Iring-iringan mobil mewah terlihat melintas di jalan utama kota Golden City. Mereka melaju tanpa hambatan, menuju sebuah penjara khusus dan dikecam paling kejam seantero negeri bernama Penjara Jembatan Terakhir.
“Selamat datang, Tuan Menteri Pertahanan!” ucap Kepala Sipir Penjara itu dengan gugup. “Maaf kami tidak mengetahui kedatangan Tuan sehingga tidak melakukan penyambutan dengan baik.”
Orang yang dipanggil sebagai Menteri Pertahanan itu masih berusia sekitar empat puluh lima. Usia yang terbilang muda untuk seorang menteri di Negara Red Diamond ini. Namun, hal itu menjadi wajar sebab presiden negara ini adalah ayahnya sendiri.
Alex Damian, sang Menteri Pertahanan hanya tersenyum dipaksakan menanggapi ucapan Kepala Sipir itu.
Ia pun kemudian berkata, “Aku datang atas perintah Presiden! Siapkan ruangan khusus dan bawa tahanan bernama Kal Altair ke ruangan itu dengan pengamanan ekstra!”
“Baik Tuan!” jawab Kepala Sipir sambil membungkuk dalam penuh penghormatan.
Tak terlalu lama menunggu di ruang lobby kantor utama penjara itu, Kepala Sipir kembali muncul ditemani beberapa orang anak buahnya. Ia pun kemudian berkata bahwa semua yang diminta oleh Menteri Pertahanan itu sudah disiapkan.
"Apakah pengamanan terhadap orang itu sudah kau periksa dengan teliti? Kalau sampai terjadi apa-apa dengan pak menteri maka kepalamu yang akan menjadi taruhannya!" ucap salah seorang pengawal Alex Damian mengancam.
“Tu-tuan tenang saja. Dia tidak akan bisa berkutik sama sekali dari kursi yang ia tempati kecuali hanya berbicara. Jangankan menyerang menoleh saja ia tidak akan bisa,” jawab Kepala Sipir sedikit gugup.
Alex berdiri dari tempat duduknya. Ia pun kemudian melangkahkan kaki mengikuti Kepala Sipir yang memandunya ke sebuah ruangan yang ia minta tadi. Ruangan yang memang disiapkan untuk menginterogasi seorang tahanan yang dianggap sangat berbahaya.
Di ruangan itu nampak seseorang di tutup kepalanya menggunakan kain hitam. Kedua lengan dan kakinya terikat dengan rantai baja yang terlihat sangat kuat pada kursi yang ia duduki. Bahkan lehernya pun tidak lepas dari jeratan baja yang membuatnya tidak bisa bergerak kecuali sekedar berbicara.
“Apa kabar Kal Altair? Sudah hampir setahun rasanya kita tidak bertemu?” Alex berujar dengan senyum menyeringai. “Bagaimana keadaanmu adik ipar? Upsss… Tepatnya mantan adik ipar!”
Lelaki yang ditutup kepalanya itu tidak bereaksi sedikitpun. Ia sepertinya memang tidak ingin berbicara dengan Alex, sang Menteri Pertahanan itu.
Kepala Sipir Penjara yang melihat lelaki itu tidak merespon menjadi sangat marah. Ia bahkan menampar lelaki yang kepalanya ditutup kain hitam itu.
“Bangsat! Apa kau tidak mendengar tuanmu ini bicara!”
Plakk!
Namun betapa terkejutnya sang sipir ketika tamparan itu mendarat ke pipi orang yang dituju, sedikitpun kepala orang itu tidak bergerak. Yang ada sang sipir merasakan tangannya sakit dan pergelangannya ngilu.
Melihat hal janggal, Alex pun berkata, “Lepas penutup kepalanya!”
Tutup kepala itu ditarik paksa oleh Kepala Sipir sehingga menunjukkan wajah Kal yang sangat tampan namun terkesan bengis itu.
