In Relationship

In Relationship

By:  Elma Taufira Rizki  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
8
6 ratings
37Chapters
5.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Sebuah hubungan itu perlu adanya saling percaya, tapi ya jangan sampai dibodohi juga oleh perasaan. Tidak semua yang sudah lebih dulu dekat denganmu adalah yang terbaik, terkadang yang baru saja bertemu, bisa jadi adalah jalan untuk kebahagian yang sebenarnya.Jangan terlalu mencintai sesuatu, juga jangan sampai kelewat membenci. Apalagi kalau sudah menyangkut masalalu. Ugh, mantan, misalnya? Bagaimana jadinya kalau diberi pilihan kembali dengan mantan, atau menerima perjodohan?

View More
In Relationship Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
default avatar
Regita Amanda
BAGUS BANGETT SUKAA...
2024-02-07 11:23:51
0
user avatar
Mr. SIAP 99
semangat ...️...️
2022-02-06 05:53:59
1
user avatar
herka ratri
ceritanya bagus banget..makanya coinnya mahal.....
2021-12-03 14:43:21
1
user avatar
Achmad Ardi Jailani
banyak bnr thor koin nya :(
2021-10-02 02:40:16
1
user avatar
Iput Nayra
Baru kali ini saya kasih penulis bintang 3, biasanya selalu bintang 5, maaf tp koin nya mahal bgt, bahkan ada yg sampai 59 koin, bukan bermaksud tidak menghargai penulis.
2022-03-02 18:25:44
0
user avatar
M Rafqa Zohri
Koin ya mahal banget smpe 40 lebih untuk satu part
2021-11-03 14:08:14
1
37 Chapters
1. Beginning.
Seorang gadis mengembuskan napas kasar sambil menendang kecil kerikil di depannya. Semua hanya untuk mengurangi rasa bosan, sebab menunggu bukanlah hal yang menyenangkan. Sejak tadi yang ditunggu belum datang juga, membuat si gadis ingin beranjak saja jika tak ingat sudah terlanjur mengiyakan dan menyanggupi.Membosankan memang, tapi kalau berkaitan dengan makhluk yang satu itu. Sebisa mungkin rasa bosan dihempas jauh-jauh. Sebagian orang akan berkata, gadis ini terlalu memegang teguh janji sederhananya, tapi perlu diketahui. Ia bukan gadis yang suka menjilat perkataannya sendiri. Selagi masih bisa ditepati, maka akan ia lakukan."Dinah!" Seseorang menyerukan namanya dari jauh. Yup! Maidinah Hafidzah namanya. Salah satu siswi setingkat SMA, dan sekarang berada di jenjang kedua sebelum ia lulus dari instansi tersebut."Din, maaf lama," kata seorang remaja laki-laki dari arah belakang sambil mengatur napasnya supaya
Read more
2. Suspicious
Tristan terus menyeret gadis itu hingga ke area parkiran. Tatapan dari orang-orang yang berada di dalam mall yang memandang aneh ke arah mereka berdua, sama sekali tak mengusik atensi Tristan. Ia hanya berjalan dengan wajah datarnya."Ouch! Ikh ... Om, lepasin!" Dinah menyentak tangan Tristan kasar.Pegangannya terlepas, Dinah masih mengaduh kesakitan. Tepat di tempat Tristan mencengkramnya tadi sudah memerah. Gadis itu semakin meringis, cewek cantik kok malah diseret-seret kayak domba?"Om tuh apa-apaan, sih?! Sakit tahu, enggak, sih?!" bentak Dinah kesal."Enggak!" jawab Tristan cuek. Dinah menatap tak percaya pria di depannya ini.Dinah berjalan menjauh dari pria itu, "sinting!" umpatnya dengan suara yang masih dapat Tristan dengarkan.Tristan memutar malas bola matanya. "Ikut saya! Ada yang mau bertemu dengan kamu!" ajaknya."Enggak peduli!" bala
