Share

Bab 2 Suami Bermuka Dua

"Kamu luar biasa!"

Setelah cukup berbincang-bincang, Audy pun menyadari kepergian mobil Yusuf dengan wanita yang bernama Syifa tadi.

Lekas, dia izin dari Shireen dan mengikutinya. Ia tahu ini salah, tapi ia juga ingin tahu sejauh mana hubungan keduanya.

Apakah wanita itu punya keluarga? Apakah wanita itu tahu kalau Yusuf sudah beristri? Apakah orang tuanya tahu jika wanita itu memiliki hubungan dengan laki-laki yang sudah beristri? Semua pertanyaan seolah membuat kepala Audy ingin meledak.

CIT!

Mobil Audy berhenti ketika melihat mobil Yusuf berhenti di sebuah gang. Wanita cantik itu turun dan mencium punggung tangan Yusuf.

"Apakah hubungan kalian sudah sejauh itu, Mas? Apa karena aku belum hamil? Apa karena aku sakit seperti ini? Sejak kapan mas? Kenapa kau tega lakuin ini padaku?" gumam Audy seraya terus menatap kedua manusia itu. Terlihat mobil Yusuf melaju, Audy-pun mengikutinya.

Namun Audy berhenti di gang tempat Yusuf berhenti. Ia menoleh kearah gang tersebut, terlihat wanita itu masih berjalan jauh.

"Baiklah, besok aku akan kembali lagi, Bismillahirrahmanirrahim, " ucap Audy seraya melakukan mobilnya, ia takut jika Yusuf sampai duluan, beruntungnya Audy memiliki skil menyetut mobil dengan cepat, namun ia melihat mobil Yusuf berhenti di toko kue tempat favoritnya. Namun Audy mengabaikan itu dan langsung melajukan mobilnya, ia merasa lega karena ia bisa sampai duluan, dengan segera Audy masuk kedalam rumahnya. Ia ingat disaat Yusuf datang terlambat ia pasti akan membawakan oleh-oleh untuknya.

'Jadi selama ini, kau membawakan aku oleh-oleh karena kau melakukan kesalahan, Mas. Bukan karena ketulusanmu' bathin Audy. Audy pun mengganti pakaiannya dan memilih berdiri di dekat jendela seraya menyaksikan mobil suaminya yang sudah mulai masuk gerbang. Dari kamarnya, Audy bisa melihat jika sang suami menelfon seseorang sebelum akhirnya ia turun dari mobilnya, namun kenyataan lain, membuat Audy tahu jika sang suami memiliki ponsel lain. Warna ponsel suaminya hitam namun yang saat ia menghubungi seseorang warnanya silver.

Tangan Audy mengepal, namun ia ingat akan kajiannya selama ini. Disaat kita marah, kita harus banyak-banyak beristighfar.

'Ya, Allah. Aku bukan ahli surga tapi juga takut akan neraka, Tapi Ya Allah, aku tidak bisa menahan amarah ini, hatiku sakit Ya Allah, ' bathin Audy seraya mengusap air matanya. Melihat suaminya yang sudah melangkah, Audy pun memilih masuk kedalam selimut tebalnya. Ia membungkus tubuhnya selimut itu hampir menutup seluruh badannya.

Terdengar bunyi pintu kamar terbuka, Audy semakin memejamkan matanya. Langkah itu semakin dekat dan Audy bisa merasakan jika Yusuf saat ini duduk tepat di sampingnya. Mengelus kepala Audy dan mencium pucuk kepalanya.

Jika dulu, Audy akan merasa sangat bahagia, bahkan ia akan membuka matanya. Namun kali ini... Ia seolah enggan membuka matanya. Bayangan Yusuf mencium kening wanita lain masih terlihat nyata di matanya.

"Assalamu'alaikum, sayang. Kau benar-benar kelelahan ya? Biasanya kau akan bangun ketika mas sudah datang, "ucap Yusuf.

" Padahal aku sudah bawa kue kesukaanmu, " Imbuhnya seolah tanpa dosa

Setelah itu, menyaksikan istrinya masih terlelap tidur, Yusuf pun menuju ke kamar mandi. Setelah memastikan Yusuf ke kamar mandi, Audy membuka matanya, ia duduk dan melihat tas sang suami yang berada di atas nakas. Audy ingin melihat isi tas itu, namun ia merasa percuma. Begitu juga dengan memetika ponsel Yusuf, sepertinya Yusuf sudah mempersiapkan semua yang ada. Ia sudah menggunakan dua ponsel, itu berarti meskipun dalam tas tidak akan ada bukti apapun.

Beberapa saat kemudian, setelah Audy memikirkan semua rencananya, Audy pun memilih untuk duduk dan bersandar ke sandaran ranjang, bersamaan dengan itu Yusuf keluar dengan rambut basahnya. Ia mandi di tengah malam seperti ini.

"Kau sudah bangun sayang? " Tanya Yusuf searay mendekati tubuh istrinya. Audy membiarkan Yusuf mencium keningnya.

"Lembur lagi, Mas?" Tanya Audy

"Begitulah, Sayang, " Jawabnya seperti biasa.

"Apakah tidak bisa di kerjakan besok? " Tanya Audy.

"Kalau di kerjakan besoknya maka akan semakin banyak sayang, " jawabnya.

"Ah iya, aku bawakan kue kesukaanmu kebetulan masih buka, " ucap Yusuf seraya mengambil kotak kue itu.

"Aku makan besok saja, Mas. Aku pusing... Jadi aku ingin istirahat, " ucap Audy.

"Kau sakit? Kenapa tidak menghubungiku? " Tanya Yusuf dengan cemas.

"Sudah minum obat? " imbuhnya.

"Sudah kok, Mas. Cuma sakit kepala saja, Mas. Kecuali sakit dikhianati barulah tidak ada obatnya, " ucap Audy membuat Yusuf terdiam sejenak.

"Baiklah, Mas kan juga capek, udah lembur pula, istirahat gih... Besok biar fres lagi, " ucap Audy seraya tersenyum pada Yusuf yang masih terlihat termenung.

Malam ini berlalu dengan perasaan yang berkecamuk, tidak ada wanita yang rela berbagi, Audy bisa menerima semua kekurangan Yusuf tapi tidak dengan masalah hati dan perasaan. Audy akan melawan semua halangan dan melewati semua cobaan asal jangan adanya orang ketiga.

*******

"Tidak usah bawakan aku bekal sayang, nanti akan ada makan siang bersama dengan para klien, " ucap Yusuf ketika sedang sarapan.

" Baiklah, Mas, " hanya kata itu yang Audy ucapkan. Entah kenapa perasaan Audy tidak nyaman. Hari ini ia akan mencari tahu tentang Syifa dan keluarganya, serta sejauh mana hubungan mereka.

"Kau semakin cantik, Audy, " Puji Yusuf

"Kecantikan tak menjamin orang setia, Mas. Bukankah begitu? " Tanya Audy seraya tersenyum pada Yusuf.

"Kau benar sayang, karena rupa hanyalah ilusi untuk mengelabuhi hati dan iman seseorang, " ucap Yusuf.

'Kau benar-benar bermuka dua, Mas. Baiklah mas... Aku akan buat kalian menyesal karena sudah mengkhianatiku, Syifa ... Aku akan berikan jalan itu untukmu, kita lihat nanti, siapa yang akan berdiri kokoh dan siapa yang tumbang' bathin Audy.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Azam Anan
Lanjut kan kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status