“Kenalkan, nama saya Indri. Saya istri dari ketua RT, tempat di mana Arsyil dan Azmya tinggal. Kebetulan rumah saya tepat di depan rumah mereka,” ucap Indri.“Ada apa dengan mereka?” tanya wanita itu. Mila pun tanpa ragu menyeritakan apa yang terjadi pada anaknya.“Mia memang seperti itu. Cemburuan gak jelas. Anak saya juga mengalami nasib yang tidak jauh beda. Padahal Arsyil itu naksir berat dengan anak saya tadinya. Tau-tau digoda oleh si Mia itu! Eh ... sekarang malah menuduh anak Ibu dan Bapak yang menggoda suaminya. Padahal saya yakin, pasti Arsyil yang lebih dulu menggoda anak Bapak dan Ibu. Arsyil itu sebenarnya jenuh sama istrinya yang tidak bisa apa-apa itu!”“Berarti Pak Arsyil itu mata keranjang ya?” tanya Mila. Wanita paruh baya itu menatap tak percaya.“Bukan Arsyil yang mata keranjang. Tapi, istrinya itu yang tidak becus dalam mengurusi suami. Mia itu kan tidak bisa memasak, tidak bisa mengurus rumah. Bahkan sudah tidak perawan saat menikah!”Mata Mila dan Jajang melebar
Anggita begitu terkejut saat tiba-tiba kedua orang tuanya masuk ke dalam bilik ya dan mengatakan jika mereka baru saja menemui Arsyil. Bertanya-tanya dalam hati, apa yang diperbuat orang tuanya di kediaman pria yang dicintainya itu? Apa orang tuanya sudah mengetahui alasan yang sebenarnya, mengapa dia dipecat? Apa ayah dan ibunya akan memarahinya karena mencintai suami orang? Apa ayah dan ibunya akan murka karena dia sering menonton aksi Arsyil dan Azmya?Anggita pun menegakkan tubuhnya. Gadis itu bersiap akan cecaran orang tuanya. Tapi, kalimat pertama yang ditanyakan oleh ibunya, membuat Anggita terkejut.“Apa benar Pak Arsyil sering menggoda kamu?” tanya Mila. Dahi Anggita berkerut mendengar pertanyaan sang ibunda.Menggoda? Pria beristri itu tak pernah sekalipun menggodanya. Jangankan menggoda, pria itu bahkan tidak bisa untuk digoda. Kenapa kedua orang tuanya bisa mempunyai pikiran seperti itu?“Bapak dan ibu tadi bertemu dengan tetangganya. Katanya Pak Arsyil itu sering menggo
“Hanya sebentar saja,” janjiku pada perias pengantin. Namun, kala aku menatap punggung Azmya yang terbuka, niat itu pun berubah. Ku kunci pintu kamarnya. Aku hampiri gadis itu, lantas memeluknya dari belakang. Dapat ku rasakan sekujur tubuhnya bergidik.“Kamu ngapain?” tanyanya sembari menunduk.Mungkin dia malu, karena hanya bra dan hotpants yang melekat di tubuh mulusnya, saat ini. Pertanyaannya tentu saja tak ku hiraukan. Karena aku tengah sibuk memberi jejak di sekeliling lehernya. Bahkan jemariku mulai memijat pelan di salah satu gundukan kenyalnya.“Ars ... Aku harus bersiap untuk acara resepsi pernikahan kita,” lirihnya.Aku tak peduli. Satu jam yang lalu, dia sudah sah menjadi istriku. Aku akan menunaikan kewajiban sebagai suami saat ini juga .Dengan tubuhnya yang masih berada dalam dekapanku, ku giring dia menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya dengan kaki yang masih menjuntai ke bawah.Tak mau memperpanjang durasi, lantas kutarik saja dua lembar kain yang menutupi daerah
Azmya menangis sesenggukan dalam pelukanku saat kami bertemu. Baru ku tahu, ternyata wanita itu berada dalam tekanan saat memutuskan untuk kembali menjalin kasih dengan sang mantan. Irwan—mantan kekasih Azmya— mengancam bunuh diri dengan melakukan panggilan video dari atas jembatan tepat pukul satu dini hari.Dan, pada malam itu akhirnya aku tau satu hal. Azmya ternyata mencintaiku. Aku meminta Azmya untuk memutuskan hubungannya dengan Irwan. Tapi gadis itu tidak bisa memutuskan hubungan tanpa alasan. Hingga akhirnya, aku memintanya untuk menghubungiku jika sudah putus dengan Irwan.Tapi, gadis itu tak menghubungiku saat dirinya sudah menyandang status jomlo. Kami baru kembali saling sapa, dua bulan setelah Azmya dan Irwan putus. Saat itu aku langsung menghubunginya, dan membuat janji temu keesokan harinya.Ku jemput dia di kampusnya, ku ajak Azmya menikmati senja di salah satu restoran di tepi pantai. Ku ajak dia menikah. Walau pada awalnya dia ragu. Tapi Azmya-ku setuju.Dan enam bu
