Share

Bab 8. Dunia Hacker

“Apa maksudmu Wes?” tanya Kal.

Wajah lelaki muda itu sedikit berubah serius. Keadaan itu sedikit membuat salah paham Wesly.

“Bang, aku tahu kau sangat mengidolakan Presiden Keith. Tapi kau harus juga membuka mata. Semua orang kecil tahu siapa dia dan siapa orang-orang sekelilingnya. Hanya saja tidak ada yang berani bersuara.”

Sejenak Wesly diam, melihat respon Kal. Beberapa saat kemudian ia meneruskan perkataannya.

“Para pejabat dan pengusaha yang berada di pihaknya semakin makmur, sementara yang berseberangan dengannya terancam. Belum lagi rakyat kecil sering jadi korban. Seperti para keluarga di sini. Tanah dan rumah mereka direbut dengan muslihat bangunan liar, padahal di sana hendak di bangun tempat hiburan malam!” geram Wesly.

Kal diam tidak menanggapi. Namun otaknya sedang berpikir keras memahami keadaan yang diceritakan Wesly. Ia tidak menyangka keadaan Presiden Keith saat ini sedemikian buruk. 

“Apa mungkin aku sedang dimanfaatkan untuk menghancurkan orang yang dianggap ancaman olehnya?” gumam Kal dalam hati.

Kal mengalihkan pandangan kepada Wesly. Terlintas di pikirannya untuk membantu keluarga Caithlyn dan yang lainnya di tempat itu.

“Wesly, bagaimana kau mendapatkan semua informasi ini? Apakah kau punya bukti kecurangan yang mereka lakukan?”

“Kami para Hacker menyimpan semua data keburukan pejabat dan para pengusaha di kota ini. Kejadian pemaksaan penandatanganan pengakuan sertifikat palsu oleh ayah kak Caithlyn dan empat kepala keluarga lainnya juga kami miliki. Itu sudah cukup bukti bahwa mereka adalah korban,”

Kal mendelikkan matanya. Ia seolah tidak percaya ucapan Wesly. Tapi melihat keseriusan wajah anak itu, mau tidak mau Kal pun berusaha mempercayainya.

“Kalau bukti ada, mengapa tidak ada yang bertindak?” tanya Kal tidak puas.

“Siapa yang berani bang? Keberadaan kami para Hacker ini saja sangat beresiko. Dan sebenarnya aku bukan Hacker hebat, hanya meminta bantuan mereka. Mereka rahasia, tapi mereka pun takut bertindak. Karena pemerintah juga memiliki teknologi yang canggih dan mungkin ahli informatika yang tidak kalah hebat,” jawab anak lelaki itu, menunjukkan kesedihan dan ketidak berdayaan.

“Hmmm… Apakah tidak ada cara agar identitas pencari data itu tidak diketahui pemerintah?”

“Bang… semua tentu ada caranya. Tapi biayanya tidak sedikit. Lagipula sebuah pembelian perangkat canggih tentu akan menimbulkan kecurigaan. Sekarang semua barang masuk melalui pemeriksaan.”

Kal manggut-manggut mendengar penjelasan Wesly. Dengan cepat ia sudah mengerti keadaan. Dari pembicaraan itu ia pun memiliki peluang siasat baru untuk menghancurkan Hector bahkan Presiden Keith apabila ternyata bekas mertuanya itu juga terlibat.

Dalam memori ingatan Kal yang telah tewas, tidak ada sedikitpun kesan buruk terhadap orang tua itu. Namun firasatnya sebagai seorang berkepandaian tinggi di jaman dahulu mengatakan ada sesuatu yang tidak beres dengan sang Presiden.

“Wess, ikut aku mencari perangkat lunak yang canggih. Kau juga ajarkan aku pengetahuan itu. Juga tentang hukum-hukum negeri ini. Kita akan ambil kembali apa yang menjadi hak mereka!” ucap Kal dingin.

Wesly memandang lekat Kal. Ia melihat semangat dan kesungguhan dari ucapan lelaki muda yang berada di sampingnya itu. Meskipun ia baru mengenalnya, tapi Wesly yakin orang yang ia panggil abang ini adalah orang yang baik.

Sebulan lamanya Kal dan Wesly bergaul, banyak hal yang bekas menantu presiden itu dapatkan. Pengalaman baru tentang dunia Hacker sudah banyak mengubah kecerdasannya. Bahkan ia membuat kagum Wesly dengan menunjukkan kemampuan yang kini melebihi dirinya itu.

Wesly sampai menghubungkannya dengan dua Hacker terbaik dunia saat itu. Kal banyak belajar dari mereka sehingga membuat kemampuannya berkembang luar biasa. Tanpa sepengetahuan siapapun Kal kini sudah bisa disejajarkan dengan para Hacker kelas atas itu. Tidak ada yang mengetahui perkembangan kemampuannya itu kecuali dirinya sendiri.

Selama sebulan itu juga keadaan keluarga Caithlyn dan empat keluarga lainnya membaik. Makanan yang setahun terakhir ini sulit didapatkan, kini menjadi mudah dan lebih menyehatkan semenjak mendapatkan bantuan Kal. Namun pemuda itu juga meminta Caithlyn dan Wesly untuk merahasiakan semua itu.

Hari itu tanpa Wesly, Kal  datang ke pemukiman tempat tinggal Caithlyn. 

“Bagaimana keadaan ayahmu, Caith?” tanya Kal ketika kedatangannya disambut langsung Caithlyn.

“Tidak ada perubahan kak, masih sama. Tidak bisa berbicara, hanya berbaring,” jawab gadis itu menahan isak.

Memang sudah setahun berjalan semenjak sengketa lahan dan bangunan antara ayah Caithlyn bersama empat kepala keluarga lainnya dengan perusahan PT Elenio yang bergerak dibidang pengembang bangunan perumahan dan lahan, membuat lelaki 50 tahunan itu mengalami kelumpuhan. Ia seperti mayat hidup yang hanya bisa diberi infus sebagai asupan makanannya.

Kejadian yang dialami ayah Caithlyn itu juga dialami empat kepala keluarga lainnya. Kal merasa jelas sekali keadaan yang mereka alami bukan sakit biasa.

“Boleh aku memeriksanya?” tanya Kal.

Caithlyn mengangguk. Meski ia baru sebulan ini mengenal Kal, namun ia percaya sepenuhnya pemuda itu orang baik. Apalagi dengan apa yang dilakukan Kal membantu memberikan makanan bagi lima keluarga itu.

Kal memasuki bangunan sangat sederhana itu. Dari luar terlihat kumuh, namun ternyata di dalam sangat terawat. Kal kagum dengan keadaan itu. Hal itu menunjukkan betapa Caithlyn mampu menyulap tempat terbatas itu menjadi tempat yang cukup nyaman ditempati.

Ayah Caithlyn terlihat berbaring di kasur sudut ruangan sempit itu. Kal pun menghampiri dan memeriksanya.

“Racun dalam darah. Pantas saja sulit untuk sembuh. Beruntung tidak merusak syaraf-syaraf otak. Kalau tidak, pasti tidak akan bisa seperti sedia kala,” ucap Kal setengah menggumam.

Meskipun terdengar pelan, namun cukup keras di telinga Caithlyn. Gadis itu langsung menyapu air matanya lalu bertanya dengan penuh harap, “Benarkah ayah bisa disembuhkan?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status