Share

Eps. 05

“Hei, Kau akan menyesal sudah menikahi Mia. Mia itu hanya mencintaiku! Dia bahkan dengan sukarela menyerahkan keperawanannya padaku. Azmya sudah tidak perawan lagi! Ceraikan dia!”

Mata Azmya mendelik. Wanita itu mengguncang tangan Arsyil sembari menggelengkan kepalanya. Menyangkal apa yang diucapkan oleh Irwan. Namun Arsyil tak menanggapinya. Pria itu malah melangkah meninggalkan Azmya.

Arsyil melangkah menaiki panggung musik, menghampiri Irwan dan merebut microphone dari tangan mantan kekasih Azmya itu. Ucapan Irwan di depan para tamu undangan dan keluarga, benar-benar membuat Arsyil geram. Ingin rasanya dia menghajar mantan kekasih istrinya itu hingga babak belur. Tapi Arsyil tak mau menanggapinya dengan adu otot. Karena itu tak akan bisa mengembalikan nama baik sang istri, yang telah tercoreng karena ucapan pria brengsek itu.

“Hei Bung! Aku tau maksud dan tujuan Kau mengatakan hal itu padaku. Kau ingin aku menyeraikan Mia, lalu Kau yang akan menikahinya. Iya kan?”

“A-aku mengatakan yang sebenarnya. Mia memang sudah tidak perawan! Aku yang sudah mencicipinya!” ucap Irwan dengan bibir menyeringai.

“Hei Bung! Apa Kau tau, kalau yang Kau lakukan ini merusak nama baik Mia? Apa Kau pikir, kalau aku menyeraikan Azmya saat ini, dia mau menikahi pria yang sudah memfitnahnya, menyemarkan nama baiknya? Hah!”

“Aku tidak memfitnah siapapun. Aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya! Aku tidak mau Kau sampai tertipu dengan kepolosan Azmya! Kau harus menyeraikannya, agar nanti malam kau tidak kecewa karena menikahi perempuan yang sudah tidak perawan!”

Tangan Arsyil mengepal, rahangnya mengeras. Ingin sekali dia melayangkan tinjuan kepada pria yang ada di hadapannya ini. Mata Arsyil berubah merah. Berkali-kali pria itu menahan amarah. Beberapa orang juga berusaha ingin mengusir Irwan, tapi Arsyil menghalanginya. Nama baik istrinya harus segera dia bersihkan. Arsyil tidak mau, orang-orang berpikir jika Azmya adalah gadis yang tak baik.

“Apa perlu aku menunjukkan bercak darah di seprei yang ada di kamar Mia, pada Kau? Hah!”

Irwan sedikit terkejut dengan ucapan Arsyil. Apa Azmya dan pria di hadapannya ini sudah melakukan hubungan suami istri? Itu tidak mungkin terjadi. Biasanya orang-orang akan melakukannya pada saat malam pengantin. Begitulah pikir Irwan. Pria itu untuk tak percaya dengan ucapan Arsyil.

“Aku tau kau dari tadi berdiri di pintu sebelah Barat dan menyaksikan iringan pengantin. Kau mau tau, kenapa Mia aku gendong?”

“Itu karena Mia masih merasakan perih di organ intimnya. Karena satu jam setelah akad nikah, Azmya Putri langsung aku unboxing!” ujar Arsyil dengan mulut menyeringai.

Irwan terperanjat. Sedari tadi dia memang memerhatikan Azmya dengan lekat. Cara berjalan Azmya memang terlihat sedikit berbeda dari biasanya.

“Kalau Kau tidak percaya, ayo ikut ke rumah mertuaku. Akan aku tunjukkan buktinya. Kalau perlu, akan aku jelaskan secara rinci, bagaimana ekspresi meringis Mia sewaktu aku memasuki tubuhnya!”

Tubuh Irwan seketika menegang. Padahal dia sudah lama merencanakan semua ini. Dia sengaja menunggu hingga Azmya dan Arsyil mengucapkan janji suci pernikahan. Agar gadis itu malu, lalu dia akan pasang badan, menggantikan Arsyil dan melanjutkan resepsi pernikahan.

“Ayo, kita rumah mertuaku, sekarang! Saksikan sendiri bercak darah perawan Azmya-ku!” tantang Arsyil.

Irwan mematung dengan tangan mengepal. Pria itu benar-benar tak rela Azmya dimiliki pria lain. Tapi, apa yang bisa dia lakukan sekarang? Azmya bahkan sudah digagahi pria lain. Walaupun ingin memiliki Azmya, tapi Irwan juga tak sudi menerima gadis bekas.

Diiringi sorakan para tamu undangan, sembari menahan malu bercampur amarah, Irwan berlalu begitu saja dari gedung pernikahan itu.

Sementara itu, Arsyil menyeringai saat menatap sang istri yang tengah duduk di pelaminan sembari menutup wajah dengan kedua tangan. Gegas pria itu menghampiri Azmya, lalu duduk di samping istrinya itu.

“Kamu kenapa, Sayang? Kenapa wajah kamu yang cantik dan memesona ini harus ditutupi?”

“Aku malu! Kenapa Kamu menyeritakan kejadian pagi tadi di hadapan semua orang!” rengek Azmya yang kini berada dalam dekapan sang suami.

“Aku kesal. Tadi pagi, aku sudah sudah payah melepaskan segel Kamu. Eeh ... Dia seenaknya saja mengaku-ngaku!”

Sontak gedung serbaguna itu kembali ricuh. Suara tawa dari seluruh tamu undangan dan keluarga yang hadir begitu menggema. Mendengar itu, Azmya pun melepaskan diri dari dekapan sang suami. Mengapa semua orang tertawa begitu kencang? Apa ada hal aneh lain, yang terjadi di acara resepsi pernikahannya?

Mata Azmya seketika membulat. “Arrsss! Kenapa microphone ini Kamu bawa! Semua orang kan jadi mendengar obrolan kita!” ketus Azmya. Suara tawa kembali menggema di gedung serbaguna itu. Bahkan Arsyil pun ikut terkekeh-kekeh saat ini.

“Sayang, maaf ya. Aku memang sengaja membawa microphone ini,” ucap Arsyil yang kembali terkekeh karena Azmya memukuli dada bidangnya dengan kesal.

Pria itu lantas menangkap kedua tangan Azmya yang sedari tadi memukulinya. “Aku sangat mencintaimu, Azmya-ku.”

Pria itu pun mengecup singkat dahi Azmya, diiringi suara riuh dan tepuk tangan seluruh tamu undangan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status