Bukan takut, Kal justru kini seperti menggeram dan menatap tajam ke arah Alex Damian.“Mau apa kau membawaku ke tempat ini?” tanya Kal Altair dingin.
“Hmmmm… Sepertinya kau tidak suka berbasa basi. Baiklah kalau kau memang ingin aku to the point!” Alex terdiam sejenak, kemudian melanjutkan perkataannya, “Ayah mengutusku memintamu untuk menyelamatkan Joana!”
“Menyelamatkan Joana?” Kal mengerutkan keningnya ketika nama sang istri–mantan istrinya disebut. Sekilas terlihat raut wajah cemas ia tunjukkan. “Apa yang terjadi padanya?”
“Dia berada dalam cengkraman Hector!” jawab Alex sedikit merendahkan suaranya.
Kal menajamkan matanya. Pandangannya menusuk ke arah Alex.
Ia mendengus kemudian berkata tajam, “Bukankah ayahmu seorang Presiden, dan kau sendiri Menteri Pertahanan yang memimpin ratusan ribu pasukan tentara? Apa kalian masih memerlukan pertolongan orang lain?”
Kal yang saat ini dihuni oleh jiwa Dewa Racun tahu, jika nasib malang yang menimpanya karena ulah keluarga sang istri.
Mereka dengan kuasanya mampu memisahkan ia yang notabene sebagai suami sah. Bahkan, mendekamnya Kal di penjara pun adalah ulah dari mereka.
Ingatan Kal telah utuh dalam otaknya. Pemuda itu divonis seumur hidup karena dituduh mengedarkan narkotika.
“Kalian meminta tolong pada orang yang telah kalian singkirkan?”
Wajah Alex mendatar. Tatapannya sinis menatap Kal. Ia berujar dengan angkuh, “Kalau bukan karena Ayah yang meminta, aku tidak akan sudi menemui menantu tak berguna sepertimu!”
Kal tak terpancing emosi. Ia justru membalas dengan tak kalah dingin. “Kalau begitu, kenapa bukan Tuan Presiden saja yang menyelesaikannya? Bukankah dia punya begitu banyak kuasa?”
Alex nampak menghela nafas. Kal yang dikenalnya dulu penurut, entah kenapa kini terlihat berbeda.Lelaki yang dulu begitu mudah diperdaya, kini justru menunjukkan perlawanan.“Hector meminta ayah menikahkan Joana dengan Putranya, Mark. Kau kenal bukan? Ayah tak mungkin bisa menolaknya, dan sebulan lalu mereka menikah.”Kraakkk..Semua orang terkejut melihat Kal, lelaki muda berusia 22 tahun, berontak dan berhasil menghancurkan baja yang mengurung lengan kanannya. Hal yang sangat mustahil terjadi mengingat logam itu sangat kuat bahkan tidak bisa dihancurkan dengan palu besar sekalipun. Namun Kal berhasil melepaskan sebelah tangannya lalu menarik paksa baja yang mengikat lehernya sehingga baja itu patah.“Bodoh! Mengapa membiarkan Joana menikah dengan lelaki bejat itu!” Kal membentak sangat marah.Ia tahu bagaimana liciknya Hector. Dan, ia jelas marah karena keluarga Joana justru menyerahkan putri mereka pada lelaki itu.“B-bagaimana bisa? Tidak mungkin!”Melihat Kal yang kini dapat
Baru saja ia duduk, sang Presiden dikejutkan oleh suara seseorang.“Kau boleh senang, Tuan Presiden. Apa yang kulakukan itu baru permulaan. Selanjutnya kau akan melihat betapa dunia ini seperti Neraka bagi Hector.” Presiden Keith benar-benar dikejutkan oleh kemunculan Kal Altair, bekas menantunya itu tanpa ia tahu bagaimana caranya ia masuk. Seorang lelaki muda yang masa depannya ia hancurkan dan keluarganya ia buat berantakan, bahkan kedua orang tuanya pun telah tewas. Dalam keadaan seperti itu, sebagai seorang Presiden ia tetap menunjukkan ketenangan, walau di dalam ia sangat tegang. "Mau apa kau datang ke tempat ini? Apakah kau mau merusak semua rencana dengan datang ke istana kepresidenan ini?""Kau tidak perlu khawatir, Tuan Presiden! Semuanya sudah aku perhitungkan dan tidak ada seorangpun yang mengetahui aku masuk ke tempat ini. Jangankan para pengawalmu yang tidak becus itu, CCTV di istana ini pun turut tidak becus kerjanya.” Cukup terkejut juga Presiden Keith dengan ucapa
