Share

Eps. 02

Azmya menangis sesenggukan dalam pelukanku saat kami bertemu. Baru ku tahu, ternyata wanita itu berada dalam tekanan saat memutuskan untuk kembali menjalin kasih dengan sang mantan. Irwan—mantan kekasih Azmya— mengancam bunuh diri dengan melakukan panggilan video dari atas jembatan tepat pukul satu dini hari.

Dan, pada malam itu akhirnya aku tau satu hal. Azmya ternyata mencintaiku. Aku meminta Azmya untuk memutuskan hubungannya dengan Irwan. Tapi gadis itu tidak bisa memutuskan hubungan tanpa alasan. Hingga akhirnya, aku memintanya untuk menghubungiku jika sudah putus dengan Irwan.

Tapi, gadis itu tak menghubungiku saat dirinya sudah menyandang status jomlo. Kami baru kembali saling sapa, dua bulan setelah Azmya dan Irwan putus. Saat itu aku langsung menghubunginya, dan membuat janji temu keesokan harinya.

Ku jemput dia di kampusnya, ku ajak Azmya menikmati senja di salah satu restoran di tepi pantai. Ku ajak dia menikah. Walau pada awalnya dia ragu. Tapi Azmya-ku setuju.

Dan enam bulan setelahnya, aku dan keluargaku secara resmi melamar Azmya. Lalu enam bulan berikutnya, tepatnya hari ini, tepat pukul delapan pagi, aku menjabat erat tangan ayahnya Azmya, dan dengan lantang mengucapkan janji suci pernikahan.

.

***Flashback off***

.

.

.

Author POV.

Arsyil benar-benar tak menyangka bisa memiliki Azmya, gadis yang telah dipujanya sejak remaja. Bahkan, kini, Arsyil dan Azmya tengah tidur sembari berpelukan tanpa ada sehelai benangpun yang menempel di tubuh mereka.

Arsyil memang sudah lama menunggu masa seperti ini. Masa-masa saat Azmya Putri, menjadi milik pria itu seutuhnya. Arsyil bahkan tak sabar menunggu hingga malam pengantin. Selesai mengucapkan janji suci pernikahan, pria itu langsung menerobos masuk kamar gadis itu, dan menggempur Azmya.

“Terima kasih ya Azmya-ku,” ucap Arsyil, setelah puas mengulum bibir Azmya, setelah permainan panas mereka tadi. Azmya hanya menjawabnya dengan mengangguk malu. Sepasang pengantin baru itu seolah lupa dengan orang-orang yang masih berkumpul di kediaman Azmya. Karena akad nikah Azmya dan Arsyil memang dilaksanakan di kediaman orang tua gadis itu.

Azmya dan Arsyil kembali tersadar, saat mendengar suara ketukan pintu dari seorang perias pengantin.

“Mba ... Mba Mia!” panggil perias pengantin itu sedikit panik. Pasalnya, tadi Arsyil berjanji jika hanya ingin mengobrol sebentar saja dengan Azmya. Nyatanya, sudah hampir empat puluh menit, pria itu tak kunjung membuka pintu kamar Azmya.

Mendengar namanya dipanggil, Azmya segera menegakkan tubuhnya. Gadis yang kini sudah tak lagi gadis itu, gegas memungut pakaiannya yang tercecer. Namun, saat hendak memakai kembali pakaiannya, Arsyil menarik gadis itu, hingga Azmya terjatuh di atas tubuhnya.

“Aku mau sekali lagi,” lirih pria itu. Azmya meronta-ronta, hendak melepaskan diri dari dekapan sang suami. Namun, tentu saja hal itu berakhir sia-sia, karena Arsyil mendekapannya sangat erat.

“Ars ... Kasihan itu perias pengantinnya. Riasanku untuk resepsi nanti sore bisa-bisa tidak akan selesai. Apalagi ini, rambutku pasti sudah berantakan sekali!” cebik Azmya. Arsyil tak memedulikan ucapan sang istri. Pria itu malah terus menghujani wajah Azmya dengan ciumannya.

“Aarrss ... Sudah dong! Nanti malam kita lanjutkan lagi!”

Mendengar ungkapan kesal dari Azmya, Arsyil pun menghentikan aktivitasnya. Pria itu tak lagi menciumi Azmya yang masih berada dalam dekapannya.

“Aku akan melepaskan kamu, kalau kamu berjanji satu hal,” ungkap Arsyil.

“Apa?!”

“Nanti malam, kamu yang memulai duluan,” tantang Arsyil.

Azmya mengerutkan keningnya, “memulai apa?!"

“Mulai menggodaku,” jawab Arsyil dengan senyum merekah. Azmya terlihat enggan melakukannya. Bukannya enggan, gadis itu pasti sangat merasa malu saat melakukannya.

“Kalau Kamu tidak mau ... Aku mau lanjut ronde kedua, sekarang juga,” lanjut pria itu.

Azmya menghela napas kasar. Gadis itu merasa heran, mengapa pria kini tengah ditindihnya, mendadak berubah mesum?!

“Iya, iya!” sungut Azmya, kesal.

“Iya apa?”

“Iya, aku yang akan menggoda Kamu, nanti malam!” ketus Azmya.

“Kalau begitu, cium aku,” ucap Arsyil seraya memajukan bibirnya. Azmya pun mengecupnya sekilas.

Arsyil lalu melepaskan Azmya. Gadis itu pun gegas memakai kembali pakaiannya. Begitu juga dengan Arsyil. Pria itu memakai pakaian dengan mata yang tak lepas menatap Azmya yang tengah bingung mencari selembar kain penutup dadanya.

Selesai berpakaian lengkap, Arsyil menghampiri Azmya, lalu memakaikan bra yang sedari tadi memang disembunyikannya.

“Aarrs...!” pekik Azmya, saat jemari Arsyil memilin kedua puncak bukitnya, sebelum menutup kedua bukit itu. Arsyil hanya menanggapinya dengan mengedipkan sebelah mata pada gadis itu.

Dengan berat hati, Arsyil pun menyeret langkahnya, membuka pintu kamar.

“Maaf ya Mba, lama,” ucapnya sembari menampilkan deretan gigi putihnya.

Dan betapa terkejutnya perias pengantin itu, ketika melihat tampilan Azmya.

“Maaf ya Mba. Azmya habis saya acak-acak,” ucap Arsyil. Seketika mata Azmya membulat mendengarnya. Gadis itu pun seketika mengusir Arsyil dari kamarnya.

“Tenang saja Mba, nanti saya tambah tips karena Mba sudah mengizinkan saya mengacak-acak istri saya, sebentar.”

Azmya hanya bisa memijat pelipisnya mendengar ocehan pria yang kini sudah sah sebagai suaminya itu.

“Make up-nya kita hapus saja ya, Mba Mia.” Terpaksa perias pengantin itu menghapus make up Azmya yang sudah berantakan. Azmya pun mengangguk lemah sembari meminta maaf. Perias pengantin itu pun dengan cekatan kembali memoleskan make up dan memperbaiki style rambut Azmya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status