Share

Bab 6. Menyelamatkan seorang gadis.

“Sialan! Tubuh ini benar-benar lemah!” Sementara itu, Dewa Racun yang kini menghuni tubuh Kal menjadi berang. “Mengapa ia terus memikirkan perempuan bernama Joana itu!”

Ia baru saja menyelesaikan misi memutuskan untuk pulang ke kamar mewahnya. Namun, ia begitu kesal karena tubuh dan pikirannya seolah tidak membiarkannya istirahat.

Jiwa Kal yang sebenarnya telah mati itu terus memikirkan mantan istrinya. Perasaan lelaki itu menjadi begitu perasaannya cemas.

Tidak seorang pun tahu kalau Kal memang sebenarnya telah mati. Ia tewas saat terjadi kerusuhan di penjara yang melibatkan banyak tahanan. Beruntung, seorang profesor meminumkan sebuah ramuan dan membuatnya hidup lagi.

Ramuan itu bernama “Menghidupkan yang Mati”, ditemukan di reruntuhan bangunan kuno oleh Profesor yang menjadi satu-satunya teman setia Kal di dalam penjara.

Saat itulah, tanpa disadari sang Profesor sudah menarik jiwa seseorang di masa lalu yang tewas akibat pertarungan–Dewa Racun.

“Sial!”

Kal bangkit dari tempat ia merebahkan diri. Perasaan gundah itu semakin mengganggunya. Ia tidak mengerti kenapa pikiran, perasaan, dan sifat Kal terdahulu lebih dominan menguasai. Padahal tubuh itu tidak lagi memiliki jiwa.

“Berapa lama aku akan terjebak di dalam tubuh lemah ini?”

Kal yang masih dilanda kebingungan memutuskan untuk keluar apartemen yang ia sewa itu. Apartemen yang berada di pusat kota, yang tentu tidak akan terpikirkan oleh musuh-musuhnya bahwa ia berada di tempat itu.

Kal sendiri keluar apartemen dengan setelan celana jeans hitam dan jaket hoodie casual berbahan kaos. Ia menutup kepalanya dengan kain khusus penutup kepala yang menjadi bagian atasan yang ia kenakan. Tak lupa ia menggunakan kacamata hitam, membuat penampilannya membaur dengan anak muda gaul kebanyakan.

“Sungguh, banyak sekali yang harus aku pelajari di masa depan ini. Untungnya si Kal ini memiliki memori dan kepintaran yang tidak biasa. Bahkan bisa dikatakan keenceran otaknya melebihi keadaanku di masa lalu,” batinnya ketika melihat-lihat pemandangan kota.

Baru kali ini Kal betul-betul memperhatikan keadaan kota yang menjadi tempat tinggalnya itu. Meski asing dengan keadaan itu namun memori yang ada di dalam tubuh barunya itu cepat menyesuaikan dengan pengetahuan yang ada di dalamnya. 

“Cantik-cantik mencuri! Masih sehat begini mencuri! Dasar otak maling!”

Terdengar suara bentakan perempuan marah-marah. Kal yang saat itu sedang berada di supermarket tertarik perhatiannya ke arah keributan. Ia pun berjalan perlahan ke sana.

Di depan kasir, nampak security mencengkram seorang gadis berambut panjang yang dari belakang nampak tertunduk. Di depannya seorang wanita penjaga kasir sedang mengomel. Sesekali ia menunjuk-nunjuk dahi gadis itu.

“Sekarang kau harus ganti! Kalau tidak aku akan laporkan kau ke polisi,” gertak kasir wanita itu.

“Ampunn kakk.. aku tidak mencuri. Jangan tangkap aku!”

“Masih saja tidak mengaku! Ini apa? Ini kau simpan di kantong jaket mu itu!” bentak kasir wanita berapi-api.

Gadis itu hanya tertunduk. Terlihat ia mulai terisak. Kal pun mendekat karena merasa tertarik dengan keadaan itu. Ia berfirasat ada sesuatu yang janggal.

“Biar aku yang membayar apa yang diambil gadis itu. Kau berikan kembali kantong plastik itu padanya!” ucap Kal menyela pembicaraan.

Kasir itu melirik security yang ada di depannya. Ia kemudian mengalihkan pandangan ke Kal dengan senyum genit yang terlihat licik.

“Jangan kak, dia sudah banyak mencuri di waktu-waktu lalu. Hanya penjara yang pantas untuknya. Ganti ruginya banyak, dan aku yakin kau tidak perlu jadi orang dermawan untuk maling ini. Setiap hari aku mengganti uang kasir gara-gara dia,” ucap kasir wanita itu.

“Kau sebutkan saja berapa yang harus kubayar untuk mengganti semua!” ucap Kal dingin.

Lagi-lagi kasir wanita itu tersenyum licik. “Seratus lima puluh dolar!” jawabnya dengan perlahan. 

“Hmmm…” Kal menggumam.

Mantan menantu Presiden Keith itu kemudian mengambil dompetnya. Ia mengeluarkan uang seratus dolar sebanyak dua lembar. 

“Tunggu Bang!”

Kal Menoleh. Ia menunda memberikan uang itu kepada kasir wanita. Ada seorang anak lelaki mencegahnya. Sementara sang kasir terlihat gusar. Ia turut melihat kearah anak lelaki 15 tahunan itu.

Anak lelaki itu terlihat culun. Ia mengenakan pakaian kemeja putih dengan tali setelan oto mengait di celana pendeknya berwarna biru. Anak lelaki culun itu menghampiri Kal dan memperlihatkan tayangan video di tablet yang ia sodorkan ke dirinya.

Tayangan video itu menampilkan gadis yang dituduh sebagai pencuri yang ternyata hanya mengambil buah-buah yang bertuliskan sampel boleh dicoba itu. Satu persatu sampel dari buah yang dijual itu ia ambil dan dimasukkan ke dalam plastik yang ia bawa. Sehingga sebenarnya tidak ada kerugian yang harus ditanggung oleh kasir wanita itu.

Kal kemudian agak menjauh. Ia lalu menelpon seseorang. “Kau bereskan kasir dan security di supermarket itu.” setelah itu ia pun menutup telponnya.

“Cepat bayar, atau aku penjarakan gadis maling ini!” Ucap kasir wanita kini dengan nada tinggi memperlihatkan ketidak sabarannya.

“Tunggu, bukan aku yang membayarmu. Sebentar lagi bos kalian akan yang akan membayar kalian berdua!” Sahut Kal sambil melihat ke arah kasir wanita dan security bergantian.

“Apa maksudmu!” 

Kasir wanita itu membentak. Namun ia tak jadi meneruskan perkataannya ketika mendengar suara setengah berteriak menyebut namanya.

“Ana!!!”

Seorang lelaki mengenakan jas terlihat muncul dari dalam. Kasir wanita itu nampak sedikit gugup. “Bos!” ucapnya sangat pelan dengan kepala tertunduk.

“Mulai hari ini kalian berdua tidak usah bekerja lagi di sini! Ini gaji kalian bulan ini dan pesangonnya. Tapi ingat, kalian berdua harus mengganti kerugian dari uang supermarket yang kalian gelapkan selama enam bulan ini!” kata lelaki yang ternyata pemilik supermarket itu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Surya Darma
kejahatan di mana2 dlm ceritapun ada biar berwarna ceritanya ya pengarang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status