Share

Eps. 03

Tepat pukul 14:00 WIB, resepsi pernikahan Azmya dan Arsyil diselenggarakan. Resepsi itu diadakan di gedung serbaguna komplek perumahan orang tua Azmya. Padahal Arsyil sudah menawarkan pada gadis itu untuk mengadakan resepsi di gedung yang lebih mewah. Tetapi Azmya tak ingin membuang uang hanya untuk sebuah pesta yang meriah. Karena bagi Azmya, kehidupan pernikahan setelah resepsi jauh lebih penting ketimbang sebuah selebrasi.

“Selamat siang semuanya, perkenalkan, saya Joe. Saya yang bertugas menjadi MC di hari yang berbahagia ini,” ucap Joe. Alunan musik pun mulai terdengar setelahnya. Beberapa penari melangkah ke dalam gedung lebih dulu. Disusul oleh Azmya dan Arsyil yang berjalan sembari bergandengan mesra. Senyum sumringah terus dipancarkan oleh sepasang pengantin baru itu.

“Kamu, kenapa jalannya seperti itu?” bisik Arsyil pada Azmya, karena istrinya itu berjalan dengan gaya yang sedikit aneh. Padahal Azmya memakai gaun pengantin dengan rok lebar, serta menggunakan sepatu dengan tapak yang tidak terlalu tinggi. Tapi, kenapa istrinya itu terlihat tidak nyaman ketika melangkah?

Walau Azmya terus memasang senyum sumringah, tetapi Arsyil bisa merasakan ketidaknyamanan sang istri.

“Kamu pikir ini karena ulah siapa?!” ketus Azmya, sembari tetap menyunggingkan senyum sumringah.

“Ini semua akibat perbuatan Kamu, di kamar tadi! Masih perih tau!”

Arsyil menutup mulutnya, menahan rasa geli yang menggelitik. Ternyata Azmya tengah menahan rasa perih di bagian sensitifnya. Tak tega melihat sang istri kesusahan, terlebih itu adalah karena ulahnya, seketika pria itu menghentikan langkah dan membawa Azmya dalam gendongannya.

“Ars!” pekik Azmya, dengan mata membulat. Azmya benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan sang suami. Bisa-bisanya pria itu menggendongnya di hadapan banyak orang.

Beberapa tamu undangan yang telah hadir bersorak-sorai melihat adegan itu. Sementara kedua orang tua Azmya dan Arsyil melihat adegan itu sembari menggelengkan kepala mereka.

“Aku akan bertanggung jawab karena sudah membuat 'itu' Kamu perih sebelum waktunya,” ucap Arsyil. Saat meminta Azmya melakukan kewajibannya, Arsyil sama sekali tak terpikir, jika hal itu akan membuat sang istri kesusahan. Kameramen pun sibuk mengabadikan momen romantis itu.

Dengan iring-iringan musik dan penari, Arsyil membopong Azmya. Saling tatap dan melempar senyuman, akhirnya Arsyil berhasil membawa Azmya hingga ke atas pelaminan. Sungguh adegan yang jarang terjadi di sebuah resepsi pernikahan, bukan?

Para penari tradisional masih terus meliuk-liukkan tubuh mereka, walau sepasang pengantin, beserta kedua orang tua yang mendampingi, telah duduk di pelaminan.

Joe, langsung mengambil alih, ketika tari-tarian itu telah selesai, dan para penari telah meninggalkan gedung resepsi.

“Sebelum kita memulai acara selanjutnya, pengantin pria ingin menyampaikan dan menunjukkan sesuatu kepada istri tercinta. Silakan, Mas Arsyil.”

Azmya melongo saat sang suami menegakkan tubuhnya dan berlalu meninggalkan dirinya begitu saja, tanpa berpamitan. Mata Azmya terus bergerak mengikuti langkah kaki Arsyil, hingga pria itu berdiri berdampingan dengan Joe.

“Silakan Pak Arsyil,” ucap Joe, seraya menyerahkan microphone pada pria yang baru saja berganti gelar menjadi seorang suami.

“Selamat siang semuanya. Terima kasih karena berkenan hadir di acara resepsi pernikahan saya dan Azmya,” ucap Arsyil memulai sambutannya.

“Sayang, aku di sini dulu ya,” ucapnya seraya melambaikan tangan pada sang istri. Sementara Azmya yang tidak tahu-menahu dengan apa yang akan diperbuat sang suami, hanya bisa mengerucutkan bibirnya.

“Saya berdiri di sini karena ingin mengakui sesuatu pada istri saya. Suatu hal yang saya tutupi selama ini.”

Deg!

Ada firasat tak enak di hati Azmya, saat mendengar penuturan sang suami. Apa yang akan diakui oleh pria itu? Hal apa yang selama ini ditutupinya? Setelah satu tahun ini hubungan mereka sudah sangat dekat, alasan apa yang membuatnya baru mengungkapkan hal itu sekarang? Kenapa harus mengungkap setelah mereka sah menjadi suami-istri? Bahkan pria itu sudah merenggut kesuciannya!

Azmya menoleh, menatap sang ibu mertua yang duduk tak jauh darinya. Namun, wanita paruh lanjut usia itu menggelengkan kepala, serta mengangkat kedua pundaknya. Tanda bahwa dirinya juga tak tahu menahu mengenai apa yang akan diungkap oleh Arsyil.

Melihat wajah tegang Azmya, Ninik pun merasa gugup dengan apa yang akan diperbuat oleh anak kandungnya itu.

“Tidak ada yang tau, Mi,” ucap Arsyil, saat melihat sang istri dan ibunya yang saling berinteraksi. “Tidak ada yang tau dengan apa yang akan aku sampaikan ini.”

Lagi, ucapan Arsyil membuat Azmya bertambah tak enak hati. Mata gadis itu bahkan sudah mulai berembun. Andai Arsyil mengaku suatu hal yang membuatnya sakit, tentu air mata Azmya akan lolos dengan mudahnya. Bahkan, saat ini saja, dirinya ingin menangis. Karena Azmya memang gadis yang seperti itu sejak dulu. Hatinya teramat lembut. Hingga mudah sekali iba dan menangis.

“Mia ... Sebenarnya, sebenarnya aku ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status