Hari demi hari, Rochman mendampingi Puput menjalani kehamilan pertamanya dengan bahagia. Ibunda Rochman dan orang-orang di sekeliling menghujaninya dengan berbagai macam perhatian.Bahkan Rochman kini sudah tak berani menyentuh Puput setiap malam, meskipun dokter memperbolehkan hal itu, di masa kehamilan tua.Dan hari yang dinantikan pun tiba ... suatu malam, Puput merasakan dorongan yang kuat dari dalam perutnya. 'Duh, sakit sekali,' batinnya.Puput bahkan tak sanggup untuk berjalan lagi. Dia hanya membungkukkan badannya, bertumpu pada ranjang sambil meringis menikmati rasanya kontraksi.Rochman yang mengetahui hal itu benar-benar panik, tak henti-hentinya dia mengusap punggung istrinya sambil sesekali mengusap keringat di dahinya."Sepertinya, kamu sudah mau melahirkan, sayang," kata Rochman."Iya nih, Mas, sakit sekali, tidak kuat aku." keluh Puput.Rochman bertambah panik, dia menemui sang ibu di dalam kamarnya, dan menceritakan apa yang dirasakan oleh istrinya."Kalau begitu, ayo
"Jhulie! Apa yang kamu lakukan? Keterlaluan kamu. Beraninya kamu selingkuh, kalau tetangga sampai tahu, apa jadinya? Memalukan!"Di sebuah rumah baru, seorang pria bernama Rochman baru saja memergoki istrinya, Jhulie tengah selingkuh dengan tetangganya yang juga merupakan tetangga baru.Saat itu, Rochman baru pulang kerja, pria berahang tegas itu bekerja di sebuah restoran milik orang asing. Karena hari itu istrinya berulang tahun, jadi Rochman sengaja pulang lebih awal, dia berniat memberi kejutan untuk istrinya. Dengan membeli kue ulang tahun serta sebuah kalung yang telah lama Jhulie incar di sebuah toko mas.Rochman sudah tidak sabar ingin bertemu dan memeluk Jhulie, serta menghabiskan kue ulang tahun bersama. Senyum Rochman mengembang sempurna, manakala membayangkan dirinya memakaikan kalung di leher jenjang Jhulie.Bayangan itu sungguh terlalu indah untuk Rochman!Setelah masuk rumah, Rochman merasa heran, karena rumahnya tampak sepi. Bisanya pukul segitu, Rochman selalu mendapa
Ingin pulang ke rumah orang tua, namun Rochman merasa tidak enak hati jika tidak pulang bersama istrinya. Dia pun tidak ingin kedua orang tuanya tahu masalah rumah tangganya.'satu tahun aku pacaran dengan Jhulie, dan orang tuaku sudah setuju dan menikahkan kita, sekarang sudah tiga tahun pernikahan kita, apakah harus berakhir kandas begini?' batin Rochman.Sekilas, kembali teringat kejadian sewaktu Rochman masih berpacaran dengan Jhulie.****Flashback tiga tahun lalu ....Sepasang suami istri paruh baya yang merupakan kedua orang tua Rochman, terlihat penuh wibawa mendekati anak semata wayangnya yang tak lain adalah Rochman."Man, kamu sudah satu tahun menjalin hubungan dengan Jhulie. Apakah kalian tidak ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih serius? Kami ingin sekali menimang cucu, mendengar tangisannya setiap hari mengingat umur kami sudah tidak muda lagi," kata Ibunda Rochman.Rochman mengerutkan keningnya, dia merasa heran karena ibunya berbicara yang tidak biasanya. "Mama ini,
Satu jam kemudian, Jhulie pulang, dia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Byur ....!Suara gebyuran air terdengar hingga ke telinga Rochman yang masih berdiri di depan cermin di dalam kamar."Apakah Jhulie, yang mandi? Tapi, malam-malam begini," batin Rochman seraya berjalan keluar kamar.Beberapa saat kemudian, Jhulie selesai mandi. Setelah berpakaian, Jhulie itu masuk ke dalam kamar tamu, kemudian menutupnya.Klek ....Terdengar jelas kalau pintu dikunci dari dalam. Rochman mengerutkan keningnya. Pria itupun masuk ke dalam kamarnya, dan merebahkan tubuhnya di atas kasur berukuran king size.Rochman menatap langit-langit kamar, 'kenapa dia tidak tidur di kamar ini? Ada apa dengan istriku? Bukankah dia yang berulah. Dia yang selingkuh, harusnya dia minta maaf dan janji tidak mengulangi lagi. Tapi, justru dia yang memusuhiku,' batinnya.Tanpa sadar, Rochman akhirnya memejamkan matanya.Keesokan hari ....Hari itu adalah hari minggu, dan restoran tempat Rochman mengais reje