Sementara itu, di markas besarnya, Hector Damos tengah mengumpulkan orang-orangnya."Loki, barang yang kau kirim kali ini harus berhasil. Meski ini tidak sebesar kemarin, tapi cukup merepotkan kalau harus gagal lagi. Tidak mungkin kita kembali meminta Presiden untuk menggantinya. Bisa-bisa para birokrat akan mencurigai." "Kau tidak usah khawatir, Boss. Kali ini pasti tidak ada hambatan. Waktu itu Jack saja yang terlalu ceroboh hingga kecolongan. Kali ini aku pastikan tidak akan terjadi. Akan kupenggal leher orang yang mengacau itu kalau dia berani muncul. Kepalanya akan kupersembahkan kepadamu!" Loki sesumbar di depan bos besarnya.Loki merupakan salah satu anak buah utama sekaligus kepercayaan Hector. Ia memiliki lima orang kepercayaan yang dianggap paling dekat dengannya. Salah satunya bernama Jack, orang yang memimpin transaksi sebelumnya. Namun, Jack kini dipenjara karena kegagalan transaksi mereka tempo hari yang didalangi oleh Kal. Namun, tentu saja, karena pekerjaan Kal yang
“Sialan! Tubuh ini benar-benar lemah!” Sementara itu, Dewa Racun yang kini menghuni tubuh Kal menjadi berang. “Mengapa ia terus memikirkan perempuan bernama Joana itu!”Ia baru saja menyelesaikan misi memutuskan untuk pulang ke kamar mewahnya. Namun, ia begitu kesal karena tubuh dan pikirannya seolah tidak membiarkannya istirahat.Jiwa Kal yang sebenarnya telah mati itu terus memikirkan mantan istrinya. Perasaan lelaki itu menjadi begitu perasaannya cemas.Tidak seorang pun tahu kalau Kal memang sebenarnya telah mati. Ia tewas saat terjadi kerusuhan di penjara yang melibatkan banyak tahanan. Beruntung, seorang profesor meminumkan sebuah ramuan dan membuatnya hidup lagi.Ramuan itu bernama “Menghidupkan yang Mati”, ditemukan di reruntuhan bangunan kuno oleh Profesor yang menjadi satu-satunya teman setia Kal di dalam penjara.Saat itulah, tanpa disadari sang Profesor sudah menarik jiwa seseorang di masa lalu yang tewas akibat pertarungan–Dewa Racun.“Sial!”Kal bangkit dari tempat ia me
Ana si Kasir Supermarket dan Security yang menjadi rekannya dalam melakukan kecurangan di tempat mereka bekerja itu hanya terdiam. Tidak mungkin mereka membantah, karena apa yang diucapkan bos mereka itu adalah kenyataan. Lelaki pemilik supermarket itu kemudian menghampiri Kal, “Maaf atas ketidaknyamanannya tuan. Sebagai ganti rugi keadaan ini, tuan dan adik bertiga ini boleh mengambil sepuasnya, gratis!” ucapnya.“Benarkah!” ucap gadis yang tadi dituduh sebagai pencuri. Ia langsung membekap mulutnya sendiri karena merasa kelepasan bicara.Lelaki pemilik supermarket itu sendiri hanya tersenyum dan mengangguk ke arahnya. Wajah gadis itu terlihat sangat gembira. Ia langsung menuju tempat belanja dan memilih barang secukupnya. Sementara Kal dan anak lelaki itu nampak tidak tertarik dengan tawaran si bos pemilik supermarket.Kal memutuskan untuk keluar dari supermarket itu. Tak lama setelahnya, anak lelaki itu mengikuti. Kal langsung menarik anak lelaki itu dan membawanya ke sebuah cafe
