laknat mu ini" ucap Mad dengan seringaiannya menatap Edeve.

"Terima kasih tuan" balas Yatty dengan senang walaupun jauh dalam lubuk hatinya ia begitu sayang dan khawatir pada suaminya.

"Yatt kamu tega ninggalin aku?" ucap Edeve.

Yatty hanya menatapnya sinis.

"Kamu juga tega padaku dan Edran. Kamu hanya memikirkan kesenangan duniamu, tidak memikirkan nasibku dan Edran. Lagipula aku menikahi mu bukan karena cinta tapi demi Edran. Kau merebut keperawanan ku dan menanam benih mu dalam tubuhku. Maka itu aku mau menerimamu hanya untuk Edran. Agar dia lahir memiliki seorang ayah" ucap Yatty dengan bentakan dan Edeve hanya menunduk merutuki aksi bodohnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status