Rochman pun merebahkan tubuhnya di atas kasur. Netranya menerawang langit-langit kamar ...."Mungkinkah Jhulie bukan jodohku? Apakah aku siap, bercerai dengannya?" Tanpa disadari wajahnya telah banjir oleh air mata.Pria itu tidak tahu, harus bagaimana. Dia tidak menyesal menikahi Jhulie, namun dia sangat heran kenapa sikap istrinya justru jadi berubah sembilan puluh sembilan persen.Padahal dulu di mata Rochman, Jhulie merupakan sosok pendiam dan patuh. Kalau pun wanita itu merasa tidak puas dengan nafkah batin, dia dapat membicarakan baik-baik dengan Rochman, dan bukan mengambil jalan pintas dengan berselingkuh. Terlebih dengan tetangganya sendiri."Gara-gara pindah ke rumah ini, istriku jadi berbuat nekat. Dan ini semua, gara-gara pria brengsek itu," umpat Rochman.****Di tempat lain ....Di sebuah diskotik, Jhulie dan Antonio duduk berhadapan menikmati minuman yang membuat mereka melayang. Antonio menghisap rokok perlahan, dan terus berulang.Apa kamu yakin, akan bercerai dengan
Kini Jhulie sampai di rumah Antonio. Dan tanpa ragu, Jhulie membuka pintu rumah yang rupanya tidak dikunci. Antonio terkesiap, melihat gadis pujaannya datang tiba-tiba.Antonio yang sudah tak dapat lagi menahan hasratnya, pun segera menghampiri Jhulie dan langsung mengecup bibir ranum Jhulie."Sayang, kamu datang kok tidak mengabariku dulu. Suami kamu gimana? Apa dia tidak kepo?" ujar Antonio ramah."Sudah, jangan bahas dia, aku malas dengarnya," tampik Jhulie."Okelah ... aku kangen, sayang," bisik Antonio di telinga Jhulie."Sama, sayang," sahut Jhulie.Mereka berdua pun melakukan adegan panas, namun kali ini sangat panas, dan kali ini Jhulie begitu menikmati permainan Antonio, karena gadis itupun sudah tak dapat menahan hasratnya lagi. Mereka bermain di atas sofa, dengan gaya begitu menantang.Akhirnya permainan selesai, dan kedua insan tersebut terkulai lemas dengan peluh membanjiri seluruh tubuh, hingga akhirnya mereka terlelap dalam tidurnya di atas sofa.Tak lama, Jhulie terban
Rochman pun menyuruh Jhulie turun dari mobilnya, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Jhulie yang masih berdiri di depan klinik. Kesabaran pria itu serasa habis."Silahkan pergi, dan tunggulah surat cerai dariku," gumam Jhulie lirih.Akhirnya Jhulie menyetop taxi yang kebetulan melintas, dan masuk ke dalam. Sampai di depan rumah Antonio, Jhulie turun dan langsung masuk ke dalam tanpa mengucap salam, atau menekan bel rumah. Dan kebetulan pintu rumah tidak dikunci."Aku hamil, Sayang. Dan usia kandungan ku baru satu minggu," kata Jhulie spontan dengan raut wajah memancarkan keceriaan. Kedua bola mata Antonio membulat seketika. "Kamu hamil?" ulangnya.Jhulie mengangguk antusias.Antonio terdiam untuk beberapa saat. Pria itu kembali mengingat sebuah perjanjian dengan ayahnya. Kalau dia segera menikah dan mempunyai keturunan, dia akan mendapatkan seluruh harta kekayaan ayahnya.Antonio selama ini memang tidak bekerja, dia hanya membantu ayahnya menjual saham dari perusahaan ke perusaha
"Aku akan ke pengadilan, dan mengurus surat perceraian kita, tapi tidak dalam waktu dekat ini," tegas Jhulie tanpa menatap ke arah Rochman."Maksud kamu apa?" tanya Rochman menatap heran kepada Jhulie."Kamu tidak paham maksudku?" selidik Jhulie."Lho, bukankah kamu sendiri yang bilang, kalau kamu akan menceraikan ku? Kenapa sekarang lain lagi ucapan mu?"Jhulie pun mengesah, dia menggaruk kepalanya yang tak gatal itu."Benar, aku memang akan menceraikan mu. Tapi semua butuh proses," tegas Jhulie."Apa lagi yang kamu tunggu? Kamu mau bikin aku tambah menderita lebih parah lagi, baru kamu akan mencampakkan ku, begitu?" bantah Rochman sambil berkacak pinggang."Sudah, aku tidak mau berdebat dengan mu, pokoknya aku akan menceraikan kamu, tapi tidak dalam waktu dekat ini. Kalau kamu masih membantah, tahu sendiri akibatnya," umpat Jhulie kemudian berlalu meninggalkan Rochman, wanita itu masuk ke dalam kamar tamu.'Dasar perempuan pengecut. Apa sih yang dia tunggu? Katanya mau menceraikan k