Share

Kunikahkan Suamiku Dengan Selingkuhannya
Kunikahkan Suamiku Dengan Selingkuhannya
Author: Fiah msi

Bab 1 Insting Seorang Istri

Audy tidak tahu mengapa malam ini ia sangat gelisah, apalagi melihat suaminya yang belum pulang di jam seperti ini.

"Ya Allah, Mas. Dimana kamu? Kenapa aku hubungi malah gak aktif? Reno bilang kalau kau sudah pulang dari tadi sore, ini sudah jam 10 malam, Mas?" gumam Audy seraya terus memandang pintu dan jam secara bergantian. Ia mondar-mandir di ruang tamu, entah kenapa... Jantungnya berpacu dengan sangat cepat.

Tiba-tiba ada pesan masuk, sehingga mengalihkan perhatian Audy.

(Apa kau menunggu suamimu? Kalau iya... Maka datanglah ke hotel Paramita, dia sedang bersama wanita di kamar 102 )

Pesan itu sontak membuat Audy sangat terkejut.

"Astaghfirullahalazim, Apa maksudnya ini? " Audy bermonolog dengan dirinya sendiri. Antara ingin percaya dan tidak.

Kini perasaan Audy sedang berperang.

Ia sangat mempercayai suaminya.

Baginya ... suaminya adalah laki-laki yang sempurna.

Ia tidak pernah menuntut apapun dari Audy. Namun... membaca pesan itu, tentu membuat degup jantung Audy tidak karuan.

Audy dan Yusuf menikah dua tahun yang lalu, hubungan mereka begitu romantis, banyak para teman mereka yang cemburu akan hubungan mereka. Audy adalah anak orang kaya, perusahaan yang kini di kelola sang suami juga miliknya. Sedangkan orang tua Audy tinggal di luar negeri.

Audy adalah seorang Mualaf.

Demi cintanya, ia berpindah agama mengikuti agamanya sang suami. Bahkan kini penampilan Audy sudah tertutup meski tidak bercadar. Awalnya keluarga Audy sangat menentang akan keputusan Audy, namun karena cintanya mereka pada Audy hingga mereka mengabulkan apa yang Audy inginkan. Dengan syarat... Audy tidak boleh mengeluh akan keadaan rumah tangganya. Karena dalam agama manapun hubungan pernikahan sangatlah sakral.

Tanpa berfikir panjang, Audy meraih tas dan kunci mobilnya, ia menuju ke alamat yang ada di pesan.

"Maafkan aku, Mas. Jika aku mencurigaimu," gumam Audy.

Bukan tanpa alasan Audy mendengarkan apa yang ada dalam pesan itu, namun sudah sebulan sang suami tidak mempermasalahkan masalah jatah ataupun masalah anak.

Biasanya Yusuf akan menanyakan perihal program kehamolan, namun beberapa minggu ini, Yusuf seolah tidak ingin membahas masalah itu. Sedangkan Audy saat ini mengalami sakit bibir rahim sariawan atau bisa dikatakan... Saat ini Audy tidak bisa melakukan tugasnya dalam beberapa waktu.

Perubahan sikap Yusuf selama tiga minggu ini membuat pikiran dan hati Audy tak nyaman. "Semoga saja apa yang aku fikirkan ini salah, Mas" gumamnya lagi.

Hingga tanpa ia sadari, ia sudah sampai di hotel Paramita. Detak jantung makin cepat, tangan kian mulai basah karena cemas. Namun... Audy terlanjur datang, ia juga harus membuktikan bahwa ketakutannya itu salah.

Audy melangkah dengan sangat elegant. Wanita yang tinggi bagaikan model itu meskipun sudah memutuskan untuk berhijab, namun kecantikannya tidak bisa di ragukan lagi. Ayahnya berasal dari Rusia sedangkan ibunya dari China, sehingga Audy memiliki. paras yang sangat cantik.

"Ada yang bisa kami bantu, Nona?" tanya resepsionis.