Tepat pukul 14:00 WIB, resepsi pernikahan Azmya dan Arsyil diselenggarakan. Resepsi itu diadakan di gedung serbaguna komplek perumahan orang tua Azmya. Padahal Arsyil sudah menawarkan pada gadis itu untuk mengadakan resepsi di gedung yang lebih mewah. Tetapi Azmya tak ingin membuang uang hanya untuk sebuah pesta yang meriah. Karena bagi Azmya, kehidupan pernikahan setelah resepsi jauh lebih penting ketimbang sebuah selebrasi.“Selamat siang semuanya, perkenalkan, saya Joe. Saya yang bertugas menjadi MC di hari yang berbahagia ini,” ucap Joe. Alunan musik pun mulai terdengar setelahnya. Beberapa penari melangkah ke dalam gedung lebih dulu. Disusul oleh Azmya dan Arsyil yang berjalan sembari bergandengan mesra. Senyum sumringah terus dipancarkan oleh sepasang pengantin baru itu.“Kamu, kenapa jalannya seperti itu?” bisik Arsyil pada Azmya, karena istrinya itu berjalan dengan gaya yang sedikit aneh. Padahal Azmya memakai gaun pengantin dengan rok lebar, serta menggunakan sepatu dengan ta
“Tidak ada yang tau, Mi,” ucap Arsyil, saat melihat sang istri dan ibunya yang saling berinteraksi. “Tidak ada yang tau dengan apa yang akan aku sampaikan ini.”Lagi, ucapan Arsyil membuat Azmya bertambah tak enak hati. Mata gadis itu bahkan sudah mulai berembun. Andai Arsyil mengaku suatu hal yang membuatnya sakit, tentu air mata Azmya akan lolos dengan mudahnya. Bahkan, saat ini saja, dirinya ingin menangis. Karena Azmya memang gadis yang seperti itu sejak dulu. Hatinya teramat lembut. Hingga mudah sekali iba dan menangis.“Mia ... Sebenarnya, sebenarnya aku ingin bertanya kepada Kamu.”Dahi Azmya berkerut, “bertanya?” gumamnya. Kenapa jadi bertanya? Bukankah sang suami tadinya ingin mengakui sesuatu?Senyum Arsyil mengembang. “Azmya-ku, kenapa wajah kamu tegang sekali?” Melihat senyum Arsyil, masih belum dapat membuat hati Azmya menjadi tenang.“Aku hanya ingin bertanya. Apakah Kamu tau, kalau aku jatuh cinta sama Kamu, sejak kita SMA?”Dengan wajah yang masih dipenuhi kebingungan,
“Hei, Kau akan menyesal sudah menikahi Mia. Mia itu hanya mencintaiku! Dia bahkan dengan sukarela menyerahkan keperawanannya padaku. Azmya sudah tidak perawan lagi! Ceraikan dia!”Mata Azmya mendelik. Wanita itu mengguncang tangan Arsyil sembari menggelengkan kepalanya. Menyangkal apa yang diucapkan oleh Irwan. Namun Arsyil tak menanggapinya. Pria itu malah melangkah meninggalkan Azmya.Arsyil melangkah menaiki panggung musik, menghampiri Irwan dan merebut microphone dari tangan mantan kekasih Azmya itu. Ucapan Irwan di depan para tamu undangan dan keluarga, benar-benar membuat Arsyil geram. Ingin rasanya dia menghajar mantan kekasih istrinya itu hingga babak belur. Tapi Arsyil tak mau menanggapinya dengan adu otot. Karena itu tak akan bisa mengembalikan nama baik sang istri, yang telah tercoreng karena ucapan pria brengsek itu.“Hei Bung! Aku tau maksud dan tujuan Kau mengatakan hal itu padaku. Kau ingin aku menyeraikan Mia, lalu Kau yang akan menikahinya. Iya kan?”“A-aku mengatakan
Acara resepsi pernikahan Azmya dan Arsyil berlangsung hingga pukul 17:00 WIB. Pria itu langsung memboyong Azmya menuju hotel bintang empat yang letaknya tak terlalu jauh dari kediaman orang tua wanita itu.Azmya dan Arsyil memang sudah merencanakan hal itu sebelumnya. Azmya juga sudah menyiapkan tas berisi beberapa lembar pakaian yang akan dibawanya untuk menikmati acara bulan madu mereka, selama tiga malam di hotel.Azmya bahkan sudah menyiapkan sebuah gaun malam yang cukup seksi. Gaun malam yang rencananya akan dipakai Azmya, saat wanita itu akan melepas kegadisannya di malam pengantin mereka.Namun, tentu saja hal itu tidak sepenuhnya akan terwujud. Walau gaun seksi itu akan dipakai saat malam pertama pernikahan, tapi kegadisannya sudah direnggut sang suami, pagi tadi.Azmya kembali teringat akan janjinya pada Arsyil. Malam ini dirinya harus menggoda sang suami. Mengembuskan napas kasar, Azmya memikirkan apa yang harus dia lakukan malam nanti. Seketika Azmya menutup wajahnya. Bahka