Read more
3. Backbiting.
Malam ini Tristan terlihat sibuk mengajak dua keponakannya bermain. Ada Tsania---putri dari kakak pertamanya, Kiandra. Serta Angga yang merupakan putra dari Kanindra, kakak keduanya.Tristan memang tipe lelaki yang sangat suka anak kecil. Dia bahkan bisa seharian penuh bermain, jika kedua keponakannya ini berkunjung. Caranya berbicara pun akan berubah, bukan nada datar atau dingin yang keluar. Justru hangat dan menenangkan yang akan membuat anak-anak nyaman di dekatnya.Sesekali Tristan akan menggelitik Tsania atau Angga, hingga tawa kedua balita itu menggema di ruang tamu. Usia kedua balita itu pun juga tak terlalu jauh. Hanya terpaut satu tahu saja. Angga empat tahun, sedangkan Tsania tiga tahun. Yah, Kanindra lebih dulu mendapatkan anak daripada kakak tertua mereka."Tristan," panggil Kiandra dengan nada tegas, tapi tak menutupi tatapan hangatnya pada sang adik.Pria itu berbalik, lalu mengangkat salah
Read more
4. You and Me.
Dinah berdiri di dekat trealis pembatas rooftop. Ia memutuskan pergi ke tempat tertinggi di sekolahnya seorang diri, mungkin menunggu sampai waktu pelajaran datang. Saat ini ia butuh waktu untuk sendiri. Gadis itu sama sekali tak menceritakan apa pun pada Nancy dan Arsyana yang sibuk bertanya padanya tadi. Ya, keduanya sempat melihat Dinah keluar dari UKS. Lalu disusul Yuna serta Arga yang terus memanggil namanya di belakang. Beruntung hari ini para guru sedang rapat. Jadi tak ada kegiatan apa pun, mungkin mereka sedang membahas ulangan yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Dinah tak begitu peduli. Seceria apa pun dirinya, ia tetaplah seorang remaja biasa. Bisa merasakan hati, meskipun beberapa orang menganggap perasaannya hanya sekadar cinta monyet. Toh, ia merasa sudah cukup dewasa untuk menjalin sebuah hubungan. 18 tahun bukan usia anak-anak lagi, kan? Air mata Dinah sudah enggan untuk mengalir. Bahkan ia bisa merasakan bengkak b
Read more
5. Special Force
Jafran sudah mulai bertugas seperti biasa, jadi sudah tentu kesibukannya kembali lagi. Sekarang jika harus ke sekolah, Dinah tak bisa meminta abangnya itu untuk mengantar. Ia merasa kasihan kepada Jafran, pria itu perlu memutar arah jika mengantar adiknya terlebih dahulu.Terhitung, sudah hampir seminggu sejak Tristan mengungkapkan perasaannya pada Dinah, dan semenjak itu pula Dinah berhenti membalas pesan atau mengangkat telepon dari Arga serta Yuna. Terlebih Nancy dan Arsyana juga telah mengetahuinya. Pasti akan melarang keras Dinah untuk tak berhubungan dulu dengan dua orang itu. Lebih baik jika sekarang Dinah fokus pada dirinya dan Tristan saja.Gadis kembaran Arga itu merasa amat malu pada Dinah. Yuna bahkan tak punya cukup keberanian untuk kembali bergabung dengan mereka bertiga. Padahal Dinah sudah tak membahasnya lagi.Namun, kalian tahu seperti apa perempuan, 'kan? Mereka memaafkan segala kesalahanmu, tapi percaya
Read more
6. Milo and Snowy
Nancy sudah pulang lebih dulu, lalu Jifran dan Arsyana juga menyusul. Tinggal lah Tristan serta Dinah yang masih ingin jalan-jalan. Kata Tristan, keberangkatannya mungkin minggu-minggu ini. Jadi sebelum pergi, pria itu ingin menghabiskan banyak waktu yang berharga dengan Dinah. Tristan terkekeh ketika melihat ekspresi merengut Dinah. Gadis itu tak pernah bisa memasukan bola basket ke dalam ring. Lelah bermain, Dinah mengajaknya untuk membeli ice cream, atau memesan cotton candy. Alasannya, sih, karena Tristan tak bisa makan makanan pedas. Ya jadi yang manis-manis saja. Saat Dinah sedang menikmati cotton candy miliknyanya sembari berjalan. Tanpa sengaja kaki gadis itu tersandung sesuatu, yang nyaris saja membuatnya terjerembab mencium lantai. Beruntung Tristan sigap menangkapnya dari belakang, dengan menangkup pinggang kecilnya. Tristan menarik tubuh Dinah, lalu memutar gadis itu hingga berhadapan dengan dirinya