“Apa maksudmu Wes?” tanya Kal.Wajah lelaki muda itu sedikit berubah serius. Keadaan itu sedikit membuat salah paham Wesly.“Bang, aku tahu kau sangat mengidolakan Presiden Keith. Tapi kau harus juga membuka mata. Semua orang kecil tahu siapa dia dan siapa orang-orang sekelilingnya. Hanya saja tidak ada yang berani bersuara.”Sejenak Wesly diam, melihat respon Kal. Beberapa saat kemudian ia meneruskan perkataannya.“Para pejabat dan pengusaha yang berada di pihaknya semakin makmur, sementara yang berseberangan dengannya terancam. Belum lagi rakyat kecil sering jadi korban. Seperti para keluarga di sini. Tanah dan rumah mereka direbut dengan muslihat bangunan liar, padahal di sana hendak di bangun tempat hiburan malam!” geram Wesly.Kal diam tidak menanggapi. Namun otaknya sedang berpikir keras memahami keadaan yang diceritakan Wesly. Ia tidak menyangka keadaan Presiden Keith saat ini sedemikian buruk. “Apa mungkin aku sedang dimanfaatkan untuk menghancurkan orang yang dianggap ancama
Kal mengangguk. “Tentu bisa,” jawabnya. “Tapi untuk sementara waktu biarkan seperti ini. Aku punya rencana, kita akan buat terkejut mereka yang sudah menindas kalian. Akan ku kembalikan semua, bukan hanya hak kalian, tapi juga kesehatan para kepala keluarga.”“Terima kasih kak!”Tiba-tiba saja Caithlyn memeluk Kal sambil mengucapkan kata terima kasih. Sesaat pemuda itu diam. Jiwa seorang legenda dahulu terusik. Ini untuk pertama kalinya ia dipeluk seorang perempuan, di kehidupan dahulu maupun kehidupannya yang sekarang.Perlahan Kal melepaskan pelukan gadis itu. “Belum saatnya mengucapkan terima kasih,” bisiknya dengan suara sedikit dingin.Caithlyn mundur setapak. Ia baru sadar telah memeluk orang. Gadis itu khawatir Kal berpikiran yang tidak-tidak tentangnya.Kal tidak peduli dengan keadaan itu. Ia tersenyum lalu beranjak pergi. Sempat ia berpesan agar jangan pernah mengatakan apa-apa terhadap siapapun. Sampai rencananya berhasil ia jalankan.Pemuda itu menggunakan motor sport yang
“Aku tidak tau siapa yang kau maksud. Aku sudah membayar banyak uang keamanan kepadamu. Secepatnya selesaikan masalah ini!” ucap Gladwin.Hector tersenyum mencoba menenangkan rekannya. “Kau tenang saja! Hakim itu tidak akan melihat matahari esok.”Kekhawatiran Gladwin akan persidangan itu bukan tidak beralasan. Yang menjadi hakim ketua pada persidangan itu adalah Hakim yang terkenal tidak bisa disogok dan memiliki prinsip yang kuat.Hakim itu memang dikenal dengan kejujurannya. Tidak sedikit pejabat yang ia jebloskan ke penjara dan berhasil membuktikan kesalahan mereka. Presiden Keith beberapa kali mencoba mengintimidasi namun tak berhasil. Apalagi Hakim itu memiliki saudara seorang jurnalis media cetak sekaligus media online yang cukup banyak pengikutnya. Apabila ia ditekan seringkali Hakim itu mengancam akan membeberkan semua ke media bersamaan dengan buktinya.Akhirnya presiden pun mengalah. Hanya ia meminta untuk tidak mencampuri urusan Hakim lain kecuali kasus yang ia tangani. Da