"Apakah benar tuan Yusuf ada di kamar 102?" tanya Audy

"Maaf Nona, kami tidak bisa mengatakan tentang tamu kami, "ucap resepsionis itu, apalagi nama Yusuf sudah berpesan agar tidak ada yang mengganggunya.

"Maaf, aku dapat undangan dari beliau, Beliau mengatakan kalau ada di kamar 102, Saya hanya ingin memastikan takutnya salah kamar, Mbak," ucap Audy seraya terus tersenyum menahan gejolak di dada.

"Tunggu, Nona. Biar kami lihat dulu, " ucap resepsionis itu seraya melihat daftar tamu.

Benar saja nama Yusuf berada di mamat nomor 102!

"Anda benar, Nona. Pak. Yusuf baru chek in tadi siang, apa perlu kami antar?" tawar resepsionis itu.

"Tidak usah, terimakasih," ucap Audy dengan hati yang semakin hancur.

Hotel ini adalah milik teman Ayahnya Audy. Namun ia bingung ... Karena ia tidak memiliki nomor teman ayahnya itu. Audy berjalan menuju kekamar yang tertera di pesan itu, dengan tatapan kosong ia melangkah. Ia memikirkan cara agar bisa masuk ke kamar itu.

Ditengah-tengah kebingungannya, seseorang menepuk pundaknya.

"Audy! Kamu Audy-kan?" tanya wanita yang berpakaian seksi itu.

"Shirene, Alhamdulillah... Bisa bertemu denganmu," ucap Audy seraya memeluk Shiren.

"Hei, ngapain di hotel malam-malam? Kau menginap di sini?" tanya Shiren.

Audy ragu untuk menjawabnya, namun hanya Shiren yang bisa membantunya saat ini, Shiren adalah anak teman Ayahnya sekaligus temannya, meskipun sudah lama tidak bertemu, Shiren dan Audy masih memiliki hubungan baik.

Audy pun menceritakan masalahnya, Shiren mengepalkan tangannya. Ia marah hanya mendengar cerita itu, meskipun belum tentu itu benar, namun insting seorang istri itu kebanyakan benar.

"Tunggu, aku akan mengambilkan kunci cadangannya untukmu, " ucap Shiren yang langsung menghubungi pihak resepsionis dan meminta kunci cadangan nomor 102.

"Apakah tidak apa-apa aku main masuk? Bagaimana kalau ternyata aku salah orang?" tanya Audy bingung.

"Sudah tidak apa-apa, Jika ketahuan... Nanti aku yang ak.... "

Ucapan Shiren terhenti ketika pintu kamar 102 itu terbuka, tentu Shiren langsung menarik tangan Audy hingga Audy kini berada di belakang tembok pembatas antara lift dan jalan.

"Apakah itu suamimu?" tanya Shiren.

Deg!

Betapa terkejutnya Audy ketika melihat sang suami merangkul wanita lain. Wanita cantik yang juga berhijab sama seperti dirinya.

Audy tidak menjawab. Ia menutup mulutnya karena tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Seketika, air matanya berjatuhan dengan deras.

"Terimakasih ya, Mas. Kau selalu ada untukku, Aku akan berusaha menjadi apa yang kau inginkan, aku mencintaimu," ucap wanita itu dengan manja pada Yusuf.

"Kau selalu menjadi yang terbaik, Syifa." Ucapan itu disertai dengan kecupan hangat di kening wanita itu. Mereka seolah pasangan Sah.

"Benar, dia suamimu. Kalau begitu mereka harus di beri pelajaran, Audy. Kau banyak berkorban untuknya, bahkan kau meninggalkan agamamu demi dirinya."

"Tidak, Shiren. Jangan gegabah. Aku pindah agama bukan karena mas Yusuf, tapi karena keyakinanku, insyaallah Allah, Tuhanku akan melindungiku dan menjagaku, terimakasih banyak."

"Aku mohon... Rahasiakan ini dari keluargaku, aku akan mengatasi semua ini sendiri, ya?" pinta Audy.

Shireen menatap Audy tak percaya. "Kamu...."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Azam Anan
Bab pertama yang bagus kak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status