Read more
7. Mission Accomplished.
Hari ini, mungkin menjadi salah satu hari yang tidak ingin Dinah hadapi dalam hidupnya. Terang saja, orang yang saat ini mulai Dinah sayangi, malah harus pergi jauh dan entah kapan akan kembali. Ada perasaan tak rela di hati gadis itu untuk melepas Tristan, meskipun status di antara mereka berdua belum resmi berpacaran. Damn! Dengan sedikit bermalas-malasan, Dinah bangun dan bersiap. Ia akan mengantar keberangkatan Tristan sebentar lagi. Bagaimanapun, Dinah tak boleh tampil seperti gembel. Sejak kemarin wajah Dinah terlihat begitu muram. Tristan yang menjemputnya, sedangkan Jafran serta orang tua mereka berdua sudah berangkat lebih dulu ke pangkalan udara militer Indonesia. Entah mengapa, hatinya kian sesak saja mengingat Tristan yang sebentar lagi tak berada di sampingnya beberapa waktu ke depan. Dinah yang baru saja akan memakai flat shoes -nya, ditahan oleh tangan kekar Tris
Read more
8. Presentiment.
Setelah penyelesaian misi kemarin malam, hari ini PBB memberikan jatuhan sanksi untuk Korea Utara. Sanksi tersebut berupa larangan untuk melakukan gencatan senjata dalam hal apa pun, serta pemecatan secara tidak hormat dari pihak Korea Utara untuk militer pelanggar yang melakukan pemberontakan.Tristan tersenyum remeh sambil menatap tajam ke arah Il Woo, mungkin pria itu akan semakin membencinya nanti. Namun, siapa peduli jika hal itu terjadi? Tristan tak mau ambil pusing, dibenci oleh Il Woo bukanlah masalah besar baginya.Hari ini Tristan juga kesembilan anggota lainnya, yang merupakan timnya sendiri akan pulang ke Indonesia. Tristan ingin sekali cepat sampai dan menemui keluarganya, lalu tentu saja menemui Dinah. Rindu? Sudah pasti, apalagi setelah pembebasan para sandra. Tristan belum sempat mengabari gadis itu.Ia pikir, akan bagus jika ia membuat kejutan untuk Dinah. Gadis itu pasti akan sangat senang melihatnya tiba
Read more
9. Tristan, is that you?
Setelah berkumpul dengan teman-teman Dinah, kini kedua kakak-beradik itu tengah berada di perjalanan pulang. Dinah sesekali melirik ke arah Jafran. Entah perasaannya saja atau kakaknya itu memang terlihat murung semenjak pulang dari tempat tadi. Jafran mendadak menjadi sangat pendiam. Bahkan nampak acuh, sekalipun tahu Dinah memerhatikannya sepanjang perjalanan."Bang." Hening, tak ada jawaban dari Jafran."Abang." Sekali lagi Dinah memanggil dengan sedikit meninggikan suara.Namun, pria itu seolah menulikan pendengarannya. Dinah mendengkus menahan gondok, cukup sudah. Gadis itu menarik napas dalam-dalam, lalu ditahan sesaat sebelum akhirnya ...."BANG JAFRAN ANAKNYA BAPAK DANAR!" panggil Dinah setengah berteriak. Seandainya ia hidup di dalam animasi, pasti saat ini asap mengepul di atas kepalanya."A-apa, Dek?" jawab Jafran gelapan. Jafran merasa seperti ditarik kembali ke kehidupan nyata
Read more
10. Still love you.
Jafran memarkirkan mobilnya di salah satu pelataran kafe. Berjalan dengan langkah tegap nan lebar ke dalam, ternyata Adiyakhsa bersaudara sudah menunggu dirinya. Terlihat kakak-beradik itu langsung bangkit menyambut sahabat mereka."Yo, Bro! Udah lama nunggunya?" tanya Jafran basa-basi."Kagak. Baru lima manit yang lalu gue sama Kanindra nyampe," terang Kiandra sang kakak.Kepribadian antara Kanindra dan Kiandra memang sedikit bertolak belakang. Kiandra sosok yang ceria, mudah mendapatkan teman, jahil, tapi baik hati. Sedangkan Kanindra. Sosok yang sedikit kaku, cerdas, pengamat yang baik, tapi juga lumayan jahil pada orang-orang terdekatnya."Lo mau ngomongin apa?" tembak Kanindra to the point. Ketiga pria berusia matang itu duduk melingkar di satu meja bundar kafe. Ekspresi mereka mendadak serius, sebab Jafran tak menampakkan ekspresi lain sejak ia datang."Kal
Read more
DMCA.com Protection Status